Unik! Tak Hanya Bisa Disantap, Kulit Ceker Ayam Juga Bisa Lengkapi Outfitmu

Unik! Tak Hanya Bisa Disantap, Kulit Ceker Ayam Juga Bisa Lengkapi Outfitmu
info gambar utama

Ketika berbincang soal ceker ayam, apa yang Kawan GNFI pikirkan? Semangkuk mie ayam? Jajanan ceker pedas? Atau olahan makanan lainnya? Siapa sangka, bahan yang biasanya tersaji di mangkuk mie itu juga bisa diolah menjadi sepatu! Ide unik ini muncul dan dikembangkan oleh Nurman Farieka Ramdhany, Founder dan Brand Owner sepatu “Hirka”.

Hirka menjadi sepatu pertama di dunia yang menggunakan kulit ceker atau kaki ayam sebagai material utamanya. Bukan tanpa alasan, Nurman menyampaikan bahwa ini menjadi bagian dari kampanye menghentikan perburuan ilegal ular dan buaya.

Produk sepatu kulit umumnya memanfaatkan kulit ular maupun buaya. Yang menjadi masalah berikutnya adalah untuk memperoleh kulit tersebut didapat secara ilegal. Nurman menekankan, Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor kulit ular terbesar di dunia, bersanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainya. Maka, Hirka hadir sebagai alternatif pengganti kulit eksotis lainnya.

Nurman memulai usahanya pada 2015 dengan melakukan riset. Muncul isu adanya produk-produk yang masuk ke Indonesia dengan harga terjangkau. Hal tersebut jelas menjadi tantangan dalam kompetisi usahanya.

Teori Bentuk Bumi Viral di Masanya, Inspirasi Bangun Ruang dan Datar

“Nah akhirnya, kita cari, kita pengen cari value lain. Bukan hanya sekadar produk yang kita bikin, tapi sebuah karya. Mahakarya yang bisa kita share dan dinikmati banyak orang,” tutur Nurman.

Selama empat tahun lamanya Nurman mempersiapkan Hirka. Memulainya dari riset, ia terus mencoba hingga proses distribusi. Selama itu pula, ia mendapat banyak dukungan, juga kritik dari orang-orang terdekatnya. Setelah melakukan riset, ia terus melakukan percobaan hingga memulai Hirka pada 2017. Nurman terus melakukan pengembangan sampai akhirnya Hirka makin banyak dikenal pada 2019.

Sepatu Hirka dibuat dengan sepenuh hati mulai dari proses kreativitas hingga kualitas di tangan-tangan ahli.
info gambar

Nurman menyadari bahwa produk dengan gagasan yang tidak biasa pun akan menemukan banyak rintangan. Akan tetapi, ia tak hanya bergantung pada aspek “berbeda dari yang lain” dari segi materialnya, namun ia juga ingin menekankan value lainnya, yaitu luxury, exclusivity, dan exoticvity di dalam produknya.

Tak dapat ia pungkiri, berbagai kritik dan ujian yang dihadapinya sempat memunculkan keraguan untuk meneruskan usahanya. Berbagai kekhawatiran itu akhirnya berhasil ia tepis dan membuatnya berada di posisi sekarang ini. Tak hanya ditemui di Indonesia, Hirka telah menjajal pasar internasional.

“Itu bisa dilewati dari satu anak tangga ke anak tangga yang lain, karena semua proses kita lewatin dengan baik, gitu. Jadi ngga ada loncatan yang ekstrem gitu,” tegas Nurman.

Lebih dari Sekedar Lomba, Ada Inspirasi yang Bisa Kamu Ambil dari Lomba Panjat Pinang

Hirka mendapat exposure yang sangat bagus pada 2018-2019, karena banyak sekali media nasional maupun internasional yang meliputnya. Pada kesempatan tersebut pun ia memberi kesempatan media untuk “mengintip” proses produksi.

Nurman merupakan salah satu pemenang Apresiasi SATU Indonesia Awards bidang kewirausahaan tahun 2019 dari Astra Group. Selama perjalanan usahanya, tentu naik turun sudah ia rasakan. Bagi Nurman, mengikuti kegiatan Apresiasi SATU Indonesia juga menjadi dorongan untuk terus mempertahankan bisnis yang telah dijalankan. Semangat tersebut kembali hadir ketika ia ditempatkan pada ekosistem yang mendukung dan memiliki support system.

Produk dari Hirka, sepatu dengan bahan baku kulit ceker ayam.
info gambar

Keunikan dari material Hirka membuatnya mendapat respon yang beragam dari konsumen, baik pro maupun kontra.

“Apalagi produk pertama yang kita bikin, produk untuk wanita. Yang notabene-nya mereka sudah terbiasa menyentuh material yang kita punya dan ketika tahu material tersebut dari material atau raw materials yang biasa mereka konsumsi, nah itu feedback-nya agak beragam sih,” ujar Nurman.

Ada konsumen yang komplain karena harga produk dari kulit ayam namun setara dengan produk dari kulit sapi, ada pula yang justru merasa jijik. Pada akhirnya, respon-respon tersebut membuat idenya berkembang dengan memproduksi sepatu untuk pria.

Material utama yang tak biasa, justru terkadang mempengaruhi efektivitas produksi. Hal ini karena jumlah kulit ceker ayam tak selalu tersedia sebagaimana dibutuhkannya. Bagi usaha yang mengandalkan kerajinan tangan, kualitas SDM pun sangat menentukan. Aspek ini juga seringkali membuat usahanya maju mundur. Meskipun demikian, Nurman sangat menyadari posisinya, “mau ga mau, kita masuk industri ya kita bisa menghadirkan supply sesuai dengan demand yang masuk ke kita”.

Memperkenalkan Budaya Tanpa Malu, Lalu Raih Kesuksesan! Kisah Inspirasi Kang Narman

Tahun depan, Hirka akan mengadakan solo pameran, mengeluarkan produk seasonal, dan upaya lain untuk terus menaikkan brand-nya. Nurman pun memiliki keyakinan untuk mengembangkan brand-nya setara dengan produk kenamaan lainnya.

“kita juga pengen nge-state bahwa produk kita, kita ngarahnya ke luxury brand,” tegas Nurman.

Semangat dan optimisme Nurman dapat menjadi contoh bagi Kawan GNFI yang juga sedang berjuang berwirausaha, ya.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini