Pulau Samosir dan Danau Toba, Bukti Teringkarnya Sebuah Janji

Pulau Samosir dan Danau Toba, Bukti Teringkarnya Sebuah Janji
info gambar utama

Danau Toba adalah salah satu yang langsung diingat banyak orang jika membicarakan tentang tempat wisata di Sumatra Utara. Keindahannya tidak hanya populer di Indonesia, tapi sampai ke mancanegara. Berbicara tentang Danau Toba, tempat ini tidak terlepas dari salah satu pulau yang eksistensinya juga tidak kalah menarik, yaitu Pulau Samosir.

Letak pulau Samosir berada di tengah Danau Toba yang memiliki luas 1.100 kilometer. Jika dilihat dari atas, bentuk pulau ini seolah menyerupai huruf “A” dengan panjang 45 kilometer dan lebar sekitar 19 kilometer. Sedangkan ketinggiannya mencapai 900-1000 meter di atas permukaan laut.

Selain lokasinya yang saling berkaitan, menariknya Danau Toba dan Pulau Samosir punya cerita turun-temurun yang kerap disampaikan pada banyak orang sehingga menjadikannya terkenal, serta sebagai daya tarik pengunjung.

Baca juga: Keindahan Danau Toba Tidak Boleh Dilewatkan, Danau Terbesar di Indonesia!

Cerita ini bermula di sebuah desa yang bertokohkan seorang pemuda bernama Toba. Ia merupakan seorang yatim piatu yang hidup hanya dengan peninggalan sepetak sawah warisan dari orang tuanya. Tidak perlu risau, hasil tani cukup untuk menyambung hidup tanpa kekurangan.

Mau bagaimanapun juga, petani zaman dahulu hanya mengandalkan alam untuk menentukan keberhasilan mereka. Jadi, saat tiba satu musim kemarau panjang semua orang merasa kesulitan. Sawah mengering, sementara itu persediaan makanan mereka hampir habis.

Toba bukanlah orang yang hanya bisa berdiam diri merenungi nasib, menghadapi masalah yang melanda, ia mencari cara agar tetap hidup, yaitu mencari ikan ke laut. Pagi hari adalah waktu yang dipilih toba untuk mencari ikan bersama penduduk desa yang lain.

Sayang sekali, di hari pertama usaha mereka berujung pada tangan kosong. Jaring yang mereka sebar tidak satu pun didapati ikan yang nyangkut. Membuat semua orang merasa keheranan atas situasi yang diberikan oleh laut. Mencoba tidak putus asa, mereka kembali lagi setelah beberapa hari berlalu, tapi hasilnya tetap sama. Hingga akhirnya kesabaran mereka berkurang dan satu-persatu mulai pergi meninggalkan desa untuk mencari jalan lain.

Toba tidak demikian, ia merasa berat hati untuk meninggalkan desa penuh kenangan bersama orang tuanya, kampung halaman yang menyaksikan perkembangan hidupnya. Suatu hari, ia kembali ke laut seorang diri, kali inipun memilih waktu sore. Saat malam telah tiba, akhirnya jaring yang disebar Toba menangkap ikan yang sangat berat.

Ikan telah berada dalam genggaman Toba, tapi wujudnya yang berbeda membuat toba tertegun. Tidak pernah ia melihat ikan berwarna keemasan yang cantik. Alhasil, Toba memutuskan untuk memelihara ikan itu. Setelah hari itu, Toba kembali dibuat tertegun karena di rumahnya selalu terhidang makanan lezat selama berhari-hari, tanpa ia tahu siapa yang memberinya.

Baca juga: Cerita Kebudayaan Dari Pulau Samosir

Suatu hari, jawaban didapatkan Toba. Makanan lezat yang selalu dimakan Toba ternyata berasal dari seorang gadis cantik yang sebelumnya berwujud ikan yang didapatkan Toba di laut.

Singkat cerita, karena sejak saat itu Toba membiarkan gadis ikan tersebut untuk tetap tinggal di rumahnya, alhasil kebiasaan mereka berakibat pada rasa mencintai yang menguasai keduanya. Mereka menikah dengan satu syarat yang diberikan sang gadis berupa janji untuk merahasiakan identitas dan asal-usulnya.

Pernikahan mereka dilengkapi dengan seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Samosir. Rupanya tampan dengan postur tubuh tegap seperti ayahnya. Kehidupan Toba dan keluarga kecilnya sangat rukun dan bahagia. Sampai usia Samosir menempati angka 10 tahun.

Pekerjaan Toba untuk menghidupi keluarganya adalah bertani. Setiap siang, istrinya membawakan makanan untuknya. Suatu hari istrinya sedang sakit dan tidak bisa mengantar makanan, jadi tugas itu digantikan oleh anak mereka, Samosir.

Usia Samosir ada di tahap suka bermain dengan teman-teman sebaya. Di perjalanan menuju sawah ayahnya, tanpa pikir panjang ia menerima ajakan temannya untuk bermain sampai sore hari. Saat tersadar, ia segera berlari untuk mendatangi ayahnya dan membawa makanan yang sudah dingin itu.

Jangan tanyakan bagaimana reaksi Toba, karena sudah pasti ia marah besar. Ia bekerja dari pagi, terpapar sinar matahari sehingga membuatnya sangat kelaparan. Namun, suara Samosir yang bergetar menahan tangis saat memberi penjelasan membuat Toba memaafkan.

Baca juga: Pemandian Aek Rangat Rianiate, Sumber Air Panas Alami Di Pulau Samosir

Sayangnya, kelalaian Samosir bukan yang terakhir kali dilakukan, keesokan harinya ia melakukan kesalahan yang sama, bahkan lebih telat dari kemarin. Kali ini Toba tidak bisa mehanan dirinya, tidak hanya berimbas pada makanan yang dibuang ke sawah, Toba sampai tidak bisa menahan mulutnya yang mencerca anaknya. Tidak ada yang bisa mencegah, kalimat, “dasar anak ikan!” telah keluar dari mulutnya.

Samosir mengadu pada ibunya. Istri Toba yang sedang sakit itu merasa sangat kecewa pada suaminya. Toba telah melanggar janji sakral sehingga mendatangkan hujan deras yang tak kunjung berhenti selama berhari-hari dan menyebabkan banjir. Alhasil, desa tempat tinggal Toba itu tenggelam.

Namun, sebelum itu Samosir telah pergi bersama ibunya ke sebuah dataran yang sangat tinggi. Keduanya berteduh dari derasnya hujan dan terhindar dari banjir yang melanda. Genangan air yang menenggelamkan desa perlahan semakin meluas, menyisakan dataran di mana Samosir dan ibunya berlindung.

Dataran itu, kini terkenal dengan nama Pulau Samosir yang dikelilingi genangan air bernama Danau Toba.

Referensi:

  • https://dongengceritarakyat.com/legenda-dan-asal-usul-cerita-danau-toba-dan-pulau-samosir-lengkap/
  • https://samosirkab.go.id/potensi-unggulan-kabupaten-samosir-pariwisata/
  • https://disbudpar.sumutprov.go.id/objek_wisata/pulau-samosir/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini