Cerita Kesakralan Pemakaman Batu Ampar sebagai Jejak Dakwah Islam di Madura

Cerita Kesakralan Pemakaman Batu Ampar sebagai Jejak Dakwah Islam di Madura
info gambar utama

Pulau Madura telah terkenal sebagai daerah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Salah satu jejak penyebaran dakwah Islam terdapat di daerah Kabupaten Pamekasan, yaitu di Pesarean Batu Ampar.

Lokasi makam itu berada di Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo. Tepatnya di wilayah yang jaraknya 15 kilometer (km) dari pusat Kota Pamekasan atau sekitar setengah jam perjalanan darat dengan kendaraan dari pusat kota.

Upacara Nyadar, Cara Orang Madura Menghormati Sosok Penemu Garam

Dinukil dari Okezone, Batu Ampar sendiri berasal dari bahasa Madura yaitu bato atau batu dan ampar yang memiliki arti berserakan, namun teratur seperti halnya permadani yang dihamparkan.

Di kompleks ini mempunyai 6 makam aulia atau wali Allah yang dalam bahasa Madura disebut bujuk. Meraka adalah makam Syekh Abdul Manan, Syekh Basyaniyah, Syekh Abu Syamsudin, Syekh Husen, Syekh Moh Romli, dan Syekh Darmanhuri.

Ulama Madura

Dimuat dari Lentara Hidup, asal usul Baju Batuampar Pamekasan berawal dari kisah seorang ulama di Bangkalan, Madura yang bernama Sayyid Husein. Dipercaya pengikut dari Sayyid Husein sangat banyak.

Dipercaya sosok Sayyid Husein ini memiliki kealiman dan karomah walau ada juga yang melontarkan fitnah kepadanya. Disebutkan orang itu iri dan benci kepada Sayyid Husein sehingga menuduhnya akan menggulingkan Raja Bangkalan.

Keterkaitan Sumenep dengan Majapahit yang Jadi Daya Tarik Wisata

Karena termakan fitnah, Raja Bangkalan memerintahkan Panglima Perang untuk menyerang Sayyid Husein. Sesampainya di tempat tinggal Sayyid Husein, panglima itu lantas membunuh ulama tersebut.

Karena peristiwa menakutkan itu, Abdul Manan putra Sayyid Husein melarikan diri hingga ke daerah Desa Pangbatok. Di tempat ini dirinya tetap berdakwah hingga wafat dan tempatnya disebut Buju Kosambi.

Tak pernah sepi

Di Pesarean Batu Ampar ini tak pernah sepi dari para pengunjung atau peziarah yang hadir. Mereka biasanya akan melantunkan Alquran selama 24 jam untuk para ulama yang telah menyebarkan agama Islam.

Para peziarah datang silih berganti dari setiap wilayah di Pulau Madura. Dalam setiap harinya, setidaknya ada 500 orang yang datang berziarah. Ini diketahui karena sebelum memasuki area Pesarean para tamu wajib lapor.

Batik Madura, Keindahan Motif yang Menandai Kerinduan Istri Pelaut

Bahkan pada Minggu 2 April 2023, pesarean ini didatangi oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Dirinya melakukan ziarah sembari membagikan sembako kepada sejumlah warga.

“Pembagian zakat produktif ini merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai pihak. Mulai dari BUMD, Baznas, hingga instansi swasta,” ujar Khofifah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini