Program DSA dan Desa Mangunan: Bentuk Kolaborasi Untuk Kesejahteraan Masyarakat

Program DSA dan Desa Mangunan: Bentuk Kolaborasi Untuk Kesejahteraan Masyarakat
info gambar utama

Desa Mangunan, sebuah desa yang berada di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berjarak 14 km dari Kota Yogyakarta, Desa Mangunan dikenal dengan sebutan “desa wisata”, karena daerah ini memiliki banyak potensi wisata terutama pada wisata alam dan kuliner, seperti Jurang Tembelan, Pasar Kaki Langit Mangunan, Hutan Pohon Pinus, Wisata Mangunan, Gardu Pandang Mangunan dll. Potensi lainnya dalam sektor UMKM ada batik, kriya, dan kuliner. Dalam sektor budaya, ada tata panggung pertunjukan, seni drama dan tari (sendratari) Mataram, serta festival Abhinaya Reksa Buana.

Melihat adanya peluang potensi pada Desa Mangunan, kemudian membuat Ipungkalang, sebagai salah satu penggerak di bidang community best tourism melakukan pemaparan kepada manajemen PT Astra Internasional Tbk berkaitan dengan pengembangan desa yang sudah dilakukan dan rencana tindak lanjut. PT Astra Internasional Tbk, melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) yang fokusnya adalah untuk mengembangkan ekonomi masyarakat melalui produk unggulan, akhirnya menyetujui untuk berpartisipasi memberikan pendampingan beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Mangunan yang berbasis kearifan lokal. Selanjutnya pada Kamis, 18 Agustus 2022, Desa Mangunan ditetapkan menjadi bagian Desa Sejahtera Astra setelah dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Koperasi Notowono dan Manajemen Astra.

Top! Salatiga Masuk Nominasi Kota Kreatif UNESCO Bidang Kuliner
Amphitheater
info gambar

Program-program dari Desa Sejahtera Astra yang dilakukan di Desa Mangunan yaitu, melakukan pendampingan dan pelatihan untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif seperti batik, kuliner, sendratari, tata panggung, upacara adat Abhinaya Reksa Buana, fasilitator outbond dan paket wisata. Hal tersebut dilakukan oleh fasilitator desa, salah satunya adalah Ipungkalang yang melakukan koordinasi dengan beberapa stakeholder di desa, yaitu pemerintah desa, para pelaku wisata, tokoh pemuda, pelaku seni budaya, dan forum pelestari budaya. Bukan hanya melakukan koordinasi dengan stakeholder desa, para fasilitator desa juga berperan dalam pembuatan perencanaan program, mengkoordinir sasaran program, mengkoordinir pelaksanaan pelatihan, melakukan pengawasan dan evaluasi perkembangan program, serta membangun jejaring sasaran.

Tujuan dari program Desa Sejahtera Astra di Desa Mangunan ini adalah untuk membentuk kelompok-kelompok produktif pasca pelatihan yang dapat meningkatkan pendapatan, membuka lapangan usaha, dan menyejahterakan masyarakat yang mengikuti program pelatihan. Serta kedepannya juga diharapkan agar dapat memberdayakan masyarakat di desa tersebut. Hadirnya program ini tentunya memiliki dampak sangat positif terutama dalam peningkatan ekonomi masyarakat desa dan juga membuka peluang baru bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan sesuai bidang yang dikuasai masing-masing.

Berburu Kuliner dan Pernak-pernik ala Pasar Senggol di Kota Cologne, Jerman

Keberhasilan program Desa Sejahtera Astra dalam mengembangkan potensi Desa Mangunan juga tidak selalu berjalan mulus. Ada beberapa kendala dan tantangan yang pernah dihadapi seperti, rendahnya tingkat kualitas sumber daya manusia, minimnya permodalan, dan rendahnya tingkat jejaring dari masyarakat. Meski demikian, sebagai seorang fasilitator Ipungkalang dkk, tetap mengupayakan melakukan koordinasi aktif dengan para stakeholder desa dan juga menyediakan ruang untuk masyarakat menyampaikan aspirasi, seperti melalui musyawarah dusun, musyawarah desa, lalu musyawarah antara Badan Permusyawaratan Daerah, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa (Musrembang), serta mengadakan focus group discussion kelompok sadar wisata (FGD Pokdarwis), dan kegiatan lainnya.

Ipungkalang juga menyampaikan pengalaman berharga yang ia rasakan selama menjadi fasilitator Desa Mangunan yaitu, menjadi semakin banyak tahu tentang potensi masyarakat, terutama yang berkaitan dengan kearifan lokal, seperti adat, budaya, tradisi, nilai-nilai, dan norma masyarakat Desa Mangunan yang adi luhung, tetapi sudah banyak ditinggalkan oleh generasi masa kini. Contoh nyatanya adalah tentang pembelajaran tata krama, petuah-petuah melalui macapat, kidung yang penuh nilai-nilai luhur, dan masih banyak lagi khasanah adat budaya tradisi yang menarik untuk dikembangkan sebagai wahana edukasi tradisional.

Lontong Tetel, Icon Kuliner Baru Khas Daerah Wisata Wonosobo

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini