Melatih Skill Keramahan yang Tidak Hanya Sekadar Sifat

Melatih Skill Keramahan yang Tidak Hanya Sekadar Sifat
info gambar utama

Memberi kesan pertama kepada orang lain sangat penting dalam menjalin relasi, terutama ketika berkaitan dengan urusan pekerjaan maupun menjalin pertemanan baru guna membangun persepsi positif dari orang yang baru mengenal kita dan tidak saling canggung.

Melansir dari scienceofpeople.com, peneliti Universitas Princeton membuktikan bahwa kesan pertama ditunjukkan pada waktu 7 detik pertama saat berjabat tangan maupun menyapa, baik secara tatap muka dan online.

Selalu bersikap ramah terhadap orang lain menjadi perhatian pertama agar menciptakan kenyamanan ketika berkomunikasi. Namun, sebagian orang merasa keramahan merupakan sudah lumrah pada sifat seseorang dan tidak bisa diperoleh bahkan dilatih oleh orang lain.

Tak jarang sifat ramah mengalir begitu saja dan bagi sebagian orang merupakan anugerah. Apakah benar adanya? Mari mengenal fakta keramahan yang bisa berdampak besar bagi kesan pertamamu kepada orang lain.

Definisi dan Batasan Keramahan

Keramahan atau dalam Bahasa Inggris “Friendliness” terbentuk dari leburan kata “friend” dengan arti seseorang yang akrab dan “friendly” yang berarti menyenangkan juga bersahabat. Dikutip dari skillsyouneed.com, Aristoteles menyamakan Friendliness dengan arti kesopanan.

Begitu pula pada KBBI yang mengartikan keramahan sebagai sifat ramah, kebaikan hari, dan keakraban dalam bergaul. Walaupun dikatakan sebagai suatu sifat, keramahan terbukti bisa menjadi kemampuan yang perlu dimiliki seseorang.

Baca Juga: Partisipasi Pelaksanaan Upacara Serta Pesta Adat Grebek Suro Oleh PMM UMM Bhaktiku Negeri

Dilansir dari atlas101.ca pada Kompetensi Inti The OECD, keramahan secara konseptual digambarkan sebagai kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dalam bentuk empati dan mengontrol emosi dalam menghadapi setiap tantangan pada dunia kerja.

Misalnya saja, bank membutuhkan seseorang yang ramah dalam melayani pelanggan baru untuk mengajari menarik uang tunai melalui mesin ATM sebagaimana kepuasan pelanggan tergantung dari pelayanan perusahaan. Wah, bermanfaat sekali!

Tidak hanya pada kasus di atas saja, keramahan dibutuhkan ketika percakapan mengarah pada kesalahpahaman bahkan menyakiti perasaan orang lain, mengarahkan percakapan agar lebih menyenangkan, serta sebagai dukungan bagi kelompok yang kehilangan semangat.

Namun, terlalu ramah pada orang lain juga dinilai tidak baik yang menimbulkan persepsi negatif sebagai ‘penjilat’. Alangkah baiknya tetap bersikap sewajarnya dan tidak berlebihan agar tidak menimbulkan persepsi negatif dari orang lain.

Keramahan Bisa Menjadi Bagianmu

Setiap kemampuan tidak ada rumus paten yang bisa menciptakan keberhasilan secara pasti. Hal ini dikarenakan mengasah kemampuan bergantung pada diri sendiri untuk bisa memulai, menerima, dan mempraktikkan pada kehidupan sehari-hari sebagai suatu kebiasaan.

Sama halnya dengan keramahan yang bisa kalian terapkan sepanjang waktu tergantung pada situasi tertentu. Langkah-langkah di bawah ini bisa kalian coba untuk membiasakan diri ramah dan santun pada situasi tertentu.

  1. Membaca situasi: Usahakan peka terhadap masalah sosial dengan membaca situasi sekitar terlebih dahulu, sehingga Kawan dapat mengasih rasa empati pada lingkungan. Misalkan seorang anak terlihat kebingungan untuk menyeberang jalan, tapi tidak berani untuk memanggil orang dewasa, maka kalian bisa membantu anak itu.
  2. Pertimbangkan aksi yang dibutuhkan: Analisis ulang problem sosial untuk menentukan tindakan yang tepat sesuai kondisi terkini. Kembali pada kasus di atas, Kawan bisa menghampiri anak tersebut perlahan dengan senyum sambil menanyakan kondisinya.
  3. Takar keramahan yang dibutuhkan: Ada baiknya mengontrol keramahan yang diberikan guna memberi kesan keramahan yang tulus dari hati. Demikian pula pada kasus di atas, cukup membantu anak kecil menyeberangi jalan raya tanpa memberi imbalan atau bersikap berlebihan agar saling merasa nyaman.
  4. Teguhkan hati untuk setiap pertanyaan: Siapkan jawaban logis di setiap tindakan ketika bersikap ramah kepada orang lain. Begitu pula apabila anak kecil tadi bertanya mengenai alasan Kawan menghampirinya, Kawan bisa menjawab dengan kalimat masuk akal dan bisa diterima oleh anak kecil tersebut.
  5. Perhatikan gestur tubuh: Pandangan lurus kepada lawan bicara dan persempit gerak-gerik yang mengundang rasa curiga agar tidak timbul pemikiran buruk dari orang lain. Sama halnya menyikapi kasus di atas, Kawan perlu mengontrol diri untuk bertingkah mencurigakan di depan anak kecil yang mempunyai sensitivitas tinggi.
Baca Juga: Papua Future Project, Misi Masa Depan Anak Papua Barat

Kawan bisa mengadaptasi kasus anak kecil tadi dengan kasus sosial yang sering ditemui, seperti ketika menemui nenek yang kesusahan membawa barang belanja, ketika melihat ibu hamil tidak memperoleh kursi di KRL, dan sebagainya.

Itu hanya segelintir contoh kasus di kehidupan sehari-hari yang membutuhkan tangan ringan dan kepekaan untuk mengerti perasaan orang yang ingin dibantu, maka jika bukan Kawan lalu siapa yang akan membantu mereka? Aksi kecil berdampak besar berasal dari Kawan!

Kemampuan keramahan juga sangat dibutuhkan di dunia kerja, terutama bagi pekerja divisi hubungan masyarakat yang terlibat langsung dengan berbagai pihak, maka semangat melatih keramahan agar orang lain merasa nyaman ketika berkomunikasi pertama kali.

Sumber Referensi:

  • https://sanjeevdatta.com/importance-of-good-impression/
  • https://www.scienceofpeople.com/first-impressions/
  • https://www.skillsyouneed.com/ps/friendliness.html
  • https://www.atlas101.ca/pm/concepts/friendliness/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NU
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini