4 Alasan Industri Manufaktur Indonesia Tidak Boleh Dianggap Remeh

4 Alasan Industri Manufaktur Indonesia Tidak Boleh Dianggap Remeh
info gambar utama

Apakah Kawan ingin tahu alasan dari industri manufaktur Indonesia yang tidak bisa dianggap remeh? Kita tahu bahwa industri manufaktur terbesar di dunia adalah China dan India. Hal ini terjadi karena dua negara tersebut memiliki sumber daya alam dan manusia yang banyak. Tidak heran kalau banyak negara maju yang mau berinvestasi besar-besaran terhadap dua negera ini.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Yap, Indonesia dengan total penduduk terbanyak di dunia juga tidak mau kalah. Kawan tahu bahwa sudah banyak pabrik baik nasional maupun internasional yang berdiri di tanah air tercinta.

Dengan sumber daya alam dan manusia yang banyak, Indonesia juga mampu bersaing dengan industri manufaktur yang ada di luar negeri. Lalu, apa saja alasan kita harus meyakini bahwa industri manufaktur Indonesia tidak boleh dianggap remeh?

Alasan Manufaktur Indonesia Hebat

1. Mampu Menyetabilkan Perekonomian Nasional

Stabil Ekonomi
info gambar

Dilansir dari unair.ac.id, stabilnya perekonomian Indonesia karena dipengaruhi dari pertumbuhan industri nasional sebesar 4,3% pada 2021. Ditambah, industri manufaktur memberikan pengaruh besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2021, yakni 7,07%.

Padahal, kala itu, Indonesia masih dilanda pandemi dan mengharuskan pekerjanya untuk WFH. Meskipun begitu, Indonesia masih bisa mencatat nilai ekspor sebesar USD 139,23 milliar sepanjang Januari-Agustus 2022. Tentunya angka yang bagus untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

2. Banyaknya Berdiri Perusahaan Manufaktur

Kredibilitas investor luar negeri sepertinya tinggi terhadap industri manufaktur di Indonesia. Mengapa bisa? Yap, Pada 2022, terdapat sekitar 29 ribu perusahaan manufaktur yang berdiri di Indonesia baik skala menengah dan besar.

Tentunya, Kawan bisa melihat berdiri perusahaan-perusahaan besar baik nasional dan internasional. Contohnya, Hyundai, Toyota, Honda, Yamaha, Suzuki, Samsung, dan lain-lain. Tentunya hal ini menjadi potensi bagi Indonesia untuk berkolaborasi dengan negara-negara lainnya.

Baca juga: Sektor Manufaktur Indonesia Terus Ekspansi, Pelaku Industri Optimistis

3. Kontribusi Terbesar Bagi Penyerapan Tenaga Kerja

Yap, hal ini dilansir dari finance.detik.com, industri manufaktur Indonesia bisa menjadi potensi besar untuk menyerap banyak tenaga kerja secara nasional. Bahkan, Ketua DPD RI Aa LaNyalla Mahmud Mattalitti mendukung hal itu.

"Potensi Indonesia menumbuhkan dunia industri pengolahan masih terbuka lebar. Karena kita memiliki sumber daya alam yang sangat besar. Ditunjang dengan nilai investasi yang terus tumbuh, maka potensi itu harus dapat kita wujudkan," jelas LaNyalla dalam keterangan tertulis yang dilansir dari finance.detik.com.

Kawan mungkin bisa melihat bahwa banyak buruh yang diserap oleh pabrik pengolahan di Indonesia. Tentunya menjadi berita bagus untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Ditambah, seiring perkembangan pendirian industri manufaktur di Indonesia, akan menambah lebih banyak tenaga kerja skala nasional.

4. Prospek yang Bagus untuk Menuju Negara Maju

Dengan melihat pertumbuhan industri manufaktur Indonesia yang semakin stabil, Kawan bisa melihat bahwa bidang ekonomi ini bisa menjadi prospek tinggi bagi kemajuan negara. Ditambah, kebijakan industrialisasi oleh pemerintah agar barang mentah harus diolah menjadi setengah jadi atau jadi di Indonesia.

Diketahui, Menteri Perindustrian atau Menperin RI Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan bahwa industri manufaktur menyumbang kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia, yakni 17,34 persen. Ditambah, Indonesia sempat menjadi terbesar di ASEAN pada April dan Mei 2021. Keren sekali!

Baca juga: Meningkat 52 Persen, Investasi Sektor Manufaktur Tembus Rp497,7 Triliun

Itulah beberapa alasan industri manufaktur Indonesia tidak boleh dianggap remeh. Meskipun begitu, industri manufaktur tidak terus mendapat pujian. Seringkali industri manufaktur juga memiliki ragam isu, seperti keterbatasan bahan baku, upah buruh yang dikit, teknologi yang kurang memadai dan canggih, dan limbah industri yang mencemari lingkungan. Tentunya, permasalahan ini dapat diselesaikan dengan kolaborasi antara pihak pemerintah, masyarakat, dan swasta.

Referensi: unpad.ac.id | finance.detik.com | unair.ac.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini