Lebih dari Sekedar Lomba, Ada Inspirasi yang Bisa Kamu Ambil dari Lomba Panjat Pinang

Lebih dari Sekedar Lomba, Ada Inspirasi yang Bisa Kamu Ambil dari Lomba Panjat Pinang
info gambar utama

Merdeka! 78 tahun sudah Indonesia merdeka dari penjajahan bangsa asing dan hingga saat ini masih menjadi bangsa yang berdiri dengan mandiri. Semangat kemerdekaan pun dirasakan seluruh masyarakat Indonesia di berbagai penjuru tanah air.

Berbagai kalangan usia dari lansia hingga kanak-kanak juga turut meramaikan perayaan kemerdekaan Indonesia. Mulai dari mengikuti upcara bendera hingga berbagai perlombaan yang diadakan. Salah satunya para warga RW 011 Kemang Pratama, Bekasi.

Perlombaan, bazaar, dan upacara bendera diikuti oleh para warga dalam rangka selebrasi Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia ke-78. Salah satu perlombaan yang diadakan adalah lomba panjat pinang.

Perlombaan panjat pinang ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan. Sorakan semangat dan seruan bahagia dari penonton menggema di komplek perumahan tersebut.

5 lomba unik di Indonesia yang hanya ada saat perayaan 17 Agustus

Sejarah Perlombaan Panjat Pinang

Ilustrasi pohon pinang | Foto: Koran Jakarta
info gambar

Apakah Kawan GNFI tahu kalau perlombaan ini merupakan peninggalan masa Belanda? Dikutip dari Detik Sumut, panjat pinang mulai dikenal pada tahun 1930-an sebagai hiburan para kolonial Belanda saat menggelar pernikahan, kenaikan jabatan, atau pesta ulang tahun.

Panjat pinang juga dilakukan secara harafiah yakni dengan memanjat pohon pinang dan mengambil hadiah yang sudah digantung pada puncak pohon pinang. Hadiah yang digantung biasanya berupa kebutuhan pokok seperti keju, gula, dan pakaian.

Hadiah-hadiah itu merupakan harta berharga bagi orang-orang pribumi pada masa itu. Maka dari itu, panjat pohon pinang kebanyakan diikuti oleh orang-orang pribumi.

Tata Cara Perlombaan Panjat Pinang

Ilustrasi Suasana Perlombaan Panjat Pinang | Foto: Indoraya News
info gambar

Lomba panjat pinang biasanya dilaksanakan dalam kategori kelompok atau grup. Satu kelompok biasanya berisikan 4-5 orang peserta.

Selanjutnya, kelompok akan diberikan rentang waktu tertentu untuk memanjat tiang yang biasanya sudah dilumuri oleh oli atau minyak.

Kelompok ini harus bekerja sama untuk bisa memanjat pinang tersebut dengan bahu-membahu atau menaikki punggung satu sama lain. Jika salah satu pemanjat merosot ke bawah, kelompok memiliki kesempatan untuk memanjat kembali sampai waktu habis.

Jika kelompok tidak berhasil mencapai puncak pinang dan menggapai hadiah yang digantung, kelompok dinyatakan gagal. Jika kelompok berhasil mencapai puncak dan menggapai hadiah yang digantung, kelompok dinyatakan berhasil dan berhak membawa pulang hadiah yang didapatkan.

Melatih Kerja Sama dan Manajemen Waktu

Ilustrasi posisi peserta perlombaan panjat pinang | Foto: Liputan 6
info gambar

Sesuai peraturan yang ada, lomba panjat pinang ini juga melatih skill lainnya yaitu mengenai kerja sama tim dan manajemen waktu. Dalam waktu terbatas, para peserta dituntut untuk bisa mencapai tujuan yaitu hadiah yang tergantung di puncak pinang.

Keterbatasan waktu ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para peserta. Sehingga, kemampuan kerja sama dan pengaturan posisi peserta seperti siapa yang menjadi fondasi dan siapa yang memanjat, sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Dalam kehidupan nyata, pastinya kita sering dihadapi oleh situasi serupa. Dalam keteratasan waktu, kita dituntut untuk dapat menemukan solusi terbaik bersama dengan tim. Maka, salah satu kemampuan atau skill mendasar yang sangat dibutuhkan zaman sekarang adalah kerja sama tim dan manajemen waktu.

Dengan menguasai kedua skill tersebut, Kawan GNFI pasti bisa menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pekerjaan maupun kehidupan.

Kerupuk Uyel, Ikon Lomba 17 Agustus-an yang Rambah Pasar Ekspor

Berbagai Rintangan Dalam Mencapai Tujuan

Ilustrasi peserta mencapai puncak pinang | Foto: Gencil News
info gambar

Selain terdapat berbagai skill yang bisa Kawan GNFI dapatkan dari perlombaan panjat pinang, terdapat pula inspirasi yang bisa kita ambil dari lomba ini. Dari panjat pinang, Kawan GNFI dapat melihat bahwa segala sesuatu yang ingin kita dapatkan harus dihasilkan dari perjuangan.

Segala sesuatu tidak ada yang instan. Butuh perjuangan dan "panjatan" untuk berhasil mendapatkan apa yang menjadi tujuan kita. Tiang atau pinang yang dilumuri oleh minyak atau oli juga menunjukkan bahwa pastinya banyak tantangan dan rintangan dalam mencapai impian.

Namun, hal itu tidak menjadikan kita untuk mudah menyerah, melainkan terus mencoba dan "memanjat" untuk bisa menggapai impian.

Kesempatan Akan Terus Datang

Seperti lomba panjat pinang, kesempatan untuk terus mencoba akan kembali datang jika kita tidak mudah menyerah. Mengutip dari komentator pada saat perlombaan panjat pinang di Komplek Kemang Pratama, "Nggak apa-apa. Memang ngga semua sekali coba langsung bisa. Melamar perusahaan saja tidak bisa sekali lamar langsung berhasil dan dapat.”

Hadiah Lomba 17 Agustus yang Hemat Biaya, Bermanfaat dan Berkesan

Tujuan dan impian memanglah bukan sesuatu yang bisa kita dapatkan begitu saja. Jika ada impian atau tujuan yang tidak tercapai, yakinlah bahwa ada kesempatan lainnya yang menunggu. Semua ini mungkin didapatkan, jika kita terus melapangkan dada dan tidak berhenti berusaha.

Lomba panjat pinang juga mengajak kita bahwa setiap orang berhak atas kesempatan dan peluang yang sama untuk mencapai tujuan dan impiannya.

Kalau menurut Kawan GNFI sendiri, apa arti panjat pinang bagi Kawan GNFI? Lalu, apakah Kawan GNFI sudah pernah mengikuti perlombaan ini?

Sumber:

https://www.detik.com/sumut/budaya/d-6879104/sejarah-panjat-pinang-warisan-belanda-yang-kini-jadi-lomba-17-agustus.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

M
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini