Yuk, Kurangi Sampahmu dengan 5 Gaya Hidup Baru Ini!

Yuk, Kurangi Sampahmu dengan 5 Gaya Hidup Baru Ini!
info gambar utama

Sampah adalah masalah yang kronis baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), Indonesia memproduksi 22 juta ton sampah pada 2022. Sebagian besar sampah tersebut berasal dari rumah tangga.

Tentu sekarang bumi sedang darurat sampah, dan manusialah yang menyebabkan bumi menanggung beban yang terus merusak dirinya itu.

Oleh karena itu, sudah saatnya Kawan menerapkan gaya hidup bebas sampah (zero waste lifestyle) untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan sampah yang dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dilansir oleh Kejarmimpi.id, gaya hidup bebas sampah memiliki prinsip 5R, yaitu Refuse (Menolak), Reduce (Mengurangi), Reuse (Memakai kembali), Recycle (Mendaur ulang), dan Rot (Membusukkan).

Dengan berpedoman kepada 5R, gaya hidup bebas sampah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, bagaimana sebenarnya gaya hidup bebas sampah itu, yuk, simak lima gaya hidup baru yang Kawan bisa terapkan.

1. Berhenti Memakai Barang Sekali Pakai

Kebiasaan buruk yang sudah dibangun selama ini adalah memakai barang sekali pakai, seperti produk-produk plastik sekali pakai yang berperan besar dalam mengotori lingkungan.

Menumpuknya sampah plastik yang semakin meninggi ini disebabkan oleh sifat plastik yang membutuhkan waktu 10-1.000 tahun untuk benar-benar dapat terurai. Karenanya, mengurangi bahkan meninggalkan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari perlu dilakukan.

Beberapa cara mengurangi penggunaan plastik paling populer yang dapat diterapkan sehari-hari adalah dengan mengganti tas plastik dengan totebag; memakai sedotan besi; membawa minum dengan botol yang bisa dipakai berkali-kali daripada air mineral kemasan; melakukan isi ulang sampo, sabun, atau parfum di toko penyedia layanan isi ulang daripada membeli yang baru; dan lain sebagainya.

Baca juga: Memanfaatkan Kekuatan Sampah Menjadi Energi: Dari Sampah Menjadi Harta Karun

2. Memilah-Milah Sampah

Sampah yang tercampur akan sulit untuk diolah karena masing-masing sampah memiliki cara pengolahannya masing-masing. Sampah organik yang mudah membusuk dan terurai dapat diolah jadi pupuk. Sementara itu, sampah anorganik dapat di daur ulang menjadi barang baru dan sampah residu yang sulit didaur ulang.

Dengan melakukan pemilahan sampah, sampah-sampah dapat dimanfaatkan kembali dengan maksimal seusuai potensinya masing-masing. Tidak hanya itu, sampah yang sudah dipilah juga memudahkan pihak pengangkut sampah untuk memanfaatkan kembali sampah agar tidak berakhir begitu saja di TPA yang semakin overcapacity.

Baca juga: Asa Melawan Sampah di Desa Panggungharjo

3. Mendaur Ulang Sampah Anorganik

Mendaur ulang sampah berarti tidak membiarkan ada satupun sampah yang terbuang sia-sia. Apalagi sampah-sampah anorganik yang lama terurai dan rawan mengotori lingkungan jika tidak dikontrol pembuangannya. Dengan begitu, barang-barang yang sudah tidak terpakai dapat didaur ulang agar kembali memiliki fungsi yang tentu bermanfaat untuk keperluan sehari-hari.

Botol-botol air mineral yang sudah dibuang dapat dimanfaatkan kembali sebagai pot tanaman hidroponik. Selain itu, botol-botol kemasan plastik itu juga dapat dibuat menjadi eco-brick. Eco-brick adalah botol-botol plastik yang diisi dengan sampah-sampah plastik lainnya sampai padat dan keras seperti batu bata. Eco-brick memiliki banyak manfaat, dari untuk membuat kursi, meja, hiasan, bahkan bangunan.

Selain dengan eco-brick, sampah berbahan dasar kayu juga dapat didaur ulang menjadi perabotan baru. Misalnya, daun jendela atau pintu yang sudah tidak terpakai dapat didaur ulang menjadi meja.

Selain beberapa contoh tersebut, masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendaur ulang sampah agar sampah semakin berkurang setiap harinya.

Baca juga: Chonaikai Jepang, Spirit Kesadaran Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

4. Mengolah Kembali Sampah Organik

Sampah organik berasal dari sumber-sumber nabati maupun hayati. Karena itu, sampah organik mudah membusuk dan terurai dengan cepat. Daripada dibuang begitu saja ke TPA karena dianggap menjijikkan, sampah organik ternyata memiliki beragam manfaat.

Sampah organik sangat tokcer jika dipakai untuk membuat pupuk kompos. Hanya dengan mengubur sisa-sisa buah atau sayuran, selama dua minggu sampai satu bulan, sampah organik sudah berubah menjadi pupuk. Pupuk kompos memiliki banyak manfaat, terutama dalam menyuburkan tanaman.

Selain itu, sisa buah maupun sayur juga dapat dimanfaatkan menjadi eco enzym. Eco enzym adalah hasil fermentasi sisa buah atau sayur yang bermanfaat untuk kesehatan, keberishan, sampai kecantikan.

Eco enzym dibuat dengan merendam sisa buah atau sayur yang sudah dipotong kecil-kecil dengan molase, yaitu produk sampingan pabrik gula yang mengandung gula dan zat asam. Buah atau sayur yang sudah terendam dengan molase ditutup dengan rapat di bak dan didiamkan selama tiga bulan agar proses fermentasi berhasil.

Buah dan sayur yang terfermentasi menjadi eco enzym yang siap dipanen dengan cara menyaring cairan eco enzym dari sisa ampas buah atau sayur. Eco enzym dapat dipakai dengan cara menyemprotkannya ke tubuh. Sementara itu, ampas sisa buah atau sayurnya dapat diubah menjadi pupuk kompos.

Selain menjadikan pupuk kompos dan eco enzym, sampah organik dapat dimanfaatkan kembali dalam banyak cara yang dapat dieksplorasi.

5. Memaksimalkan Pemakaian Barang

Jangan cepat-cepat membuang barang karena bosan atau terlihat sedikit usang. Alih-alih demikian, barang dapat dimaksimalkan pemakaiannya agar tidak banyak barang yang lekas terbuang menjadi sampah.

Misalnya, dengan melakukan mix and match pada pakaian yang sudah ada. Daripada membeli lebih banyak pakaian, lebih baik melakukan kombinasi yang berbeda-beda dengan pakaian yang sudah dimiliki di rumah. Selain mengurangi sampah, memaksimalkan penggunaan barang juga berperan dalam menghemat pengeluaran sehari-hari agar tidak cepat habis.

Baca juga: Inovasi Mahasiswa UI Menggunakan Bahan Dasar Sampah Organik

Referensi:

  • https://waste4change.com/blog/sampah-residu/
  • https://indonesiabaik.id/infografis/berapa-lama-sampah-plastik-bisa-terurai#:~:text=Barang%2Dbarang%20plastik%20dapat%20terurai,sampah%20yang%20paling%20lama%20terurai.
  • https://kejarmimpi.id/zero-waste-lifestyle-menantang-kamu-untuk-menerapkan-gaya-hidup-bebas-sampah-bisa.html#:~:text=Zero%20waste%20atau%20bebas%20sampah,sumber%20daya%20dan%20melestarikan%20alam.
  • https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/
  • https://cimahikota.go.id/index.php/artikel/detail/916-membuat-kompos,-bagaimana-caranya#:~:text=Waktu%20yang%20dibutuhkan%20untuk%20membuat%20kompos%20adalah%20dua%20minggu%20hingga%20satu%20bulan.&text=Bahan%20kering%20adalah%20bahan%20yang,%2C%20jerami%2C%20dan%20batang%20sayuran.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LG
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini