Mengusung konsep “Back to Nature”, Bring Rahardjo Dibuka Kembali

Mengusung konsep “Back to Nature”, Bring Rahardjo Dibuka Kembali
info gambar utama

Kota Batu menawarkan berbagai wisata yang menarik bagi wisatawan. Namun, tidak hanya kota wisata, Batu juga memiliki banyak wisata kuliner yang wajib untuk di kunjungi ketika datang ke Batu. Bring Rahardjo menjadi salah satu wisata kuliner yang wajib di kunjungi.

Bring Rahardjo merupakan wisata kuliner tradisional yang menawarkan nuansa tradisional di bawah pohon bambu, juga dengan bangunan atau lapak yang di bangun dari bambu, semakin menambah suasana alami dan tradisional dari Bring Rahardjo sendiri. Wisata Kuliner Tradisional Bring Raharjo yang hanya buka di hari Minggu saja ini, tidak hanya menawarkan kuliner saja, tetapi juga hiburan dan edukasi.

Sebelum sempat rehat selama enam bulan ini, Wisata Kuliner Tradisional Bring Raharjo sering digunakan untuk agenda pertemuan Lembaga Desa, Kegiatan Edukasi dari anak – anak TK sekitar Junrejo, tak jarang juga terdapat kegiatan melukis bersama pakar Lukis dari Batu; Agoes D’Soe.

Minggu 16 Juli 2023 kemarin Bring Rahardjo kembali dibuka untuk menerima kunjungan dari masyarakat, setelah setengah tahun sempat tutup. Dalam pembukaan kembali Bring Rahardjo di resmikan langsung oleh Ibu Wiwik Widyastuti S.Sos, M.M, selaku Ibu Kepala Desa Junrejo dan Penggerak PKK di Junrejo melalui pukul gong. Acara ini juga didampingi langsung oleh Pengelola Bring Rahardjo, Setiya Ningsih, dan Trisno Hadi.

“Bapak Ibu sekalian, sudah saatnya kita bergerak bersama. Jika kemarin selama tiga tahun kita telah hadir. Semoga dengan dibuka kembalinya Bring Rahardjo ibu – ibu pelapak semangat untuk berjualan lagi dan dapat digunakan untuk berkegiatan lagi,” ujar Ibu Wiwik Widyastuti, ditemui di tempat.

Peradaban Kuno Kedah yang Penuh Teka-teki, Warisan Tertua di Asia Tenggara
Bring Rahardjo menjadi salah satu wisata kuliner yang wajib di kunjungi di Malang | Sumber: dokumentasi pribadi
info gambar

Dalam re-opening Bring Rahardjo “Bring Back to Nature”yang digagas oleh PARAMA, selaku praktikan Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Malang ini terdapat berbagai rangkaian acara. Selain menggunakan alat makan yang berbahan dasar tidak dari plastik, sebagai simbolis telah dibukanya kembali Bring Rahardjo, terdapat kegiatan makan bambu sepanjang 10 meter yang diikuti langsung oleh Setya Ningsih (pengelola Bring Rahardjo), Wiwik Widyastuti S.Sos M.M (Ibu Kepala Desa), Pak Yohanes (penggagas Bring Rahardjo), awak media, Andy Wijaya (MC), influencer TikTok Mima (@mimndut), dan Queena Vinnda Arachim (@quhiiin).

Tak hanya itu, hadir pula komunitas peduli lingkungan (iLitterless) serta Aldrin yang merupakan warga negara Singapura. Aldrin adalah pemilik Think Shift Design, yaitu salah satu perusahaan dalam konsorsium SCII Hub yang merupakan pusat inkubasi bisnis yang akan bekerja sama dengan universitas di Indonesia, dan sekaligus boardmember dari MHF (Memayu Hayuning Foundation).

Rangkaian acara re-opening Bring Rahardjo “Bring Back to Nature”, tidak hanya dihadiri oleh influencer media sosial, tetapi juga dimeriahkan dengan penampilan Tari Tradisional Banjar Kemuning dari Komunitas Tari Malang (@swardance.mlg). Puncak acara ditutup dengan penampilan musik keroncong dari Keroncong Woekir Batu yang semakin memeriahkan rangkaian acara re-opening Bring Rahardjo “Bring Back to Nature”.

“Semoga dengan dibuka kembalinya Bring Rahardjo ini membawa manfaat nyata dan menjadi langkah awal untuk BringRahardjo kembali berkembang dan menjadi wisata Kuliner tradisional kota batu yang potensional,” sebut Jihavika Nurul Masy Ulla, Ketua Pelaksana re-opening Bring Rahardjo “Bring Back to Nature”.

Meskipun telah rehat selama setengah tahun, tetapi saat pertama kali dibuka kembali (16/07/2023), terlihat pasar kuliner tradisional ini cukup ramai dikunjungi oleh masyarakat. Pengunjung tidak hanya datang dari warga sekitar, tetapi juga rombongan dari luar Jawa Timur. Pengunjung mulai dari anak – anak, dewasa, maupun orang tua.

Untuk menambah kesan tradisional dari Wisata Kuliner Tradisional Bring Raharjo, para pelapak menggunakan baju lurik khas Jawa berwarna merah dan hijau. Kuliner yang tersedia di Wisata Kuliner Tradisional Bring Raharjo beragam, mulai dari nasi jagung, nasi bakar, nasi lodeh, dawet, lupis, angsle dan aneka jajanan lainnya. Harga jajanan dari para pelapak mulai dari lima ribu rupiah saja.

Di Wisata Kuliner Tradisional Bring Raharjo, pengunjung tidak hanya dapat menikmati kulinernya saja, tetapi juga dapat mendengarkan musik perkusi dari Bring Rahardjo Music, yaitu permainan musik dengan alat musik tradisional.

Nuklir Dapat Dikembangkan Menjadi Matahari Buatan?

Mereka memainkan beberapa lagu yang bertemakan Jawa dan anak – anak. Selain itu, di Wisata Kuliner Tradisional Bring Raharjo, juga terdapat Punden Jeding yang dapat digunakan untuk bermain air. Tempat tersebut kerap digunakan mandi oleh anak – anak di sekitar Bring Rahardjo di siang dan sore hari.

Wisata Kuliner Tradisional Bring Raharjo terletak di RT 02 RW 07 Dusun Jeding (Punden Jeding Junrejo, Kecamatan Junrejo Kota Batu, Jawa Timur). Untuk mengunjungi Wisata Kuliner Tradisional Bring Raharjo, pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk atau gratis. Cukup datang saja dan nikmati suasana di bawah Pohon Bambu dan Punden Sumber Jeding.

Penulis: Jihavika Nurul Masy Ulla, merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

P
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini