Si Garutu, Tangan Pelindung di Balik Kemegahan Istana Sambaliung

Si Garutu, Tangan Pelindung di Balik Kemegahan Istana Sambaliung
info gambar utama

Keraton Sambaliung atau Istana Sambaliung di Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu bukti sejarah adanya Kesultanan Sambaliung. Tempat ini kini dialihfungsikan sebagai museum yang menyimpan banyak benda sejarah.

Pada masa Sultan Alimuddin terjadi perlawanan yang gigih terhadap Belanda. Dirinya saat itu membentuk persekutuan dengan pejuang Bugis, Sulu, dan Makassar kemudian membangun benteng yang kuat di Batu Putih, Tanjung Mangkalihat.

Keraton Sumenep, Satu-satunya Keraton di Jawa Timur yang Masih Berdiri

Walau perlawanan itu tidak berhasil, perjuangan melawan Belanda masih tetap dilakukan pada masa pemerintahan para raja setelah Sultan Alimudin, dengan dibantu para pejuang Bugis-Sulu.

Riwayat Kesultanan Sambaliung berakhir pada 1960, ketika Indonesia sudah merdeka dan wilayahnya digabungkan dengan Gunung Tabur menjadi Kabupaten Berau. Sultan Sambaliung terakhir, yaitu Muhammad Aminuddin dijadikan bupati pertama daerah itu.

Tangan pelindung istana

Beberapa benda bersejarah dapat disaksikan pengunjung yang datang antara lain tugu prasasti yang terbuat dari kayu ulin bertuliskan huruf Arab-Melayu. Dua buah tugu yang yang ditulis dengan aksara asli suku Bugis yang terletak di halaman depan keraton.

Koleksi lain yang cukup unik adalah adanya buaya sepanjang 4 meter yang telah diawetkan dan dipajang dalam kotak kaca di bagian luar keraton. Keraton ini juga memiliki 4 buah taman, yang ketiga diantaranya berada di bagian depan.

Sejarah Kerajaan Aceh yang Pernah Berdiri di Tanah Serambi Mekkah

Koleksi unik lainnya adalah tangan raksasa yang dipercaya oleh masyarakat sebagai pelindung Istana Sambaliung. Ketika Jepang menduduki wilayah Berau banyak bom yang dijatuhkan ke Istana Sambaliung tetapi tidak sampai meledak di sasaran.

Kerabat kesultanan menceritakan bahwa ada yang menghalangi bom yang dijatuhkan agar tidak mengenai sasaran. Bila tidak bangunan keraton akan luluh lantak. Bahkan ada kesaksian dari pilot yang menyebut ada tangan raksasa memegang bom.

Menutupi bangunan istana

Digambarkan bentuk tangan Si Garutu bisa menutupi bangunan keraton yang sudah besar. Bahkan ada salah satu kerabat keraton yang bisa berkomunikasi dengan alam gaib menyebut ada penghuni dari benda tersebut.

“Mau saya panggilkan,” katanya.

Supaya cerita tersebut tidak hilang dalam ingatan dibuatlah semacam monumen yang ditempatkan di halaman Keraton Sambaliung. Bentuknya diserupakan dengan kejadian yang sering diceritakan oleh masyarakat.

Sekilas tentang 5 Kerajaan Islam Pertama di Indonesia

Gambaran telapak tangan Si Garutu ketika menahan bom yang dijatuhkan dari pesawat. Kemudian bom kedua yang dijatuhkan tetapi ditangkap dan dilempar ke tempat lain dan meledak juga dihalangi.

Monumen ini juga memberikan informasi kepada masyarakat maupun pengunjung bahwa adanya perjuangan dari masyarakat Sambaliung. Sehingga selalu mempertahankan semangat perjuangan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini