Berkunjung ke Hutan Pong Dode NTT yang Dijaga Warga karena Takut Kutukan

Berkunjung ke Hutan Pong Dode NTT yang Dijaga Warga karena Takut Kutukan
info gambar utama

Sebuah hutan lindung bernama Pong Dode di Kampung Mano, Kelurahan Mandosawu, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur masih terjaga kelestariannya.

Pong Dode masuk wilayah Manggarai Timur, jaraknya lebih dekat dari Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, yaitu 15 kilometer (km) dan bisa ditempuh 30 menit dengan mobil, sedangkan dari Borong, ibu kota Manggarai Timur ditempuh satu jam dengan mobil.

Taman Mini Indonesia Dibangun di Polandia, Dimulai dari Anjungan Bali-Nusa Tenggara

Hutan itu tak pernah dijamah atau dirambah manusia, walau berada di tengah-tengah kampung modern. Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan Pong Dode dijaga kelestariannya, tetapi ada kepercayaan merusaknya sama saja dengan memanggil kutukan.

“Jangankan menebang, mengambil kayu mentah, memetik ranting, atau dahan saja tak boleh. Binatang yang ada di dalam hutan juga tak boleh disakiti atau dibunuh. Di hutan ini juga banyak kelelawar, berbagai jenis burung, juga kera. Mereka yang melanggarnya biasanya akan menderita panas tinggi. Kalau ada warga yang melanggar pantangan, ketika sakit, mesti pergi ke dukun kampung ini untuk diobati,” ” kata Yakobus Calon, salah satu penduduk Kampung Mano yang dimuat Kompas.

Sejumlah versi

Nama Pong Dode memiliki banyak versi. Pertama berasal dari kata pong yang memiliki arti hutan, sedangkan dode adalah eufemisme dari kata kode yang berarti kera. Karena itu Pong Dode bermakna hutan kera.

Adi M Nggoro pada bukunya Budaya Manggarai Selayang Pandang mengemukakan bahwa moyang orang Manggarai dulu menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Karena itu hutan dan kawasan itu dianggap memiliki sumber kekuatan.

“Karena itu bermakna hutan kera keramat. Hingga kini tempat ini dihuni puluhan kera,” jelasnya.

Seniman Papua dan NTT Curi Perhatian Warga Vanuatu di Festival Seni Budaya Melanesia

Bagi warga setempat, suara kera memberi tanda sakral. Misalnya saat kera bersuara gaduh atau berteriak di malam hari, keesokan harinya biasanya akan seorang warga kampung yang meninggal.

Warga juga meyakini, di hutan Pong Dode terdapat kera putih misterius. Berdasarkan kepercayaan warga, siapapun yang bertemu atau melihat kera putih dengan mata kepala sendiri, hidupnya akan penuh dengan keberuntungan.

“Kera putih konon hanya muncul pada waktu tertentu. Konon salah satu tanda kera putih muncul adalah suasana di hutan seperti ada pesta, terdengar suara kera begitu banyak dan nyaring,” jelasnya.

Turun temurun

Kanisius Dunte, tetua adat menyebut tradisi menjaga kelestarian hutan Pong Dode telah diwariskan turun-temurun. Suku Kuleng meyakini Ping Dode merupakan hutan adat milik suku mereka sehingga terus memanfaatkan dengan baik.

“Sampai generasi saya ini hanya meneruskan. Awalnya larangan itu diberlakukan dengan sangat keras, bagi siapa yang melanggar, seperti menebang pohon, dikenakan denda seekor babi jika ingin sakitnya sembuh. Akhirnya, sampai sekarang masyarakat tetap patuh walau tak ada lagi denda seekor babi.” katanya.

Kanisius menjelaskan Hutan Pong Dode pun memiliki keuningan yakni lima bua compang yang berdekatan dengan hutan. Compang adalah tempat sesaji menyerupai meja persembahan yang terbuat dari tumpukan tanah dan batu-batu.

Ziarahi Wair Nokerua, Sumber Mata Air Peninggalan Rohaniawan Spanyol

Warga desa juga membedakan antara mata air perempuan dan juga mata laki-laki. Disebutkan, sumber air itu dinamakan mata air laki-laki karena kalangan perempuan tak boleh mandi di sana, begitu pun sebaliknya.

“Sekarang bagi warga, mencuci atau mandi tak seketat dulu, laki-laki dan perempuan bisa memakai mata air yang sama, tetapi kan tetap berpakaian karena pakaian zaman sekarang juga banyak sekali,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini