Ekowisata, Kawal Pelestarian Alam dan Antisipasi Ekskalasi Perubahan Iklim

Ekowisata, Kawal Pelestarian Alam dan Antisipasi Ekskalasi Perubahan Iklim
info gambar utama

Salam wisata, Kawan! Diskusi mengenai wisata, maka akan terhubung dengan bayangan destinasi nyaman dalam benak. Kenyamanan tersebut dapat bersumber dari keindahan maupun keunikan yang dimiliki. Namun demikian, ada beberapa penyebab yang memaksa terjadinya degradasi destinasi wisata dan lingkungan, baik itu disebabkan pengelolaan yang kurang tepat maupun pengunjung yang lalai.

Melalui talkshow GNFI bertajuk “Good Movement: Aksi Muda Jaga Iklim Lewat Ekowisata”, Andini Regi selaku Conservation & Sustainability Project Coordinator dari Sebumi menyampaikan fakta beberapa bagian kerusakan lingkungan. Kerusakan tersebut antara lain: lebih dari 17% hutan di Indonesia tumbang sebab deforestasi, hal ini menyebabkan ekskalasi suhu dan permukaan laut.

Selain itu, sebanyak 6,8 juta ton sampah plastik mengancam kelestarian lingkungan dan makhluk hidup, serta 122 spesies fauna dan 120 spesies flora di Indonesia telah punah dalam beberapa dekade terakhir.

Andini menegaskan bahwa kekayaan alam Indonesia yang melimpah seharusnya mampu menyejahterakan masyarakatnya. Namun faktanya, masih banyak kemiskinan yaitu dari 25.863 desa yang bermukim di sekitar hutan, 36,7% mereka hidup dalam garis kemiskinan. "Kalau kita berbicara tentang ekowisata, perubahan iklim (dan) kesejahteraan lingkungan ini memiliki korelasi yang sangat kompleks”, ungkap Andini. Dengan demikan, kegiatan ekowisata berpotensi menjadi jalan tengah dari pelestarian alam untik meningkatkan kegiatan sosial ekonomi masyarakat dengan mengikutsertakan stake holder.

Baca juga: Fakta Menakjubkan Anatomi Nyamuk, Si Kecil yang Rumit

Ekowisata dalam kajian pelestarian alam memiliki makna: kegiatan wisata yang diiringi dengan tanggung jawab terhadap pelestarian alam, menjaga keutuhan alam, dan memberi manfaat bagi ekonomi dan masyarakat sekitar. Mengutip dari Dinas Pariwisata NTB, ekowisata ini dilandaskan pada pondasi konservasi (memanfaatkan sekaligus memelihara lingkungan alam). Ekowisata bisa jadi alternatif untuk pelestarian lingkungan dengan paket support gerakan peduli lingkungan, seperti:

Conserving Biodiversity

Conserving Biodiversity bermankan melestarikan keanekaragaman hayati. Elemen ini merupakan kunci dari kegiatan atau aksi dalam upaya menjaga sumber daya dan ekologi (hubungan antara organisme dengan lingkungannya) yang dimiliki Indonesia.

Perlu digarisbwahi bahwa terdapat keterkaitan kuat antara ekologi dengan perubahan iklim ya, Kawan. Misalnya ekosistem hutan yang rusak (gundul) akibat penebangan liar, maka akan meningkatkan potensi pemanasan suhu. Mengapa? Tidak ada tumbuhan yang akan mengubah karbondioksida menjadi oksigen yang bermanfaat bagi makhluk hidup, dan kasus-kasus lain.

Baca juga: Desa-desa Terbersih di Indonesia, Auto Kaget dengan Kebersihannya!

Gerakan ekowisata akan memandu untuk memberdayakan pengelolaan hutan sehingga potensi penebangan liar menjadi minim. Dalam skala ekonomi juga menarik pasar sebab pengelolaan yang baik akan menarik minat banyak pengunjung.

Providing Livelihood

Livelihood
info gambar

Ekowisata mampu menjadi solusi dari pengangguran sebab pengelolaan ekowisata yang baik mampu mengembangkan lapangan pekerjaan bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Misalnya: ekowisata arung jeram sungai A, maka warga sekitar dapat mengusahakan adanya warung makan, tour guide, transportasi, dan lain-lainnya.

Driving Community Development

Merupakan usaha mendorong pengembangan masyarakat. Masyarakat lokal di-support untuk ikut beradaptasi dengan pengelolaan wisata yang dikembangkan dengan prinsip eco-friendly (ramah lingkungan).

Sustainable Practices

Ekowisata mendukung praktik berkelanjutan dari implementasi pola hidup ramah lingkunga bagi para pengelola wisata atau pengunjung, speerti: zero waste journey, mengurangi dampak lingkungan yang negatif dari pola pariwisata yang buruk, dll.

Low Impact Travel

Ekowisata memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk meminimalisir risiko? Mengapa? Sebab pengelolaan destinasi yang ramah lingkungan maka juga akan mempertimbangkan ramah bagi manusi pula.

Baca juga: Fenomena Ubur-ubur Serbu Hutan Mangrove Nguling Pasuruan, Berbahayakah?

Raises Awareness dan Promotes Conservation

Awareness Foto: Pixabay/brenkee
info gambar

Ekowisata memandu dan mengedukasi para pelancong untuk semakin sadar akan pentingnya pelesetarian alam. Pelestarian alam perlu diseriusi sebab sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim. Dengan demikian, para pengunjung lebih patuh dengan etika menjaga lingkungan. Lebih jauh, kesadaran ini akan menjadi habit mereka hingga mereka mau mempromosikan teknis berwisata yang eco-friendly kepada orang lain.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini