Griya Schizofren: Menyatukan Harapan bagi Orang Dengan Masalah Kejiwaan

Griya Schizofren: Menyatukan Harapan bagi Orang Dengan Masalah Kejiwaan
info gambar utama

Dalam perjalanan kehidupan yang serba cepat, Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) masih sering kali terpinggirkan dan dihadapkan pada stigma yang merendahkan. Beberapa ODMK bahkan dianggap sebagai aib keluarga yang seharusnya disembunyikan daripada dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi dan pemulihan.

Peningkatan stigmatisasi ini memiliki dampak yang signifikan pada prevalensi ODMK di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018, prevalensi rumah tangga dengan anggota yang mengalami gangguan jiwa, seperti skizofrenia dan psikosis, meningkat dari 1,7 per seribu pada tahun 2013 menjadi 7 per seribu pada tahun 2018. Di sisi lain, prevalensi depresi pada penduduk yang berusia di atas 15 tahun mencapai 6,1 persen, atau sekitar 12 juta penduduk, dan hanya 9 persen dari penderita depresi tersebut yang minum obat atau menjalani pengobatan medis.

Mariana Yunita Hendriyani Opat, Sang Pejuang Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja

Hal ini menunjukkan bahwa ada urgensi besar dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental dan mendukung ODMK yang sering dianggap sebagai sosok yang tidak bisa berkontribusi atau bersosialisasi seperti orang lain, padahal mereka adalah manusia yang hanya lupa untuk dimanusiakan.

Namun, ada seorang perempuan yang melihat lebih jauh. Namanya Triana Rahmawati, seorang perempuan dengan semangat yang membara untuk memanusiakan ODMK melalui sebuah inisiatif yang ia namakan Griya Schizofren.

Perjalanan Memanusiakan ODMK

Tria, panggilan akrabnya, adalah alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan latar belakang dalam jurusan Sosiologi. Namun, semangatnya untuk membangun interaksi sosial dengan ODMK datang dari pengalaman pribadi. Sebelum mendirikan Griya Schizofren, Tria sudah terbiasa berinteraksi dengan Fian, salah satu anggota keluarganya yang memiliki kelainan genetik Down Syndrome.

Setelah Tria diterima di UNS, ia menyadari bahwa kampusnya berdekatan dengan rumah sakit jiwa dan tempat rehabilitasi ODMK. Hal ini mengingatkannya bahwa ODMK adalah sebagian dari masyarakat, tetapi seringkali masyarakat lupa akan keberadaan mereka. Mereka bukanlah benda yang harus disembunyikan, melainkan manusia yang perlu dihormati dan diperlakukan dengan baik.

Tria kemudian mengajak dua temannya, Febrianti Dwi Lestari dan Wulandari, untuk berbuat sesuatu yang bermakna bagi ODMK. Mereka berkeliling mencari panti yang bersedia menerima mereka dengan tangan terbuka. Langkah mereka membawa mereka ke sebuah griya yang memiliki fokus pada kesehatan mental, yaitu Griya PMI Peduli Surakarta. Mereka disambut dengan tangan terbuka oleh Pak Tri, salah satu pengurus Griya PMI Peduli.

"Oke, kalau kamu ingin melakukan pendampingan, temui mereka secara langsung," kata Pak Tri. Ucapan itu menjadi awal dari perjalanan Tria yang akan mengubah kehidupan banyak orang.

Mantri Penuh Dedikasi: Kisah Marsellinus Wellip dan Pelayanan Kesehatan di Papua

Tria dan timnya pergi untuk bertemu dengan ODMK di Griya PMI Peduli. Saat pertemuan pertama, mereka merasa gugup dan tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika bertemu dengan ODMK. Namun, apa yang mereka temukan pada akhirnya adalah jauh dari stereotipe yang sering dilontarkan masyarakat umum. Mereka mendapati ODMK yang ceria, memiliki hobi, impian, dan ingin bersosialisasi.

Griya Schizofren yang sekarang dikenal sebagai wadah bagi anak muda di Surakarta untuk bersatu dan menunjukkan kepedulian mereka terhadap ODMK. Griya ini menjadi tempat bagi mereka untuk berbicara, bermain musik bersama, menggambar, dan berbagi momen bersama ODMK. Ini adalah pengalaman yang tidak hanya mengubah hidup ODMK, tetapi juga mengubah pandangan mereka terhadap kehidupan dan ODMK itu sendiri.

Salah satu tujuan utama Griya Schizofren adalah menyediakan tempat yang aman dan tanpa tekanan bagi ODMK untuk merasa diterima dan manusiawi. Mereka percaya bahwa dengan perawatan medis yang tepat dan tanpa stigma sosial yang melekat, ODMK dapat hidup secara normal dan produktif. Mereka adalah manusia yang pantas mendapatkan hak yang sama dengan kita semua.

ODMK menggambar | Foto: Website Griya Schizofren
info gambar

Selama hampir satu dekade, Griya Schizofren telah menjadi tempat berharga bagi anak muda di Surakarta untuk menghabiskan waktu bersama ODMK. Aktivitas-aktivitas yang mereka adakan di sana bukan hanya berfungsi sebagai terapi bagi ODMK, tetapi juga untuk menghilangkan stigma yang melekat pada mereka. Pada dasarnya, Griya Schizofren adalah wadah bagi interaksi sosial yang membuat ODMK merasa seperti bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat.

Di luar kegiatan sosialisasi dan interaksi sosial, Griya Schizofren telah meluncurkan inisiatif untuk memberdayakan ODMK secara praktis dan ekonomis. Konsepnya adalah bahwa ODMK, seperti siapa pun, memiliki potensi dan bakat. Mereka hanya membutuhkan peluang untuk mengekspresikan diri.

Upaya Menghapus Stigma, Inspirasi Gerakan dalam Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Mental

Dalam inisiatif ini, para ODMK menggambar yang kemudian diolah menjadi suvenir yang bisa dijual, seperti mug, tas, dan banyak lagi. Hasil dari penjualan suvenir ini digunakan untuk mendukung ODMK dan membiayai perawatan kesehatan mereka. Dalam prosesnya, mereka juga belajar keterampilan baru dan merasa berdaya.

"Ini adalah cara bagi kami untuk memungkinkan ODMK merasa lebih produktif," kata Tria. "Mereka tidak hanya menggambar, mereka juga terlibat dalam mengemas, mendistribusikan, dan berjualan suvenir yang mereka hasilkan sendiri."

Selama pandemi COVID-19, Griya Schizofren, seperti banyak organisasi sosial lainnya, harus mengurangi kegiatan di Griya PMI Peduli untuk mencegah penularan virus. Namun, semangat mereka tetap berkobar. Mereka tetap mendistribusikan alat kesehatan, kebutuhan pokok, dan vitamin ke ODMK yang membutuhkan, serta menyediakan informasi tentang COVID-19 dan bagaimana melindungi diri mereka.

Penghargaan dan Dampak Positif

Pada tahun 2017, Triana menerima penghargaan SATU Indonesia Awards di bidang Kesehatan. Penghargaan ini diberikan untuk mengakui dedikasinya dalam membantu ODMK dan mengurangi stigma yang melekat pada mereka.

Penghargaan tersebut adalah pengakuan terhadap upayanya dan keseluruhan komunitas Griya Schizofren. Mereka telah membantu memperkuat pemahaman masyarakat tentang ODMK dan kesehatan mental. Dengan usaha mereka yang gigih, Tria dan komunitasnya terus berjuang untuk memberikan tempat yang aman dan mendukung bagi ODMK.

5 Manfaat Donor Darah bagi Kesehatan Tubuh Manusia, Bisa untuk Menjaga Kesehatan Mental, Lho!

Mimpi Untuk Indonesia Yang Lebih Baik

Seiring berjalannya waktu, Tria bermimpi bahwa Griya Schizofren bisa hadir di seluruh Indonesia, menjalin persahabatan, dan membantu ODMK untuk hidup tanpa stigma, seperti manusia seutuhnya. Ini adalah bentuk nyata dari "bangkit bersama untuk Indonesia." Tria percaya bahwa semua orang, tanpa terkecuali, harus berkontribusi dan menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.

Griya Schizofren adalah contoh nyata tentang bagaimana satu individu dan komunitasnya dapat membuat perbedaan yang besar dalam masyarakat. Mereka telah berhasil mengubah pandangan orang terhadap ODMK, dan mereka terus bekerja keras untuk memastikan bahwa ODMK di Indonesia mendapatkan perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan. Dengan semangat dan dedikasi mereka, kita dapat berharap bahwa masa depan ODMK di Indonesia akan lebih cerah, bebas dari stigma, dan dipenuhi dengan cinta dan dukungan.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ZR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini