Desa Bina Sejahtera Kapuas Murung, Desa yang Terlelap di Tepian Kota Air

Desa Bina Sejahtera Kapuas Murung, Desa yang Terlelap di Tepian Kota Air
info gambar utama

Sedikit cerita tentang Desa Bina Sejahtera, sebuah desa bagian dari kawasan Dadahup yang berbatasan dengan wilayah kawasan proyek Food Estate pemerintahan pusat di daerah Kapuas Murung, Kalimantan Tengah. Di Desa ini, salah satu subunit dari tim KKN-PPM UGM Menyusur Kapuas yang beranggotakan sepuluh orang.

Mereka menempati dan menjalankan kegiatan bersama masyarakat sekitar. Sejauh perjalanan yang hampir genap mencapai lama waktu pengabdian selama lima puluh hari, telah menyemai dan menuai pengalaman yang sangat membekas baik bagi sepuluh mahasiswa tersebut maupun masyarakat desa setempat.

Upaya Mitigasi Krisis Iklim Melalui Penanaman Mangrove: KKN-PPM UGM bersama CDK Banyuwangi

Dari masyarakat yang dengan hangat menerima mahasiswa untuk hidup bersama di desa ini, terdapat banyak cerita dari para warga. Mulai dari keseharian warga di Desa Bina Sejahtera, sejarah kehidupan desa binaan transmigrasi pada masa Orde Baru, hingga kondisi desa di masa lalu.

Banyak juga titipan dari warga yang memberi wejangan dan pembelajaran mengenai cerita terbentuknya Desa Bina Sejahtera dengan kondisinya saat ini. Masalah yang mereka hadapi, seperti keterbatasan akses jalan dan kurang lancarnya kontrol air di tanah dengan karakteristik lahan basah adalah faktor utama dari tantangan yang dialami warga dalam menjalani kesehariannya.

Balai Desa Bina Sejahtera | Evan Hendy
info gambar

Kondisi Desa Bina Sejahtera yang dilingkupi oleh batasan anak sungai. Dahulu pada tahun 2005, mereka sempat mengalami bencana banjir besar. Bahkan, saat ini juga mereka tak lepas dari risiko tinggi rawan kebakaran akibat kekeringan menunjukkan adanya paradoks.

Kondisi ironis dari desa yang bernanung pada daerah kabupaten Kapuas tersebut kerap disebut sebagai ‘Kota Air.’ Faktor alam ini dibersamai oleh adanya kondisi struktural yang menciptakan kemiskinan sistemik akibat melemahnya keuntungan pertanian. Harga komoditas pangan rawan dimanipulasi oleh tengkulak tani. Ini menciptakan ketimpangan antara mahalnya modal bertani dan murahnya hasil panen.

Mahasiswa KKN UGM Adakan Kegiatan Mengajar Bahasa Mandarin Dasar di SD Negeri Cirunten

Kembali membahas mengenai latar belakang dan terlahirnya Desa Bina Sejahtera. Desa ini merupakan desa binaan program penempatan transmigrasi masyarakat sejak tahun 1997. Desa tersebut lebih dahulu dikenal dengan kode daerah pembinaan ‘Desa Upt A7’.

Mereka pernah mengalami sebuah pengalaman keterlantaran yang muncul akibat pembinaan Soeharto pada penempatan awal yang mendanai keseluruhan desa hingga lengser rezim Orde Baru. Hal ini diakhiri dengan adanya kekacauan politik yang dialami oleh masyarakat transmigran yang mengalami penarikan dan perusakan fasilitas. Sebab, sudah tidak ada lagi yurisdiksi program transmigrasi.

Peristiwa itu menuntun Desa Bina Sejahtera di Era Reformasi pada fase yang membuat masyarakat transmigrasi menjadi terbengkalai. Ada pun tekanan sosial dalam gambaran besar yang menyudutkan masyarakat transmigrasi yang ditempatkan pada daerah terluar juga mengalami bentuk diskriminasi dan stigmatisasi.

Ada anggapan bahwa orang transmigrasi adalah orang buangan. Kondisi dan sejarah tersebut menuntun keadaan menjadi pola berulang. Perkembangan program di desa tumpang tindih antara pemerintahan (program ketahanan pangan Food Estate) dan perusahaan (pengelolaan monokultur sawit) yang turut andilterhadap adanya manipulasi keadaan alam. Ini menciptakan kualitas tanah dan air di sekitaran desa tercemar.

angit sore menyelimuti lahan gambut dan rawa di pelataran Desa Bina Sejahtera | Gantar Sinaga
info gambar

Dengan segala warna cerita, derita, rintangan, dan peristiwa-peristiwa yang membentuk Desa Bina Sejahtera hingga saat ini, hadirlah manifestasi dari masyarakat dengan junjungan tingginya terhadap nilai kekeluargaan, semangat pantang menyerah, dan mentalitas warga.

Mereka meletakkan Desa Bina Sejahtera sebagai ‘Sangkan Paraning Dumadi’ karena tidak ada tempat lagi bagi mereka untuk kebali–tanah pengembaraannya sekaligus menjadi kampung halamannya. Potensi desa dengan kekerabatan seperti inilah yang membuat mahasiswa yang melaksanakan KKN di sana pada akhirnya antusias untuk menjalankan program multidisipliner.

Adapun program tersebut seperti penanaman stek rumput pakan ternak sapi, pembuatan kolam budidaya ikan haruan dan ikan papuyu, budidaya maggot sebagai pengelola sampah organik dan pakan ternak, pengelolaan sanitasi dan sirkulasi air bersih, hingga pembinaan pendidikan di sekolah dasar.

Ruang kelas 6 kosong di belakang karena sedikitnya anak di desa direstorasi sebagai pusat kreativitas dan taman baca anak | Gantar Sinaga
info gambar

Antusiasime mahasiswa yang diwakili oleh program-program tersebut juga dimotivasi oleh kata-kata dari kepala desa, Miswan, "Desa ini sudah lama tertidur, jadi kita di sini juga dibarengi dengan teman-teman KKN berharap dapat membangunkan keadaan desa yang selama ini terlelap."

Dengan adanya kata-kata tersebut dan melalui tulisan ini, maupun dari setiap perjalanan yang dialami oleh segenap warga Desa Bina Sejahtera, terdapat pijar pemantik untuk menuntun desa ini untuk bangun dari peraduannya.

Mahasiswa KKN UGM Berkolaborasi dengan BPBD Kab. Gorontalo, Galakkan Mitigasi Bencana

Referensi:
Sukmawati, A, D. (2016). Tinjauan Buku: 1969-2015: CERITA TIGA DEKADE POLITIK PERPINDAHAN MASYARAKAT DI INDONESIA. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 18(3), 503–513. URL: https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/view/577

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini