Mengunjungi Gua Payudan, Tempat Raja-Raja Madura hingga Ir Soekarno Bertapa

Mengunjungi Gua Payudan, Tempat Raja-Raja Madura hingga Ir Soekarno Bertapa
info gambar utama

Gua Payudan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur tidak hanya sebagai gua biasa. Pasalnya tempat ini memiliki sejarah penting karena erat hubungannya dengan perjalan raja-raja di Tanah Madura.

Dimuat dari Harian Jatim, secara lokasi Gua Payudan ini berada di Desa Payudan Daleman, Kecamatan Guluk-Guluk. Jarak tempuh dari Kota Sumenep sekitar 32 km ke arah barat. Para pengunjung pun harus naik ke gunung agar mencapai lokasi.

Melacak Fenomena Dentuman Misterius Sumenep, Benarkah dari Gua Bawah Tanah?

Bagi para wisatawan yang senang berpetualang, Gua Payudan ini cocok sekali untuk dikunjungi. Dalam perjalan menuju Gua Payudan ini wisatawan akan disuguhkan dengan hamparan pepohonan hijau yang asri.

Selain terkenal dengan keindahan alamnya, Gua Payudan juga kental dengan sejarahnya yang melekat. Pasalnya tempat ini konon merupakan pertapaan banyak figur, salah satunya adalah Presiden Indonesia, Soekarno.

Tempat bertapa para raja

Dikisahkan bahwa Gua Payudan adalah tempat bersemedinya seorang putri cantik bernama Dewi Saini atau lebih dikenal dengan nama Potre Koning. Berdasarkan sejarah, Potre Koning adalah putri penguasa Kedaton Sumenep.

Putri ini diketahui senang melakukan tirakat salah satu tempat favoritnya adalah di Gua Payudan. Dalam perjalanan spiritualnya, melalui mimpi Potre Koning bertemu dan menikah dengan Adi Poday yang disebut sebagai pernikahan batin.

Anak dari Potre Koning, yaitu Joko Tole juga suka bertapa di Gua Payudan. Kelak Joko Tole akan memimpin Keraton Sumenep melajutkan kekuasaan dari orang tuanya. Bahkan Keraton Sumenep bisa berjaya di zamannya.

Cerita Kesakralan Pemakaman Batu Ampar sebagai Jejak Dakwah Islam di Madura

Bukan hanya para raja, sosok pemuda sakti bernama Ke’Lesap dipercaya pernah bertapa di Gua Payudan. Sosok yang kelak juga memerintah Sumenep pada tahun 1749-1750 M merebut kekuasaan setelah terjadi perang.

Ada juga Bindara Saot, yang memerintah Sumenep pada tahun 1750-1762 M. Dirinya yang memindahkan Keraton Sumenep yang tadinya berada di Karang Toroi ke Pajagalan. Bindara Saot juga merupakan penguasa Sumenep dinasti terakhir.

Sepi pengunjung

Walau menjadi salah satu ikon wisata bersejarah di Kabupaten Sumenep, Gua Payudan tampak sepi peminat. Pada libur saja, pengunjung Gua Payudan paling banyak hanya 40 orang per harinya.

Walau begitu para pengelola mencoba untuk mempromosikan Gua Payudan ini. Hal ini termasuk memperkenalkan sisi mistik dan kesucian dari tempat pertapaan ini. Karena itu mulai banyak pengunjung yang tertarik mengunjungi Gua Payudan.

Upacara Nyadar, Cara Orang Madura Menghormati Sosok Penemu Garam

“Kalau hari biasa, jarang ada pengunjung,” kata H Ruslan, salah satu juru kunci di lokasi wisata Gua Payudan.

Supaya mengingatkan para pengunjung mengenai sejarah Gua Payudan, di dinding-dinding gua tampak tertulis keterangan yang menunjukkan jika lokasi itu pernah menjadi pertapaan tokoh terdahulu, seperti Joko Tole, Potre Koneng, dan Ir Soekarno.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini