Sosok KH Saifuddin Zuhri, Rela Berdagang di Glodok Pasca tak Jadi Menteri Agama

Sosok KH Saifuddin Zuhri, Rela Berdagang di Glodok Pasca tak Jadi Menteri Agama
info gambar utama

Pada masa modern ini, masyarakat Indonesia banyak dipertontonkan para pejabat yang hidup bermewah-mewahan. Padahal saat zaman perjuangan, banyak sosok pejabat yang hidup secara bersahaja.

Salah satunya adalah KH Saifuddin Zuhri yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama (1962-1967). Tetapi terkenal sebagai sosok yang sederhana, seperti menolak rumah dinas hingga berdagang di Pasar Glodok.

Pria kelahiran 1 Oktober 1919 di Kampung Kauman, Desa Sokaraja Tengah, Kawedanan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah ini memang lahir dari keluarga yang sangat sederhana.

Bagaimana tidak ibunya hanya seorang perajin batik, sedangkan bapaknya adalah petani. Walau begitu latar belakang keluarganya sebenarnya tak main-main, karena masih keturunan pemuka agama terkenal di Banyumas.

Peran Jamiat Kheir sebagai Pelopor Pendidikan Umat Islam di Hindia Belanda

Ayah dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (2014-2019) terkenal banyak berperan di organisasi keislaman, khususnya di Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan dia ikut angkat senjata dengan pasukan Hizbullah bersama Jenderal Soedirman di Ambarawa.

Jabatan di lembaga Islam dan pendidikannya membuat namanya semakin dikenal orang. Puncaknya, Bung Karno memintanya menjadi Menteri Agama menggantikan KH Wahib Wahab yang mengundurkan diri.

“Penunjukan saudara sudah saya pikir masak-masak. Telah cukup lama saya pertimbangkan. Sudah lama saya ikuti sepak terjang saudara sebagai wartawan, politisi dan pejuang. Saya dekatkan Saudara menjadi anggota DPA. Saya bertambah simpati. Baru-baru ini Saudara saya ajak keliling dunia, dari Jakarta ke Beograd, Washington, lalu Tokyo. Saya semakin mantap memilih Saudara sebagai Menteri Agama,” papar Bung Karno yang dimuat Merdeka.

Menteri bersahaja

Sebenarnya permintaan dari Bung Karno ini tidak langsung diterima oleh KH Saifuddin Zuhri. Tetapi dirinya meminta pendapat terlebih dahulu kepada tokoh teras NU, khususnya KH Wahab Hasbullah dan KH Idham Chalid.

Setelah bertemu dengan tokoh-tokoh tersebut dan semua mendukung, barulah permintaan Bung Karno yang memintanya jadi Menteri Agama diterima. Dari sinilah peran KH Saifuddin Zuhri untuk kemajuan Islam muncul.

Hal yang paling penting adalah perannya untuk mengembangkan IAIN hingga ke sembilan provinsi. Dirinya berkeinginan agar IAIN menjadi perguruan tinggi yang memiliki kedudukan strategis dalam rangka mewujudkan tesis agama.

Wajah-Wajah Istimewa: Belajar dari Buddha, Yesus sampai Muhammad

Selain pemikirannya yang progresif. KH Saifuddin Zuhri juga terkenal dengan kebersahajaannya. Salah satunya saat menolak memberikan haji gratis kepada sang adik, Muhammad Zainuddin Dahlan.

“Sebagai orang yang berjasa dan mengingat kondisi perekonomian belum memungkinkan, sudah layak jika Departemen Agama menghajikan. Apalagi kamu pernah berjuang dalam pejuang kemerdekaan. Tapi ada satu hal yang menyebabkan saya tidak mungkin membantu melalui haji departemen. Karena kamu adikku. Coba kamu orang lain, sudah lama aku hajikan,” urainya.

Pilih hidup sederhana

Farida Salahuddin Wahid membenarkan cerita itu. Sang ayah sangat menerapkan disiplin keras kepada keluarga dan kerabat dekatnya. Selama menjadi Menteri Agama tak ada satupun anak-anaknya yang haji .

“Anak-anak, apalagi ponakan, tidak boleh menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi,” ujarnya.

Putra Saifuddin Zuhri lainnya, Ahmad Baihaqi Saifuddin mengungkapkan setelah ayahnya memilih berdagang di Pasar Glodok ketika tak lagi jadi menteri. Pasalnya uang pensiun yang didapatkan tak mampu mencukupi hidup 10 anaknya.

Nasionalisme Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari

Hal ini awalnya tak pernah diketahui oleh pihak keluarga. Tetapi ada salah satu anak yang mengikuti ayahnya saat pergi pagi-pagi. Tak pernah disangka, Saifuddin Zuhri tak gengsi berjualan beras di Pasar Glodok.

“Jadi, setiap Sabtu selepas solat Duha ayah biasanya pergi begitu saja dan baru kembali saat petang,” ujar Baihaqi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini