Menilik Ritme Efek Pembelajaran Online pada Psikologi Siswa

Menilik Ritme Efek Pembelajaran Online pada Psikologi Siswa
info gambar utama

Tahukah Kawan bahwa puluhan ribu orang meninggal karena COVID-19 dan ratusan ribu sudah pernah terinfeksi. Penyebaran virus ini berdampak pada semua bidang, termasuk pendidikan.

Berdasarkan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020, semua kegiatan pendidikan di sekolah atau perguruan tinggi tidak boleh dilakukan secara tatap muka. Hal ini sebagai kebijakan awal untuk mencegah perkembangan dan penyebaran penyakit coronavirus (Covid-19).

Kuliah atau pembelajaran harus dilakukan secara daring atau jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh didefinisikan sebagai pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan internet yang mudah diakses, terhubung, fleksibel, dan memiliki kemampuan untuk menciptakan berbagai jenis interaksi pembelajaran (Moore et al., 2011).

Penggunaan internet dan teknologi multimedia dalam proses pembelajaran dapat mengubah cara pelajaran disampaikan. Platform ini menjadi peran utama dalam proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Proses belajar mengajar jarak jauh yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, Kawan.

3 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membawa Anak ke Bioskop
Pembelajaran Online Foto: Pixabay/ Muscat_Coach
info gambar

Salah satu manfaat dari pembelajaran jarak jauh atau online ini adalah proses belajar mengajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja sehingga tidak terbatas pada ruang dan waktu (Shukla et al., 2020; Pangondian et al., 2019). Selain itu, pembelajaran online ini memotivasi guru dan siswa untuk belajar lebih banyak tentang cara menggunakan teknologi dalam pendidikan (Lindasari et al., 2021).

Pembelajaran online juga memiliki kelebihan dalam bidang meningkatkan kemandirian belajar (Oknisih et al., 2019). Menurut Kuo, Y. C., Walker, AE, Schroder, KE, dan Belland (2014), pembelajaran online lebih berfokus pada siswa. mampu menimbulkan rasa tanggung jawab dan autonomi dalam proses belajar (learning autonomy). Sementara kekurangan proses belajar jarak jauh membutuhkan bantuan seperti laptop, komputer, dan ponsel yang memudahkan menyimak pelajaran.

Selain itu, siswa akan kehilangan jiwa sosial karena jika mereka belajar di sekolah mereka bisa bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya, tetapi sekarang mereka tidak bisa dan hanya belajar sendiri di rumah bersama orang tua. Menurut Rahim dan Sofayunanto (2020), pembelajaran jarak jauh juga dapat menyebabkan stres bagi siswa karena banyaknya tugas yang harus mereka selesaikan.

Hari Anak Nasional 2023: Lindungi Anak Indonesia dari Bullying!

Jika pembelajaran jarak jauh dilakukan selama waktu yang lama sebagai akibat dari pandemi COVID-19, itu akan berdampak negatif pada kondisi psikologis siswa, termasuk kecemasan, ketakutan, dan kehawatiran yang berlebihan, serta dampak psikosomatis lainnya.

Ketika seseorang banyak mengalami stres dan cemas, bahkan dapat menyebabkan depresi, mereka dapat mengalami gangguan psikologi. Apalagi jika terjadi pada anak yang berusia lebih dari dua belas tahun. Di mana usia ini adalah transisi dari interaksi keluarga ke interaksi sosial.

Mereka akan menempatkan teman sebaya mereka dalam peran tersebut dan mencari tahu cara berteman dengan orang-orang yang memiliki kesamaan, bukan hanya kedekatan. Penemuan studi (Cao et al., 2020) menghasilkan dari total 7.143 siswa yang mengikuti pembelajaran online, 0,9% mengalami kecemasan berlebihan, 2,7% mengalami tingkat kecemasan yang sedang, dan 21,3% mengalami tingkat kecemasan yang ringan.

Selain kecemasan, pembelajaran jarak jauh juga dapat menyebabkan stres bagi siswa. Hal ini dapat terjadi karena mereka bosan di rumah terus-menerus, tugas pembelajaran yang berat, proses pembelajaran yang mulai bosan, keterbatasan sinyal yang membuat belajar online sulit, tidak dapat melakukan aktivitas rekreasi dengan leluasa, dan tidak dapat melakukan praktek di kelas. karena kekurangan alat (Livana, Mubin, & Basthomi, 2020).

Stres dan depresi yang disebabkan oleh penutupan pembelajaran langsung dan penerapan pembelajaran jarak jauh dapat menyebabkan anak-anak dan remaja merasa kesepian dan tidak dapat berhubungan dengan teman sebaya. Akibatnya, mereka kurang melakukan aktivitas fisik di luar, lebih banyak menggunakan media sosial untuk berinteraksi, dan lebih khawatir tentang hal-hal yang tidak mereka ketahui (Livana, Mubin, & Basthom).

Selain itu, aktivitas anak-anak cenderung berpotensi menjadi terganggu dalam makna menghalangi mereka untuk mengeksplorasi dunia sekitar. Anak-anak terbatas dalam hal kognisi memahami situasi terbatas.

Berbeda dengan orang dewasa yang cukup mampu menghadapi situasi dimana mereka harus berdiam diri di dalam rumah untuk waktu yang lama mungkin lebih memahami karena mereka sudah mempertimbangkan dampak saat ini dan masa depan.

Kisah “Ali Topan Anak Jalanan” dan Wajah Anak Muda Jakarta Era 70-an

Nah, salah satu hasil pengamatan penulis adalah pembelajaran online yang diterapkan di Kanupaten Sumedang selama pandemi COVID-19 yang berdampak pada kondisi psikologis siswa, antara lain:

Isolasi Sosial

Belajar online dapat mengakibatkan isolasi sosial bagi anak-anak, karena mereka kehilangan interaksi langsung dengan teman sekelas dan guru. Kurangnya interaksi sosial ini dapat menyebabkan perasaan kesepian, penurunan motivasi, dan masalah kesejahteraan mental.

Keterbatasan Dukungan Emosional

Belajar online dapat mengurangi akses anak-anak terhadap dukungan emosional dari guru dan teman sekelas. Kekurangan interaksi tatap muka ini dapat mempengaruhi kemampuan anak-anak untuk mengatasi stres, memahami materi pelajaran, dan mengembangkan.

Penurunan Motivasi dan Konsentrasi

Belajar online dapat menghadirkan tantangan dalam hal motivasi dan konsentrasi. Faktor- faktor seperti gangguan teknis, lingkungan rumah yang tidak kondusif, atau kurangnya interaksi langsung dapat mengganggu fokus anak-anak dan mengurangi minat mereka dalam belajar

Gangguan Tidur

Perubahan dalam jadwal belajar dan kurangnya aktivitas fisik dapat memengaruhi pola tidur anak-anak. Belajar online seringkali melibatkan lebih banyak waktu yang dihabiskan di depan layar, yang dapat mengganggu ritme tidur dan kualitas tidur anak-anak.

Senyum Ceria: Ajak Anak-Anak Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut melalui Sikat Gigi Massal

Referensi

  • ABC News. (2020). The hidden psychological toll of remote learning. Diakses dari: [https://www.abc.net.au/news/2020-04-28/vulnerable-students-could-fall-behind-remote- learning-covid19/12190834]
  • American Psychological Association. (2020). Online learning: A recipe for more inequality and stress? Diakses dari: [https://www.apa.org/monitor/2020/06/covid-online-learning]
  • Bao, W. (2020). COVID‐19 and online teaching in higher education: A case study of Peking University. Human Behavior & Emerging Technologies, 2(2), 113-115.
  • Hale, L., Guan, S., & Screen-Time Expert Group. (2021). Screen time and sleep among school-aged children and adolescents: A systematic literature review. Sleep Medicine Reviews, 55, 101337.
  • Lindasari, S. W., Nuryani, R., & Sukaesih, N. S. (2021). Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Psikologis Siswa Pada Masa Pandemik Covid 19. Jnc, 4(2), 130–137.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

I
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini