Makna Seni Tato sebagai Lentera Penerang ke Surga untuk Warga Dayak

Makna Seni Tato sebagai Lentera Penerang ke Surga untuk Warga Dayak
info gambar utama

Seni rajah tubuh atau tato tradisional bermotif khas di kalangan suku Dayak Aoheng kini menunjukkan era kebangkitan. Para pemuda di Kecamatan Long Bagun kini lebih membanggakan tato khas Dayak daripada motif modern.

Dimuat dari Kompas, setiap sopir taksi air yang dijumpai selalu mempunyai tato di bagian tubuhnya. Hal yang menarik adalah tato-tato ini tidak lagi bermotif tradisional tetapi bermotif khas tradisional Dayak.

Cerita dari Sekolah Adat Arus Kualan, Melestarikan Budaya Dayak dan Memberdayakan Generasi

“Sekarang tidak ada lagi yang minta ditato modern seperti gambar tengkorak atau gambar modern lainnya,” kata Laurensius Ding Lie, pembuat art tatto Dayak

Empat motif utama yang disukai adalah motif asoe (anjing), naga, irap aran, dan anyam darli (tali beranyam). Selain tiga motif itu, masih ada ratusan motif khas Dayak yang hanya dihafal oleh para pembuat tato.

Lentera surga

Kepala Adat Kampung Long Bagun Ilir Yosep Lie Aran menjelaskan bahwa dahulu tato dibuat dari jelaga asap hitam damar yang dibakar. Jalaga itu dicampur dengan sari daun terong pipit.

Karena itu, secara filosofis tato bagi orang Dayak Aoheng (Orang Kalteng menyebutnya sebagai Dayak Penihing) merupakan lentera atau lampu penerang menuju surga layaknya damar yang digunakan zaman dulu untuk penerang kegelapan.

“Jadi tato bagi kami bagian dari spiritual dan tidak ada maksud untuk menjadi jagoan seperti yang dicitrakan selama ini,” kata Laurensius.

Serba-Serbi Suku Dayak di Kalimantan: Sejarah, Budaya, dan Tradisinya

Selain itu, tato merupakan alat identifikasi paling mudah bagi masyarakat Dayak. Ketika perang suku, tato itulah digunakan oleh masyarakat Iban untuk mengenali siapa lawan dan siapa kawan mereka.

JU Lontaan dalam Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat menyebutkan selain menjadi hiasan badan, tato pada masa lalu merupakan tanda bahwa seseorang telah berbuat sesuatu.

“Pada pria, misalnya sudah membunuh (mengayau saat perang suku) atau menolong orang,” katanya.

Simbol kesakralan

Laurensius menjelaskan bahwa tato Dayak memiliki simbol sakral yang secara kemasyarakatan bisa menjadi penanda dari status sosial seseorang. Karena kesakralan tato Dayak tersebut, kini para pembuat tato hanya melayani orang Dayak.

“Orang luar Dayak bisa saja saya tato, tapi saya harus tahu betul bahwa orang tersebut tidak akan menyalahgunakan tato untuk gagah-gagahan,” katanya.

Masyarakat Dayak yang Setia Menjaga Rotan Layaknya Belahan Hati

Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kalbar Sujarni Alloy mengatakan saat ini belum ada sensus khusus terhadap populasi setiap sub suku Dayak di Kalbar. Tetapi dia memperkirakan ada 186 sub suku Dayak di Kalbar.

“Kalau dibedakan dari linguistik, suku Dayak di Kalbar terbagi dalam sekitar 300 kelompok,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini