Pacu Jawi: Balapan Tradisional dari Ranah Minang yang Tanpa Pemenang

Pacu Jawi: Balapan Tradisional dari Ranah Minang yang Tanpa Pemenang
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebaudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Siapa nih, Kawan di sini yang suka menonton balapan?

Menonton balapan memang mengasyikkan bagi sebagian orang, karena bisa memacu adrenalin kita ketika menyaksikan para pembalap saling berpacu dengan kecepatan tinggi.

Banyak tontonan balapan yang bisa kita saksikan pada saat ini, mulai dari Formula 1 hingga Moto GP yang salah satu gelarannya menggunakan Sirkuit Mandalika yang ada di Nusa Tenggara Barat.

Namun tahukah Kawan, Indonesia ternyata juga memiliki beberapa macam balapan tradisional yang sudah dimainkan oleh masyarakatnya sejak lama.

Balapan tradisional ini tidak mengendarai kendaraan bermotor dalam balapannya, tetapi menggunakan hewan yang saling bersaing untuk menjadi yang tercepat.

Karapan Sapi dari Madura merupakan salah satu contoh balapan tradisional yang sudah dikenal oleh banyak orang di Indonesia.

Tidak hanya di Madura, Sumatra Barat juga memiliki balapan tradisional serupa yang menggunakan hewan dalam balapannya.

Bahkan, balapan tradisional dari Ranah Minang ini pernah muncul di media internasional.

Balapan tradisional khas dari Sumatra Barat ini dikenal dengan nama Pacu Jawi.

Baca juga: Hari Raya Kebudayaan di Kampung Cempluk

Pacu Jawi

Pacu Jawi
info gambar

Secara terminologi, kata pacu jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia memiliki arti pacu atau berpacu.

Sementara itu, jawi (sapi) merujuk kepada hewan yang digunakan dalam balapan tersebut.

Pacu Jawi berasal dari daerah tertua yang ada di Sumatra Barat, yaitu di Nagari Tuo Pariangan, Kabupaten Tanah Datar.

Dilansir dari artikel Ravivo Kurniawan, Endang Sepdanius, dan Anton Komaini yang terbit di Jurnal Sporta Saintika, Pacu Jawi ditemukan oleh Dt. Tantejo Gurhano ketika ingin membuka lahan sawah baru.

Pada saat itu, Dt. Tantejo Gurhano menyuruh kamanakan-nya (anak dari saudara perempuan) untuk menggemburkan tanah yang akan digunakan sebagai lahan sawah dengan menggunakan dua ekor sapi.

Meskipun demikian, tidak diketahui secara pasti waktu ketika pertama kali balapan tradisional ini ditemukan.

Seiring berkembangnya waktu, Pacu Jawi tidak hanya digunakan untuk menggemburkan tanah, tetapi juga untuk menghibur masyarakat sekitar.

Bagi masyarakat Minangkabau, khususnya Nagari Pariangan, gelaran Pacu Jawi dimaknai sebagai rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah.

Dalam gelarannya, Pacu Jawi akan menampilkan para joki yang mengendalikan dua ekor sapi untuk berlari lurus dengan kecepatan tinggi di sepanjang sawah yang memiliki jarak 50 hingga 200 meter.

Meskipun bernama Pacu Jawi, sebenarnya tidak ada perlombaan atau persaingan antar peserta, sehingga tidak ada juri khusus dalam balapan ini.

Pemenang dalam gelaran ini hanya berdasarkan pandangan penonton terhadap sapi mana yang dianggap terbaik dibandingkan dengan yang lainnya.

Pada saat ini, Pacu Jawi menjadi salah satu daya tarik wisata bagi para pengunjung yang datang ke Tanah Datar.

Para wisatawan bisa menyaksikan gelaran Pacu Jawi yang dilaksanakan setiap dua bulan sekali yang digilir di empat kecamatan berbeda, yaitu Sungai Tarab, Pariangan, Lima Kaum dan Rambatan.

Baca juga: Kisah IISMA dan Kemilau Budaya Indonesia di Negeri Ceko

Pernah Dicoba Chef Gordon Ramsay

Gordon Ramsay mencoba Pacu Jawi
info gambar

Nama Pacu Jawi tidak hanya diketahui dalam taraf lokal saja, tetapi sudah dikenal hingga mancanegara.

Salah satu contoh adalah ketika gelaran Pacu Jawi muncul dalam serial Chef Gordon Ramsay di National Geographic TV yang berjudul Gordon Ramsay: Uncharted.

Adegan ini muncul dalam episode 'Sumatra's Stunning Highlands' di season 2, ketika Gordon Ramsay datang ke Sumatra Barat untuk memasak makanan khas Minangkabau, yaitu rendang.

Dalam episode tersebut, terlihat koki kelas dunia ini beberapa kali mencoba untuk menjadi joki dan memacu dua sapi dengan kecepatan penuh.

Akan tetapi, usaha dari juri MasterChef dan Hell's Kitchen ini gagal dan harus rela badannya penuh dengan lumpur akibat jatuh ketika berusaha mengontrol kecepatan sapi yang dikendarainya.

Gambaran ini setidaknya memberikan bayangan bahwa tidak sembarangan orang bisa menjadi joki Pacu Jawi dalam perlombaan tersebut.

Meskipun demikian, apapun momen yang terjadi pada saat gelaran tersebut tetap bisa menghibur masyarakat yang hadir untuk menonton.

Tertarik untuk menyaksikan Pacu Jawi secara langsung, Kawan?

Referensi:
- Ravivo Kurniawan, Endang Sepdanius, dan Anton Komaini, "Pacu Jawi di Kabupaten Tanah Datar" dalam Jurnal Sporta Saintika, vol. 4, no. 2, 2019, hal. 16-26.
- https://dispar.sumbarprov.go.id/details/event/23
- https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=2003

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini