Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan segera berakhir meskipun dampak El Nino masih terjadi sampai tahun 2024 nanti.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah Indonesia karena tingginya keragaman iklim. Pihaknya memprakirakan puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Januari–Februari tahun depan.
“Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September, namun tadi kami juga menganalisis dari data satelit yang terkini, terlihat Oktobr ini nampaknya intensitas El Nino belum turun. Fenomena El Nino ini diprediksi masih akan terus bertahan hingga tahun depan,” ujarnya, dikutip dari laman bmkg.go.id.
Tips Menghadapi Gelombang Panas Musim Kemarau di Indonesia
November turun hujan
BMKG menjelaskan terjadinya musim hujan berkaitan erat dengan peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia. Angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak ini sudah mulai memasuki wilayah Indonesia sehingga diprediksikan membawa hujan saat bulan November mendatang.
Pergerakan angin dalam Monsun Asia menyebabkan pengaruh El Nino berkurang sehingga harapannya kemarau kering segera berakhir secara bertahap. Dengan ini, sebagian besar wilayah akan masuk musim penghujan, baik sebelum November maupun setelahnya.
Meski sudah ada hilal kedatangan musim hujan, BMKG tetap mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Sebab, kemarau kering masih belum benar-benar berakhir.
“Masyarakat dimohon selama bulan Oktober ini kondisinya masih kering, maka tidak dibakar pun bisa terbakar. Jadi jangan mencoba-coba untuk dengan sengaja atau tidak sengaja untuk mengakibatkan nyala api karena pemadamannya akan sulit untuk dilakukan,” kata Dwikorita.
Kacang Hijau dan Strategi Petani untuk Tetap Produktif di Musim Kemarau
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News