Kisah Sultan Pajang yang Melarikan Diri dari Pasukan Gaib Mataram Islam

Kisah Sultan Pajang yang Melarikan Diri dari Pasukan Gaib Mataram Islam
info gambar utama

Mataram Islam dianggap kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Tanah Jawa. Tetapi sebelum Mataram Islam, Tanah Jawa pernah dipimpin oleh Kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya.

Sejatinya Mataram Islam punya hubungan yang baik dengan Pajang. Pasalnya Danang Sutawijaya, pendiri Kerajaan Mataram Islam pernah diangkat sebagai anak oleh Sultan Hadiwijaya.

7 Peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang Tersisa sampai Sekarang

Dirinya bahkan pernah berjasa menaklukan Arya Penangsang, Raja terakhir Demak. Karena jasa tersebut Sultan Hadiwijaya memberikan tanah Mataram kepada Sutawijaya. Hingga kemudian Sutawijaya mendirikan wilayah yang menjadi bagian Kerajaan Pajang.

Tetapi hubungan itu memburuk setelah Sutawijaya menobatkan diri sebagai raja Mataram Islam yang dikenal sebagai Panembahan Senopati. Melihat hal itu Sultan Hadiwijaya memimpin pasukannya untuk menyerang Kerajaan Mataram Islam.

Kabur karena pasukan gaib

Secara keseluruhan pasukan pertempuran Kerajaan Pajang lebih banyak daripada Mataram. Tetapi pasukan Mataram saat itu konon mendapat bantuan makhluk gaib sehingga membuat Pajang kalah.

De Graaf dalam bukunya Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung menjelaskan bagaimana Sultan Hadiwijaya melarikan diri ke Tembayat yang keramat. Tetapi saat itu pintu makam tidak dapat dibuka.

“Ini memberikan firasat kepadanya tentang akan berakhirnya pemerintahannya dan hidupnya,” ucap De Graaf.

Memori Kotagede: Telapak Jejak Ibu Kota Mataram Islam yang Menolak Terpinggirkan

Sultan Hadiwijaya kemudian melanjutkan pelariannya kembali ke Pajang. Namun di perjalanan, raja jatuh dari gajahnya. Raja kemudian melanjutkan perjalanan di atas tandu hingga sampai ke Pajang.

Namun setibanya di sana, penyakit Sultan Hadiwijaya bertambah parah. Panembahan Senopati yang mengikuti iring-iringan pasukan Pajang tetap bertahan di desa sekitar. Dirinya tak sudah menghadap Sultan Pajang, namun juga tak mau pulang ke Mataram.

Menyerahkan kekuasaan

Ketika Sultan Hadiwijaya sampai ke Pajang, diikuti pasukan kecil dari Panembahan Senopati. Sebenarnya Pangeran Benawa, anak Sultan Hadiwijaya ingin mengambil kesempatan untuk menghabisinya, namun dicegah oleh ayahnya.

Pada Serat Kandha, raja yang sakit percaya bahwa Senopati yang mengikutinya dari kejauhan bermaksud baik. Dirinya tidak memarahi putranya itu, tetapi malah mengkambing hitamkan, Adipati Tuban yang menyerang Senopati.

Kandang Menjangan: Tempat Berburu Kijang Para Bangsawan Mataram Islam

Senopati masih terus bertahan dan berkemah pada malam ketiga di makam kakeknya Ki Gede Ngenis di Laweyan. Bahkan sang penguasa Mataram ini bermimpi bahwa Sultan Pajang tidak lama lagi akan meninggal.

Setelah Sultan Hadiwijaya meninggal, Kerajaan Pajang diberikan kepada Pangeran Benawa. Anak Sultan Hadiwijaya ini tidak lama berkuasa, sebelum menyerahkan kekuasannya kepada Panembahan Senopati.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini