5 Aktivitas Seru di Malioboro yang Bisa Kamu Lakukan

5 Aktivitas Seru di Malioboro yang Bisa Kamu Lakukan
info gambar utama

Malioboro sudah sejak dulu menjadi ikon Yogyakarta. Kawasan yang terletak di pusat kota ini menjadi tempat wisata sekaligus pemerintahan Daerah Istimewa Kota ini.

Peran Malioboro sebagai ikon pariwisata Yogyakarta seakan tidak pernah lekang oleh zaman. Ia terus bertahan sampai sekarang dan tidak pernah sepi dikunjungi wisatawan. Bagi mereka yang datang dari luar Yogyakarta, tidak lengkap kalau jalan-jalan di Yogyakarta tanpa mengunjungi Malioboro.

Di antara beragamnya fitur yang dipersembahkan oleh Malioboro, jangan lupa Kawan melakukan 5 hal yang jarang diketahui ini bila berkunjung ke sana!

1. Mengunjungi Berbagai Event di Taman Budaya

Taman Budaya yogyakarta: Laboratorium Seni di Yogyakarta - Indonesia Kaya
info gambar

Di samping Pasar Beringharjo dan di belakang Taman Pintar, terdapat satu kawasan bangunan bernama Taman Budaya (TBY). Di kawasan ini, banyak event kebudayaan yang silih berganti mewarnai Malioboro.

Beberapa waktu lalu ada event Pasar Kangen yang diadakan di kawasan TBY. Pasar Kangen disambut meriah oleh warga Yogyakarta dan para pelancong setiap tahunnya. Dalam acara ini, kawasan TBY dipenuhi oleh berbagai stan jajanan-jajanan jadul dan tradisional, seperti es goyang, bir jawa, selat solo, es tebu, dan banyak lagi.

Selain jajanan, acara ini juga dipenuhi oleh pasar loak yang menjual buku-buku lawas dan barang-barang antik khas 90-an.

Selain Pasar Kangen, TBY kerap menjadi tempat diadakannya berbagai pertunjukan teater oleh kelompok teater, teater mahasiswa, maupun teater pelajar. Selain acara teater, TBY juga sering menjadi tempat perhelatan orkestra yang tidak kalah serunya.

Satu jenis event yang tidak kalah menariknya adalah pameran seni yang sering diadakan di TBY. Salah satu pameran tahunan yang rutin diadakan di TBY adalah Pameran Biennale yang mendatangkan seniman negeri dan mancanegara.

Untuk mengetahui jadwal acara-acara event di TBY, Kawan bisa mengikuti Instagram @tamanbudayayogya untuk mengetahui informasi terbaru tentang event-event yang akan berlangsung.

Baca juga: Cerita Malioboro yang Awalnya Dikuasai Pedagang Tionghoa

2. Berkunjung ke Hamzah Batik

Dunia Batik Dan Cinderamata
info gambar

Hamzah Batik barangkali sudah melegenda bagi siapapun yang sudah lama tinggal di Yogyakarta. Namun, bagi Kawan yang belum pernah ke Yogyakarta, jangan lupa mampir ke toko ini!

Hamzah Batik sebelumnya bernama Mirota Batik. Toko ini pertama kali didirikan pada tahun 1976. Toko yang terletak di dekat Gedung Agung ini menjual berbagai pernak-pernik khas Jawa, seperti pakaian adat, batik, makanan khas Jawa, sampai berbagai aksesoris tradisional.

Toko dengan aroma dupa yang pekat ketika dimasuki ini tidak hanya menawarkan produk belaka, melainkan juga pengalaman unik yang jarang ditemukan di tempat lain.

Misalnya, pengunjung dapat mencoba mencicipi Jamu Gendong Raminten. Jamu ini dapat diminum langsung di tempat oleh pengunjung menggunakan batok kelapa. Untuk satu batok jamu hanya dibandrol seharga Rp3.000 saja, sedangkan satu botol penuh jamu dibanderol Rp10.000.

Ada berbagai jenis jamu yang dapat dicoba, mulai dari beras kencur, kunir asam, gulas, sampai pahitan. Masing-masing jamu memiliki khasiatnya masing-masing, baik untuk menyembuhkan penyakit maupun menjaga kesehatan.

Di dekat Jamu Gendong Raminten, pengunjung dapat melihat maupun ikut praktik membuat batik tulis secara langsung dalam Batik Asik.

Untuk mengikuti Batik Asik, pengunjung dapat melakukan reservasi terlebih dahulu. Untuk per sesinya, pengunjung hanya perlu membayar biaya sebesar Rp25.000 saja. Pengunjung dapat mencoba membatik di media sapu tangan, totebag, topeng, dan telenan kayu. Praktik membatik dimulai dari pukul 09.00 - 22.00.

Baca juga: Malioboro Hidup Kembali Setelah Pandemi Usai

3. Berfoto dengan Baju Adat Jawa dengan Pokoke Blangkon

Cobain Pakai Pokoke Blangkon, Jasa Foto Pakai Baju Adat Jawa di Malioboro - Indozone Travel
info gambar

Jika Kawan berjalan-jalan di trotoar Malioboro, tentu Kawan akan melihat ada beberapa wisatawan yang melakukan sesi foto-foto dengan pakaian adat. Mereka adalah wisatawan yang sedang berfoto menggunakan jasa Pokoke Blangkon.

Pokoke Blangkon adalah paguyuban fotografer profesional yang menyediakan jasa pengambilan foto menggunakan pakaian adat. Kawan dapat memakai jasa mereka dengan datang ke Taman Kepatihan Danurejan Unit II. Di situ, Kawan akan menemukan sekitar 40 fotografer yang dapat Kawan pilih sendiri.

Sebelum berfoto, Kawan dapat menyewa satu set pakaian adat lengkap yang akan dipakai dalam pengambilan foto. Pakaian itu dapat disewa di toko persewaan pakaian adat yang akan ditunjukkan oleh sang fotografer.

Selain pakaian Adat, aksesoris seperti sepeda onthel dan keris. Untuk berpindah dari satu spot foto ke spot lainnya, satu pasang pengunjung dapat menggunakan becak motor yang disediakan gratis oleh Pokoke Blankon.

Harga sewa satu set pakaian adat dibandrol hanya sebesar Rp. 25.000 saja. Sedangkan untuk satu file foto dibandrol seharga Rp.5000. File foto tersebut akan dikirim ke gawai milik pengunjung.

4. Belanja di Pasar Beringharjo

Pesona Pasar Beringharjo Yang Tak Ada Habisnya
info gambar

Di dekat Hamzah Batik, terdapat Pasar Beringharjo. Pasar ini menjadi pasar tertua di Yogyakarta yang bangunan awalnya sudah ada sejak tahun 1758. Pasar Beringharjo sampai sekarang masih beroperasi dengan ratusan kios yang menjual aneka komoditas.

Di Pasar Beringharjo, pengunjung dapat membeli banyak barang di dalamnya. Di bagian depan pasar terdapat pusat pakaian batik. Pusat ini biasanya sangat ramai, penuh dengan kerumunan pelancong yang berburu oleh-oleh.

Selain fashion, Pasar Beringharjo juga menyediakan aneka daging mentah, aneka kerajinan, dan rempah-rempah. Jika pengunjung lapar, terdapat banyak warung makan yang dibuka di dalam pasar maupun di luar pasar. Ada mie ayam, bakso, nasi padang, dan lain sebagainya.

5. Berfoto di Titik Nol Kilometer

Titik Nol Kilometer Yogyakarta - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
info gambar

Salah satu lokasi paling ikonik di Malioboro adalah Titik Nol Kilometer. Kenapa disebut Titik Nol Kilometer? Hal itu dikarenakan titik ini menjadi sumbu imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Pantai Selatan.

Titik Kilometer berbentuk perempatan jalan yang menandai akhir dari Malioboro sekaligus jalan masuk ke Keraton Yogyakarta.

Selain itu, di sini Kawan juga dapat melihat bangunan bersejarah yang mengelilingi Titik Nol Kilometer. Ada bangunan tua Bank BNI dan Museum Bank Indonesia bergaya arsitektur Belanda yang ikonik. Di titik ini pula, terdapat Benteng Verederburg.

Titik Nol Kilometer biasa menjadi pusat berkumpulnya para pengunjung Malioboro karena terdapat space luas yang memungkinkan para pejalan kaki berkumpul. Tempat ini sangat cocok dipakai untuk mengambil foto.

Jika beruntung, Kawan dapat menikmati acara yang diadakan di Titik Nol Kilometer ini.

Yuk, jika berkunjung ke Malioboro, jangan lupa melakukan lima aktivitas di atas agar liburan Kawan menjadi seru!

Referensi:

  • https://hamzahbatik.co.id/galeri/jamugendong/
  • https://hamzahbatik.co.id/tempat-belajar-batik-asik-di-hamzah-batik-jogja/
  • https://travel.indozone.id/news/951271042/cobain-pakai-pokoke-blangkon-jasa-foto-pakai-baju-adat-jawa-di-malioboro
  • https://merahputih.com/post/read/kisah-perjalanan-bisnis-hamzah-si-raminten
  • https://travel.kompas.com/read/2023/06/28/105024327/kenapa-disebut-titik-nol-kilometer-yogyakarta-simak-sejarahnya?page=all
  • https://arsipdanperpustakaan.jogjakota.go.id/avemaria/index.php?huruf=B

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LG
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini