Kisah Dara Puspita, Band Perempuan Indonesia saat Lakukan Tur Eropa

Kisah Dara Puspita, Band Perempuan Indonesia saat Lakukan Tur Eropa
info gambar utama

Hampir tak mungkin membicarakan musik Indonesia tanpa membicarakan nama Dara Puspita, band perempuan generasi pertama di Indonesia. Pada eranya, penjualan album Dara Puspita selalu laris aksi panggungnya tak pernah sepi.

Grup yang beranggotakan Lies AR (gitar/vokal), Titiek AR (gitar/vokal), Titiek Hamzah (bass/vokal) dan Susy Nader (drum) ini pertama kali dibentuk pada tahun 1964 di Surabaya, Jawa Timur.

Deretan Band Cadas Indonesia yang Pernah Tampil di Pentas Internasional (Bagian II)

Dara Puspita kemudian populer di Tanah Air pada era 1960 hingga 1970 an. Walau pada awal kemunculannya, Dara Puspita tak lepas dari zaman Orde Lama yang melarang musik barat yang disebut ngak ngik ngok.

“Dara Puspita adalah band rock & roll terbaik yang pernah dilahirkan Indonesia,” tulis Steven Farram, dosen sejarah dari Charles Darwin University yang dinukil dari Kamar Musik.

Tur Eropa

Dara Puspita/Flickr
info gambar

Sukses mengeluarkan empat album rekaman dan rata-rata laris terjual, membuat nama Dara Puspita segera menjadi rebutan promotor. Nyaris tidak ada pertunjukan yang sepi jika sudah melibatkan keempat perempuan tersebut.

Karena itu Pada Juli 1968, band yang namanya tengah menjulang itu menerima tawaran keliling Eropa selama satu tahun penuh. Pengundangnya tak lain adalah Wilhelm Buitz Production, sebuah impresario yang bermarkas di Baldham, Jerman.

Bicara Tren dan Bisnis Kaus Band, Dedi Soewondo: Kedepannya Akan Terus Berkembang

Sejak penandatangan kontrak, Dara Puspita mulai mengurangi frekuensi pertunjukannya dan terutama menutup rapat-rapat rencana keberangkatan ini dari publik. Hingga menjelang Agustus 1968 muncul pemberitaan yang menyebut Dara Puspita tur Eropa.

“Bukan cuma penggemar beratnya yang dibuat ternganga, tetapi juga kalangan pemusik. Pada saat itu pemusik yang tampil di luar kandang masih terhitung dengan jari, di antaranya yaitu The Peels, AKA dan The Rollies,” tulis Denny MR dalam Dara Puspita Raksasa Musik Indonesia yang terlupakan.

Tur di Benua Biru

Dara Puspita
info gambar

Dara Puspita pertama kali tiba di Teheran dan mendapat kesempatan menghibur keluarga Syah Reza Pahlevi. Orang nomor satu Iran itu disebut sangat menyukai salah satu playlist Dara Puspita yakni Burung Kakak Tua.

Setelahnya Dara Puspita menuju Eropa, kunjungan pertama mereka adalah Jerman dan Belgia. Namun pada kunjungan ini mereka menghadapi permasalahan, mulai iklim hingga manajemen band sehingga Dara Puspita perlu bekerja sendiri.

“Tidak ada lagi tim yang mengurus segala tetek bengek keperluan manggung maupun latihan. Titiek AR, Titiek Hamzah, Lies AR dan Susy Nander memasang dan membongkar peralatan panggung, dan itu harus dilakukan dengan serba cepat,” jelasnya.

Keren! 5 Grup Musik Asal Indonesia Suarakan Isu Lingkungan Lewat Lagunya

Walau dihadapi kesulitan, berbanding lurus dengan pencapaian pertunjukan yang rata-rata menuai sukses. Dara Puspita lantas tur lagi, tetapi kali ini kunjungannya adalah Inggris yang membuat mereka dikenal sebagai The Beatles from Indonesia.

“Dara Puspita atau di sana itu (mereka sebut) Flower Girls. Kami main di Liverpool, (waktu itu kami dielukan) welcome back home, The Beatles from Indonesia. Kami nyanyi lagu-lagu The Beatles. Katanya, kami menyanyi lagu-lagu The Beatles lebih bagus daripada Paul McCartney,” kelakar Titiek yang dimuat Medcom.

Setelah tiga setengah tahun mengharu biru di Eropa. Pada 3 Desember 1971, Dara Puspita mendarat di Bandara Kemayoran International Airport. Setelah pulang ke Indonesia, Dara Puspita menjelma jadi band raksasa yang selalu ditunggu penonton.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini