Bahayanya Hujan Asam, Dampaknya Sangat Merugikan

Bahayanya Hujan Asam, Dampaknya Sangat Merugikan
info gambar utama

Hujan merupakan presipitasi yang berwujud cairan, berbeda seperti salju, batu es dan slit (campuran hujan dengan salju) yang memiliki wujud noncair.

Dilansir Gramedia, ada 3 proses yang mengakibatkan terjadinya hujan yaitu tahap pertama evaporasi yang mana dalam proses ini terjadi penguapan air yang nantinya uap air tersebut akan naik ke atmosfer dan menggumpal jadi awan.

Tahap kedua yaitu kodensasi, yang mana pada proses ini akan terjadi pengembunan dan uap air berubah menjadi partikel - partikel es yang sangat kecil. Dan terakhir, tahap ketiga yaitu presipitasi dalam proses ini partikel - partikel es yang sangat kecil tadi akan mencair dan kemudian turun menjadi titik - titik hujan ke bumi.

Wisata Ziarah ke Makam Prabu Geusan Ulun, Tapak Leluhur Sumedang Larang

Seperti yang diketahui bahwa jenis hujan paling umum yang sering kita jumpai ada hujan panas, hujan deras, hujan gunung, dan lainnya. Namun, ada satu jenis hujan yang sangat berbahaya Kawan GNFI, yaitu hujan asam. Yuk, cari tahu mengenai hujan asam yang dampaknya sangat berbahaya dan juga merugikan!

Penyebab Hujan Asam

 Genangan air hujan | Diego_torres/Pixabay
info gambar

Hujan asam merupakan suatu masalah lingkungan yang sangat serius dan merupakan masalah bagi manusia. Hal ini dikarenakan masalah tersebut perlahan - lahan akan mempengaruhi kehidupan manusia.

Dilansir Media Indonesia, penyebab hujan asam terjadi karena adanya pembakaran bahan fosil seperti asap kendaraan atau asap pabrik, industri dan pembangkit listrik yang menyebabkan pemanasan global.

Proses Terjadinya Hujan Asam

 Proses hujan asam | brgfx/Freepik
info gambar

Mentawai, Surganya Peselancar yang Kini Semakin Mudah Didatangi

Menurut W. Eko Cahyono dalam jurnalnya yang berjudul "Pengaruh Hujan Asam Pada Biotik dan Abiotik", hujan asam merupakan salah satu indikator untuk melihat kondisi pencemaran udara. Di lapisan atmosfer, presipitasi basah yang berasal dari polutan di udara larut dalam awan akan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju, dan kabut.

Polutan yang mengandung SO2, SO3, NO2, dan HNO3 dalam butir - butir air hujan akan membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang menjadikan air hukan memiliki pH kurang dari 5,60. Lebih dari 90% emisi sulfur dan nitrogen berasal dari aktivitas manusia.

Senyawa sulfat dan nitrat tersebut akan berpindah dari lapisan atmosfer menuju ke permukaan bumi melalui presipitasi deposisi langsung yang dikenal dengan istilah deposisi basah dan deposisi kering. Deposisi basah terjadi karena pembentukan awan yang nantinya turun sebagai hujan, salju, dan kabut.

Sedangkan deposisi kering terjadi jika keadaan cuaca cerah dan berawan yang nantinya butiran - butiran dari gas dan aerosol yang bersifat asam diterbangkan oleh angin yang memungkinkan tertinggal di pepohonan, bangunan rumah bahkan bisa terhirup masuk ke dalam saluran pernapasan.

Dampak dari Hujan Asam

Dampak dari hujan asam ini ternyata sangat bahaya dan juga sangat merugikan, Kawan GNFI. Menurut Erni. M. Yanti dalam jurnalnya yang berjudul "Dampak dan Pengendalian Hujan Asam di Indonesia", dampak hujan asam pada bidang pertanian membuat hasil padi turun sampai 30% karena besarnya laju pada pertumbuhan industri dan transpor.

Ada kemungkinan kadar SO2 telah terjadi kenaikan, yang mana kadar tersebut menyebabkan keracunan kronik dan penurunan hasil pertanian tanpa adanya gejala morfologik dan kasat mata pada tanaman.

Ilustrasi gagal panen padi | Saiful Bahri/Antara Foto
info gambar

Dampak hujan asam pada hutan berbeda gejalanya seperti kerusakan hutan pada umumnya. Hutan yang terkena hujan asam membuat kerusakan dan kematian hutan yang disebut sebagai Forest dieback atau Waldsterben, hal tersebut mengakibatkan naiknya resiko terjadinya tanah longsor dan membuat kelonggaran salju di musim dingin yang sangat berbahaya bagi penduduk maupun wisatawan.

Forest dieback yang terjadi di Jizera mountains | Lovecz/ Wikimedia Commons
info gambar

Dampak hujan asam pada ekosistem akuatik menyebabkan menurunnya populasi ikan, tumbuhan akuatik dan jasad arsenik. Selain itu, hujan asam juga memperkaya danau dengan unsur hara, khususnya nitrogen. Akibat dari hal tersebut menyebabkan terjadi eutrofikasi, yaitu penyuburan perairan.

Eutrofikasi dapat menimbulkan kesulitan karena pertumbuhan plankton yang berlebihan sehingga plankton tersebut saling meneduhi dari sinar matahari dan menyebabkan kematian massal pada plankton.

Jika hal tersebut terjadi, oksigen dalam air akan habis terpakai dalam proses pembusukan biomassa yang mati dan akhirnya menyebabkan kematian ikan dan organisme.

Berkunjung ke Gunungkidul, Ada Pohon Besar dalam Gua yang Berumur 3 Abad
 Eutrofikasi di sungai Algae Sichuan | Felix Andrews/ Wikimedia Commons
info gambar

Selain itu juga dampak dari hujan asam ini juga bisa menyebabkan besi menjadi korosi atau berkarat. Dilansir Liputan6, kandungan asam yang tinggi pada hujan asam membuat besi jadi mudah berkarat, hal tersebut membuat besi memiliki ketahanan dan kekuatan yang akan semakin berkurang dan mudah patah.

Selain itu hujan asam membuat peningkatan kandungan logam dalam air dan tanah, yang mana sangat berbahaya dan bisa mencemari lingkungan karena bersifat toksik.

Cara Mengatasi Hujan Asam

Dalam hal cara mengatasi hujan asam yaitu dengan cara mengurangi pencemaran udara dengan mengurangi kadar belerang, mengurangi kadar belerang dalam pembakaran bahan bakar fosil dengan cara menghemat energi.

Kawan GNFI, ternyata dampak hujan asam ini sangat berbahaya dan juga merugikan ya!

Sumber referensi:

  • https://www.liputan6.com/hot/read/3941767/penyebab-hujan-asam-dampak-dan-cara-pencegahannya
  • https://m.mediaindonesia.com/humaniora/534764/mengenal-hujan-asam-penyebab-dan-dampaknya
  • https://www.gramedia.com/literasi/proses-terjadinya-hujan/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini