Dusun Nglerep Jawa Timur Menjadi Saksi Bisu Pergolakan G30 S/PKI

Dusun Nglerep Jawa Timur Menjadi Saksi Bisu Pergolakan G30 S/PKI
info gambar utama

Bendera akan berkibar setengah tiang pada 30 September untuk mengenang para pahlawan, terutama para perwira tinggi TNI AD Indonesia yang terbunuh dan tergeletak raganya di Lubang Buaya dalam melawan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pemerintahan Presiden Soekarno terombang-ambing karena ketidakharmonisan antara TNI dan PKI yang didominasi oleh ideologi komunis dan persaingan antara elite politik nasional. Para komunis berambisi memecah belah Indonesia yang baru saja merdeka.

Sebut saja Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo telah gugur karenanya.

Kudeta demi kudeta membuat para tentara PKI membabi-buta dengan tugasnya yang tidak berperikemanusiaan untuk menculik dan membunuh anggota TNI di tiap sudut rumah, di penjuru daerah, di seluruh Nusantara. Hanya mendengar tetapi cacian tak jera berhenti. Sungguh anarkis dan biadab.

Jejak Romantika Bung Hatta dan Sjahrir saat Dibuang ke Banda Neira

Walau Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan, hanya berselang 20 tahun tepatnya, ada kisah kelam membekas di dusun desa yang telah menyimpan rapat-rapat kebengisan PKI. Kembali menengok 58 tahun silam, tepatnya 30 September 1965, melalui tutur nenek-kakek.

Di bawah mentari pada halaman rumah, nenek membuka obrolan dengan hati lapang. Malam sunyi-sendu nan tenang seketika pecah-gaduh. Gema tangisan anak kecil dan wanita bersahut-sahutan antar rumah satu dengan yang lain di desa Nglerep, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Betapa tidak, derap langkah para PKI membawa persenjataan hingga atribut komunis lengkap dari ujung kaki ke kepala kian terdengar mendekati rumah warga. Gapura dusun desa sudah dibarikade hingga tiada satu orang pun boleh masuk maupun keluar.

Penangkapan mahasiswa oleh PKI | gettyimages
info gambar

Tembok rumah berbatu bata jadi saksi bisu kegaduhan para PKI yang sedang berpatroli malam, mencari para warga berstatus TNI dengan menggedor jendela, mendobrak tiap pintu, memasuki rumah warga secara paksa, dan menyalak bak anjing menggonggong lagi berburu.

Kakek juga menceritakan bagaimana dampak kebengisan PKI dari tempat dinasnya. Kota Solo (Surakarta) di mana kakek berdinas kala itu jadi sasaran empuk PKI yang melancarkan aksinya. Si kakek yang hanya letnan satu pembantu dari angkatan udara ikut menjadi incaran para PKI.

Kisah Bencana Ekologis yang Buat Warga Kolonial Tinggalkan Batavia

Takut, kalut, dan sedih merangkul jadi satu sekaligus mendeskripsikan atmosfer nan kelam. Tak heran, suasana malam yang sangat mencekam menyisakan trauma di hati nenek. Terlihat jelas dari ratapan matanya yang berkaca-kaca menahan tangis takut mengingat masa gelap.

Meski tertatih mengisahkan kelamnya Indonesia, nenek tak lelah memberi wejangan bagi generasi penerus bangsa, sementara kakek membara nan menggebu-gebu bercerita tentang perjuangannya melalui kekejaman PKI kala itu.

Protes atas kebengisan PKI | gettyimages
info gambar

Nenek masih bisa merasakan kaki-tangan menggigil, hatinya bergemetar, dan membungkam rapat-rapat bibir manisnya demi membantu kakek yang tak habis akal dan tak bergeming di bawah kolong kasur untuk menghindar dari para PKI tak berperikemanusiaan.

Tak pandang bulu, para PKI menyisir tiap rumah di dusun Nglerep demi mencari mangsa alias anggota TNI. Apa pun tingkatannya, dari AD, AL, bahkan AU. Praktik cuci otak oleh dalang PKI menyebar pesat dengan iming-iming sebuah hadiah berupa hak merdeka yang semu.

Lolongan ampun dan rintihan kesakitan tak digubris sedikit pun oleh PKI yang masih asyik dengan kebiadaban. Patrun juga berjatuhan bak hujan dari tangan PKI. Mangsa yang diburu PKI pun tak segan dilempar tanpa penghormatan ke sungai Brantas.

Sungai Brantas yang jernih menjadi lautan penuh darah dan menimbun banyak tulang-belulang manusia. Entah tanah Jawa sedang murka dengan kebengisan PKI kala itu, air di sekitar dusun mendadak surut tak membasahi anakan sungai.

Hampir tiap hari PKI memonitor tiap rumah. Warga dusun sudah mulai diambang kesabaran. Kakek dan prajurit lain bangkit dari persembunyian ketika Pak Harto (Soeharto) memandatkan untuk menangkap para pelaku G30S secara cepat, termasuk Aidit.

Sejarah dan Asal Usul Banyuwangi, Cerita Rakyat dari Jawa Timur
Soeharto mandat untuk perang melawan PKI | gettyimages
info gambar

Kakek dengan topi mut biru muda siap siaga menjaga administrasi kantor bersenjatakan pistol. Berkawan dengan dinginnya kota serabi, kakek melihat ke sekitar markas pemancar ada-tidaknya para pelaku PKI.

Mandat itu berakhir ketika para dalang dan anggota PKI di pemerintahan pusat Jakarta telah berhasil diringkus dan dijatuhi hukuman seberat-beratnya atas kebrutalan yang telah diperbuat hingga meninggalkan bekas jejak bagi para keluarga.

Keluarga korban penindasan PKI menyimpan rapat histori itu meski tergores dan tercabik sakit. Tak ada dendam, sesal, bahkan murka. Hanya saja menyayangkan musibah naas itu pernah terjadi di dusun tempat mereka huni.

Makam korban PKI | gettyimages
info gambar

Alih-alih memupuk kesedihan dan amarah, kakek berpesan atas perjuangan memberantas kebiadaban kelompok komunis sebagai sebuah pembelajaran dan pengingat bagi generasi Z untuk memaknai hakikat Pancasila dalam menjaga kedamaian NKRI.

Disyukuri nikmat Sang Pemilik Nusantara, nenek-kakek masih berdiri setangguh prajurit hingga sekarang. Usia senja tak menghalangi kakek untuk tetap cinta tanah air dengan memasang bendera di momentum kebangsaan maupun mendengarkan berita politik.

Cerita Arca dari Zaman Hindu yang Ditemukan di Bumi Para Wali

Referensi:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220923100643-25-851604/sejarah-dan-kronologi-g30s-pki

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-41451322

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NU
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini