Mengenal Rumah Adat Karo, Siwaluh Jabu

Mengenal Rumah Adat Karo, Siwaluh Jabu
info gambar utama

Apakah Kawan tahu tentang Siwaluh Jabu? Istilah tersebut memang sangat membudaya bagi masyarakat di provinsi Sumatera Utara. Yap, istilah ini disematkan kepada rumah adat bagi suku Karo. Lalu, seperti apa Siwaluh Jabu?

Asal-usul Kata Siwaluh Jabu

Dilansir dari pariwisataindonesia.id, Siwaluh Jabu merupakan istilah yang berasal dari bahasa Karo, yakni waluh yang berarti delapan dan jabu berarti rumah. Jadi, bisa Kawan simpulkan bahwa Siwaluh Jabu merupakan rumah yang memiliki delapan ruangan dan dapat ditinggali oleh delapan keluarga.

Pada awalnya, Siwaluh Jabu merupakan rumah tradisional milik masyarakat Karo. Tentunya masyarakat di sana memikirkan material kuat untuk membangun fondasi rumahnya. Untuk itu, ada beberapa jenis dari Siwaluh Jabu.

​Kuliner Indonesia dan Lagu Betawi Meriahkan Festival Budaya di Finlandia

Jenis-jenis Siwaluh Jabu

Siwaluh Jabu
info gambar

Menurut laman resmi wikipedia.org, Siwaluh Jabu terbagi ke beberapa dasar, seperti atap dan dindingnya. Jika berdasarkan atap, maka Siwaluh Jabu memiliki 2 jenis, yakni:

  • Rumah Sianjung-anjung: Rumah khas ini merupakan rumah yang memiliki empat atau lebih tanduk. Hal ini juga menyiratkan bahwa terdapat satu atau dua tingkat dan diberi tanduk.
  • Rumah Mecu: Bentuknya yang sederhana dan memiliki sepasang tanduk, serta bermuka dua.

Lalu, Siwaluh Jabu yang berdasarkan dindingnya sebagai berikut.

  • Rumah Sangka Manuk: rumah yang dikreasikan dengan dinding yang dibuat dari balok tindih-menindih.
  • Rumah Sendi: Tiang rumah dibuat berdiri dari satu sama lain sehingga terhubung dengan balok-balok.

Diketahui, rumah adat Karo biasanya berdasarkan arah kenjahe (hilir) dan kenjulu (hulu) sesuai aliran air pada suatu kampung. Tentunya hal ini strategis karena masyarakat tradisional bergantung pada lokasi sungai atau aliran air di suatu daerah.

Bentuk Rumah Siwaluh Jabu

Diketahui, Siwaluh Jabu sebenarnya mencerminkan budaya masyarakat Karo. Dilansir dari koropak.co.id, Siwaluh Jabu memiliki bentuk yang unik dan megah. Hal ini dikarenakan Siwaluh Jabu dibuat tanpa menggunakan teknologi modern, bahkan tanpa paku yang menancap di setiap dinding.

Ditambah, dinding rumah yang dibuat tegak lurus dengan kemiringan sekitar 120 derajat. Padahal, teknologi pengukuran belum populer di zaman tradisional, ya. Namun, masyarakat dulu sangat pintar dalam membangun fondasi rumahnya.

Selain itu, kemegahan dalam rumah adat Karo ini bisa dilihat dari dimensi rumah. Yap, Siwaluh Jabu dibangun dengan panjang sekitar 17 meter dan lebar 12 meter, serta tinggi sekitar 12 meter. Setiap fondasi dibangun dengan tiang kayu yang berdiri di atas umpak batu.

Umpak batu tersebut diberi ijuk agar kayu tetap kering. Selain itu, ijuk juga berguna bagi pencegahan hewan melata masuk ke rumah, seperti ular. Selain itu, kemegahan lain terlihat dari anyaman bambu sebagai hiasan atap sekaligus simbol kesatuan hidup masyarakat Karo.

Hiasan itu biasa dikenal oleh masyarakat Karo sebagai ayo. Sedangkan, atap berbentuk segitiga yang biasa menjadi tempat diletakkan ayo adalah lambe-lambe.

Cokelat Sulamina, Cokelat Khas Maluku Utara yang Nikmatnya sampai ke Inggris

Kekurangan Rumah Adat Karo

Meskipun memiliki kesan tradisional dan megah, Siwaluh Jabu juga memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan itu adalah perbaikan yang mahal. Hal ini dibangun dengan teknik khusus dan material yang semakin mahal harganya.

Ditambah, faktor usia bangunan juga memengaruhi ketahanan pada rumah ini. Selain itu, tahap pembangunan pada Siwaluh Jabu terbilang relatif sulit. Diketahui, ada beberapa tahap pembangunannya, yakni padi-padiken tapak rumah, ngempak, ngerintak kayu, pebelit-belitkan, mahat, ngampeken tekang, ngampeken ayo, dan memasang tanduk.

Itulah beberapa informasi seputar rumah adat Karo, Siwaluh Jabu. Pastinya Kawan tertarik untuk mengunjunginya, kan?

Referensi: id.wikipedia.org | pariwisataindonesia.id | koropak.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini