Cerita Arwah Bosscha yang Kerap Sambangi Para Pekerjanya di Perkebunan Malabar

Cerita Arwah Bosscha yang Kerap Sambangi Para Pekerjanya di Perkebunan Malabar
info gambar utama

Karel Albert Rudolf Bosscha merupakan salah satu dari sedikit pengusaha Belanda yang namanya masih harum hingga kini. Bahkan namanya diabadikan untuk observatorium Bosscha di Bandung, Jawa Barat.

Bosscha yang terkenal sebagai seorang pengusaha perkebunan teh ini dikenal murah hati. Sehingga para pekerjanya mengaku kerap menjumpai Bosscha, walau juragannya itu telah lama meninggal dunia.

Observatorium Bosscha Kembali Dibuka Usai Tiga Tahun Vakum

Her Suganda dalam Para Preanger Planters mengisahkan di sebagian buruh perkebunan Malabar, terutama yang sudah lanjut usia, Bosscha dipercaya masih sering datang menjenguk kebunnya.

“Boleh percaya boleh tidak. Jika Bosscha datang, arwahnya masuk ke buruh perkebunan, terutama buruh pemetik pucuk daun teh,” ucapnya.

Beri nasihat

Dikatakan oleh Suganda, ketika arwah Bosscha datang untuk merasuki para pekerja bukan tanpa alasan. Pada kesempatan itu, biasanya dia memberi nasihat agar para pekerja bekerja sebaik-baiknya.

“Perses seperti yang dirinya lakukan saat masih hidup. Selain itu, dia mengingatkan agar menjaga dan memelihara daerah perkebunan warisannya serta tidak menebang pohon seenaknya” jelasnya.

Mengapa Cimahi Terkenal sebagai Kota Militer Sejak Zaman Kompeni?

Pemetik teh yang kemasukan arwah Bosscha itu mula-mula akan berbicara bahasa Belanda. Padahal saat sadar, orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa tersebut sepatah kata pun.

Karena itu, jelas Suganda, para pekerja di tempat Bosscha ini sering menegur arwah tersebut. Pasalnya warga pribumi tentunya tidak banyak yang mengerti bahasa Belanda yang digunakan arwah itu.

“Tuan jangan bicara dengan bahasa Belanda, kami semua tidak mengerti. Bicara saja dalam bahasa Sunda atau bahasa Indonesia,” pinta salah seorang buruh.

Hanya tiga jam

Menurut cerita, pertemuan antara arwah Bosscha dengan buruh perkebunan tersebut biasanya berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Macam-macam nasihat yang akan disampaikan oleh arwah tersebut.

“Tetapi pada umumnya menyangkut pemeliharaan kebun dan bekerja dengan rajin,” jelasnya.

Namun adanya anggapan bahwa arwah Bosscha sering datang berkunjung ke perkebunan itu, malah dimanfaatkan untuk mengadu untung. Apalagi digunakan oleh orang-orang saat musim judi buntut.

Pacuan Kuda yang Jadi Momen Pawer Kemewahan Para Juragan Kebun Teh Priangan

Makam Bosscha yang biasanya sunyi sepi, mendadak ramai dikunjungi para peziarah yang ingin mengadu nasib. Mereka menyediakan sesajen yang antara lain terdiri dari cerutu atau lisong dan sajian lainnya yang jadi kesukaan orang Belanda.

“Yang menarik, orang-orang itu sanggup bertahan menyepi selama bermalam-malam menunggu datangnya wangsit. Tidak jelas benar apakah ada yang bernasib mujur setelah pulang dari makam Bosscha, atau sebaliknya malah sakit karena kedinginan,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini