Museum MACAN Akan Pamerkan Instalasi Besar Karya Isabel & Alfredo Aquilizan

Museum MACAN Akan Pamerkan Instalasi Besar Karya Isabel & Alfredo Aquilizan
info gambar utama

Museum MACAN mempersembahkan sebuah pameran survei besar oleh Isabel dan Alfredo Aquilizan. Seniman ini menampilkan instalasi berskala besar, patung, dan seni gambar yang telah dibuat lebih dari 20 tahun praktik kolaboratif dari pasangan perupa ini.

Pameran yang mengusung tema ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ ini menjadi ajang kontribusi mereka ke dunia seni Indonesia. Aaron Seeto, Direktur, Museum MACAN, mengatakan Indonesia jadi bagian penting bagi dua seniman ini.

“Indonesia secara khusus memiliki peranan yang penting bagi Isabel dan Alfredo Aquilizan. Mereka telah membangun relasi yang kuat dengan beragam perupa dan skena artistik di Yogyakarta selama bertahun-tahun. Kami bangga dapat menyelenggarakan pameran besar dari karya-karya mereka dan membagikannya kepada publik di Indonesia,” ucapnya.

Ketika Kertas Karbon Masuk ke Ruang Kreasi Seni

Dirinya juga sangat bangga mengkomisikan karya baru dari seri Belok Kiri Jalan Terus, yaitu sebuah sayap pesawat berukuran asli, yang terdiri dari 92 sangkar burung yang disusun layaknya sebuah puzzle.

“Ide dari karya ini muncul dari para seniman saat berkunjung ke Yogyakarta, dan kami sangat senang dapat mewujudkannya." jelasnya.

Seni dari pengalaman bekerja

Isabel dan Alfredo Aquilizan adalah pasangan suami istri dan juga rekanan artistik. Pasangan ini telah memamerkan karyanya secara luas di sejumlah pameran besar dan biennial di seluruh duni

Mereka dikenal lewat perspektif unik yang kerap kali berkisar pada lingkungan rumah dan
keluarga, menggabungkan material-material yang mudah ditemukan sehari-hari ke dalam karya yang dibuat.

“Menemukan cara di mana identitas dan sejarah terbentuk melalui perjalanan dan migrasi,” papar Aaron.

Pameran "Sekarang Seterusnya" di Museum MACAN Tampilkan Pemaknaan Kondisi Pandemi

Isabel dan Alfredo Aquilizan, menyatakan kebahagiaan dapat membagikan
karya-karya dari 20 tahun praktik kolaboratifnya di Museum MACAN, Jakarta. Mereka menyebut terinspirasi dari pengalaman bekerja di berbagai tempat.

Mereka menyebut pengalamannya bekerja ini telah menjadi bagian sejarah, bahkan menjadi
sumber inspirasi serta pengaruh penting dalam pengembangan praktik kesenian mereka sebagai perupa.

“Karena ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ adalah tentang keterlibatan, kami sangat ingin melihat makna dari setiap karya berkembang dan bertambah melalui pengalaman pengunjung yang datang dan berinteraksi dengan karya yang dipamerkan,” jelasnya.

Mengenal karya

Pasangan perupa Isabel dan Alfredo Aquilizan mulai aktif berkarya di Filipina pada akhir tahun 1990an dan 2000an, sebuah periode di mana minat terhadap seni rupa dan praktik kontemporer di Asia Tenggara tengah berkembang.

‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ menampilkan karya berskala besar, ekspansif, dan interaktif yang menggelitik rasa ingin tahu pengunjung. Karya Isabel dan Alfredo Aquilizan menggunakan ragam material yang sederhana dan mudah ditemukan seperti kardus, sandal jepit, sikat gigi, dan selimut.

Benda-benda yang sarat akan aktivitas masyarakat—juga yang kerap digunakan ketika bepergian—menjadi simbol dari pergerakan manusia sekaligus perpindahan. Bagi mereka, material-material ini merupakan medium sederhana yang dapat membangkitkan ide-ide mengenai identitas individu, sejarah, perjalanan, dan migrasi.

Banyak karya dalam pameran ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ yang dibuat dengan
tangan—baik melalui proses lokakarya atau dikerjakan dengan bantuan tangan para artisan.
Sebagai contoh, pisau pada karya Belok Kiri Jalan Terus (2017–2018) dibuat oleh pandai besi di Yogyakarta dan Filipina; juga pada kain piña di karya See/Through (Series 1) (2019–2023).

Museum Macan Tampilkan The Lost Jungle untuk Ruang Seni Anak Kenali Alam

Kain piña adalah kain yang ditenun dari serat daun nanas. Nanas sendiri diperkenalkan oleh bangsa Spanyol selama masa pendudukannya di Filipina dan kemudian ditanam di seluruh penjuru Asia Tenggara dan Asia Pasifik.

Piña juga secara langsung berkaitan dengan penjajahan, pendirian sistem tuan tanah dan buruh yang menciptakan perbudakan di antara isu-isu agraria lainnya. Karya ini mengilustrasikan komitmen mendalam sang perupa terhadap karya, sejarah, dan keilmuan yang dapat ditemukan di tangan para artisan, dan merefleksikan sejarah dari penaklukan, kolonisasi, kerja paksa, serta perbudakan manusia.

Museum MACAN juga akan mengkomisi sebuah karya baru oleh Isabel dan Alfredo Aquilizan; sebuah sayap pesawat berskala nyata yang terbuat dari 92 sangkar burung yang disusun seperti puzzle.

Pameran ‘Somewhere, Elsewhere, Nowhere’ akan berlangsung dari 24 Juni hingga 8 Oktober 2023. Tiket tersedia di www.museummacan.org/tickets dan melalui mitra tiket museum: GoTix, Tiket.com, dan Traveloka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini