Ai Nurhidayat: Merintis Penjaga Toleransi Multikultural, Penerima Satu Indonesia Awards

Ai Nurhidayat: Merintis Penjaga Toleransi Multikultural, Penerima Satu Indonesia Awards
info gambar utama

Satu Indonesia Awards (SIA) Merupakan program pemberian Apresiasi Astra untuk generasi Muda Indonesia yang berprestasi, dan mempunyai kontribusi positif untuk masyarakat, dan lingkungan sekitarnya. Melalui bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi, serta satu kategori kelompok yang mewakili 5 bidang tersebut. Salah satu penerima apresiasi satu Indonesia Awards yang membanggakan yaitu Ai Nurhidayat Gusar

Ai Nurhidayat Pendiri Sekolah Multikultural

Ai Nurhidayat atau sering disebut Kang Ai adalah pemuda asal Desa Cikubang, Kecamatan. Parigi, Tanjung Pangandaran, Jawa Barat. Belajar di SMA Plus Darussalam Ciamis pada tahun 2004-2007 dan melanjutkan studi sarjana (S1 Ilmu Komunikasi) di Universitas Paramadina pada tahun 2008-2012. Kang Ai juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kemahasiswaan (SEKJEN). Ai adalah pendiri perkumpulan mahasiswa dan sekretaris jenderal pertama Universitas Paramadina.

Setelah lulus dengan gelar sarjana komunikasi, Kang Ai menciptakan sebuah komunitas dan mendirikan Sabalad Community, sebuah komunitas belajar remaja di Pangandaran yang berfokus pada lima tema penting: literasi, seni dan budaya, pemuda, penggunaan media, dan ekologi. Sabalad dibuka (legal) pada tanggal 31 Januari 2013 di Dusun Cikubang, Desa Cinta karya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.

Kedigdayaan Perusahaan Perkebunan yang Buat Subang tak Merdeka 17 Agustus

Pada awalnya Sekolah Multikultural ini dirancang bersama dengan teman-teman dari komunitas “Sabalad” yang artinya Kawan, maka Sabalad berarti seperkawanan atau sepermainan yang rata-rata anak muda di Pangandaran yang juga terhubung dengan daerah lain. . “Kami tidak berpikir terlalu lama, yang penting banyak yang terhubung, jadi kami manfaatkan sekolah yang saat itu diambang kebangkrutan,” kata Kang Ai saat diwawancarai. BNPT TV, (4 April 2022).

Didirikanlah Sekolah Multikultural SMK Bakti Karya pada tahun 2011. hal tersebut dilatarbelakangi dengan kondisi masyarakat di Pangandaran yang masih etnosentris terhadap budaya luar. Sekolah Multikultural didirikan untuk mempertemukan siswa dari berbagai latar belakang, menciptakan titik temu untuk saling belajar, apresiasi, memberikan ruang dan melindungi keberagaman Nusantara.

Persepsi publik merupakan tantangan yang menyulitkan bagi kang Ai bahwa sekolah ini dianggap melakukan atau menjalankan misi-misi keagamaan tertentu, dianggap mengancam eksistensi agama, dan dianggap di luar Kurikulum yang telah dibuat Pemerintah. “justru Kami ingin membuat semacam jembatan penghubung, supaya ada interaksi ada dialog, bisa hidup barang, bisa saling memahami sampai aspek yang terdalam dari sisi agama”.

Sekolah Multikultural diselenggarakan secara gratis dimulai dari, tiket pesawat, asrama, biaya sekolah lain-lain selama 3 tahun dan sekolah ini terintegrasi dengan lingkungan masyarakat. Pada data tahun 2021, kelas sudah memasuki tahun ke tujuh dengan murid yang berasal dari 40 Suku dan 25 Provinsi di Indonesia untuk mengecap pendidikan dan memberi ruang untuk belajar bertoleransi. dan kini kelas Multikultural kurang lebih 250 relawan dan kakak asuh. sekolah ini telah meluluskan 102 Peserta didik untuk disebar menjadi pendamai di mana pun ia menetap.

Masyarakat Desa setempat juga akhirnya menyambut baik program tersebut Hal ini ditandai dengan berdirinya Kampung Nusantara di dusun Cikubang. ada sekitar 35 kepala keluarga di Kampung Nusantara yang merelakan rumahnya Dijadikan rumah tinggal Bagi siapa pun yang mau datang ke sana dan beberapa dinding rumah dilukis dengan gambar-gambar yang mencerminkan berbagai suku di Indonesia ada blok Kalimantan, Sumatera Sulawesi, Papua dan pulau-pulau lainnya. Sementara itu para siswa juga memiliki jadwal kegiatan rutin di malam hari yaitu, kegiatan rohani hingga setiap senin - Jumat Selama kurang lebih 2 jam para siswa duduk bersama mengaji bagi murid muslim dan mengkaji kitab bagi murid-murid yang beragama Nasrani. kegiatan itu dilakukan di suatu rumah di kampung Nusantara, di lantai bawah para murid saling membahas ayat-ayat Injil dan sesekali memanjatkan lagu-lagu pujian

Kantor Presiden IKN Selesai 2024, Bilah Modul Burung Garuda Sudah Dipasang

Buih buih dari kebaikan kang Ai datang ketika Seseorang diam-diam mendaftarkan Ai, menjadikannya salah satu dari 8.654 peserta lainnya. sehingga membuatnya mendapatkan penghargaan “Satu Indonesia Award” di bidang pendidikan pada tahun 2019. Pada malam terakhir acara penganugerahan IdeaFest JCC pada tanggal 4 Oktober 2019, setelah piala kemenangan jatuh ke tangan Kang Ai, Kang Langsung bergegas kembali ke Pangandaran dan menyerahkan piala tersebut kepada siswa-siswi SMK Bakti Karya Parigi. “Ini adalah hasil usaha kalian” itulah yang dikatakan Kang Ai kepada mereka.

#kabarbaiksatuindonesia

Referensi:

https://www.cintakarya-pangandaran.desa.id/pembawa-karya-ai-nurhidayat-sang-penjaga-toleransi-multikultural-dari-cintakarya/

https://www.viva.co.id/amp/edukasi/1639808-ai-nurhidayat-dirikan-sekolah-multikultural-di-pangandaran-siswanya-berasal-dari-seluruh-indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini