Lintasan Waktu Tata Kota Bogor dan Mimpi Bung Karno yang Gagal Terwujud

Lintasan Waktu Tata Kota Bogor dan Mimpi Bung Karno yang Gagal Terwujud
info gambar utama

Kota Bogor terus berbenah cepat terutama menyiasati pesatnya pertumbuhan penduduk. Sejak 1905, pengelolaan Bogor telah dipisah secara administratif dari Batavia. Wilayah itu secara otonom dinamakan Stadsgemeente Buitenzorg.

Sempat dikuasai Jepang tahun 1942-1945, Stadsgemeente Buitenzorg menjadi Bogor Syuu. Ini pertama kali kata Bogor muncu. Saat itu, Kota Bogor juga masih termasuk wilayah Kabupaten Bogor.

Berjalannya waktu, status dan luas kota ini terus berubah. Hingga tahun 1974, Bogor kemudian resmi menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974.

Transjakarta Targetkan Uji Coba Penyambungan Rute Jakarta-Bogor Mulai Juli 2023

Luas wilayahnya resmi menjadi 11.850 hektare (118,5 km persegi) dari 2.156 hektare (21,5 km persegi) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1995 tentang perubahan batas wilayah Kota Bogor.

“Ada yang dulu disebut Kampung Bogor atau Kampung Baru, lokasinya sekarang kira-kira di Taman Mexico di Kebun Raya Bogor. Di situ seperti titik awal untuk masuk ke atas (Gunung Salak) masa Padjajaran,” kata Taufik Hassunna, budayawan dan pengamat sejarah Bogor yang dimuat Kompas.

Mimpi Soekarno

Istana Bogor/Flickr
info gambar

Taufik mengungkapkan sebenarnya Soekarno yang tinggal di Kota Bogor pernah ingin merencanakan pengembangan kota. Pengembangannya antara lain untuk permukiman para diplomat, kelas atas, kelas menengah, kelas bawah, dan pegawai pemerintahan.

“Peta (rencana pengembangan wilayah) itu dulu terpasang di kantor walikota, lalu sempat juga saya lihat lagi di bagian arsip sebelum pindah ke kantor baru sekarang. Mudah-mudahan nanti bisa ditemukan,” paparnya.

Bernilai Sejarah, Kedutaan Besar Inggris Rayakan HUT Raja Charles III di Kebun Raya Bogor

Dirinya menyebut rencana pembangunan ini akan dipimpin oleh Walikota Achmad Sham (1965-1979). Tetapi tumbangnya Bung Karno, membuat rencana pembangunan Kota Bogor menjadi kota pemerintahan tidak ada kabarnya lagi,” katanya.

Pemukiman modern baru dibangun pada zaman Orde Baru setelah ada Tol Jagorawi awal 1980 an. Salah satunya perumahan Vila Duta di Baranangsiang. Lokasi ini oleh Bung Karno direncanakan sebagai perumahan bagi diplomat asing.

Masih bisa dilihat

Kota Bogor/Flickr/Vicky Ming Alditara
info gambar

Beberapa rumah asli yang dibangun kala itu masih bisa dilihat di Jalan Tunjung Biru. Bangunan di cat nuansa coklat dan marun. Rumah juga dilengkapi garasi mobil dengan rolling door aluminium.

“Dulu ini perumahan paling mewah. Perumahan yang pertama kabel-kabel telepon dan listrik ditanam di dalam tanah dan dibangun sebagai klaster yang pintu masuk keluar ke kawasan hanya satu gerbang,” kata Enny Anggraeni, tenaga pemasaran Villa Duta.

Selain itu, juga ada rumah murah di kawasan Perumnas Bantar Kemang. Kawasan ini awalnya panas saat baru dibangun karena ada banyak lahan yang dibuka. Sementara di belakang perumahan masih berupa sawah dan kolam.

Kisah Raden Saleh yang Mencintai Bogor dengan Abadi

Atin, salah satu warga Perumnas Bantar Kemang, menceritakan murahnya cicilan untuk rumah yang dibelinya kala itu. Saat itu, suaminya hanya membayar Rp17.500 per bulan selama 25 tahun.

“Tapi, saya lupa berapa uang mukanya karena almarhum suami yang bayar. Suami yang pegawai negeri,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini