Batu Gantung, Menyimpan Cerita Gadis yang Putus Asa

Batu Gantung, Menyimpan Cerita Gadis yang Putus Asa
info gambar utama

Berbicara tentang wisata di Sumatra Utara, untuk menyelesaikannya tidak bisa diprediksi oleh waktu. Bahkan, hanya dalam satu wilayah pun ada banyak sekali objek wisata yang bisa dikunjungi. Di sekitar Danau Toba, ada satu tempat yang wujudnya tidak kalah menarik, yaitu Batu Gantung.

Kawan yang ingin ke tempat ini membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit dari Hotel Danau Toba, menggunakan speedboat. Seperti namanya, saat mendatangi tempat ini maka akan disuguhkan oleh batu. Akan tetapi, tentu saja bukan bentuk batu biasa yang bisa dijumpai di mana saja.

Bila Kawan datang ke sana, cobalah untuk memandang batu tersebut dengan saksama dan Kawan akan melihat rupa batu seperti wanita yang akan terjun ke danau. Selain itu, Kawan juga tidak boleh berbicara kotor atau bahkan menghina hal-hal terkait Batu Gantung. Sebab masyarakat menganggapnya sebagai tempat keramat. Jika melanggar, akibatnya akan mendapat kecelakaan seperti tidak bisa pulang, hingga tenggelam ke danau.

Baca juga: Pulau Samosir dan Danau Toba, Bukti Teringkarnya Sebuah Janji

Menariknya Batu Gantung juga terdapat pada cerita yang dikembangkan oleh rakyat sekitar Danau Toba. Berikut kisahnya!

Cerita ini bermula saat di daerah sana masih menganut tradisi perkawinan pariban. Tradisi ini mengatur orang-orang dengan suku Batak Toba untuk menikahi sepupunya. Pada zaman dulu, ada seorang gadis cantik yang dijodohkan orang tuanya kepada anak namborunya. Dalam suku Batak, namboru berarti saudara perempuan dari pihak ayah.

Gadis itu bernama Seruni. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya di desa terpencil sekitaran Danau Toba, Sumatra Utara. Biasanya, Seruni selalu ditemani anjingnya yang bernama Toki, kemana pun ia pergi. Sudah beberapa hari ia murung dan merenung sambil memandangi indahnya Danau Toba. Ia tidak ingin menikah dengan sepupunya, lantaran sang sepupu idiot. Di sisi lain, ia takut mengecewakan kedua orang tuanya. Belum lagi jika ia harus meninggalkan pujaan hatinya, Seruni merasa tidak sanggup.

Dengan pikiran yang semakin kalut, ide untuk mengakhiri hidup pun terlintas. Seruni berjalan ke arah tebing Danau Toba, mengabaikan kondisi jalan yang dilaluinya. Hingga tiba-tiba saja, Seruni terperosok ke dalam lubang batu besar hingga jauh ke dasar lubang. Batu cadas yang berwarna hitam memperburuk suasana, hanya ada gelap, dan Seruni sangat ketakutan. Ditambah lagi, ia merasa batu-batu itu semakin menghimpit dirinya.

Hanya ada Toki si seekor anjing yang tidak bisa menolong Seruni. Toki hanya mampu membuat lolongan keras di mulut lobang. Tidak membantu sama sekali, akhirnya Seruni sampai pada tahap putus asa.

Baca juga: Keindahan Danau Toba Tidak Boleh Dilewatkan, Danau Terbesar di Indonesia!

Di situasi yang sudah segenting itu Seruni berpikir bahwa ini adalah kesempatan baginya. Lebih baik ia mati dari pada harus hidup lebih lama, tapi menderita luar biasa. Alhasil, Seruni malah berseru agar batu semakin menghimpit tubuhnya.

Toki yang setia pada majikannya pun merasa sia-sia. Sang anjing segera berlari kembali ke rumah. Dengan caranya, Toki mengantarkan ayah dan ibu Seruni ke tempat di mana Seruni berada. Tetangga yang mendengar kabar itu pun segera merapat.

Semua orang berupaya keras untuk membantu Seruni keluar dari lubang. Tetapi, cela yang sangat sempit tidak bisa menjangkau tali yang diulurkan warga untuk Seruni. Ayah Seruni sempat ingin nekat terjun ke dalam lubang, kemudian digagalkan oleh orang-orang.

Tidak lama kemudian, suara gemuruh terdengar, bumi berguncang dengan dahsyatnya. Tanpa diperkirakan, batu yang menelan Seruni tertutup begitu saja. Tebing-tebing di Danau Toba mulai runtuh, semua orang yang ada di sana berlarian untuk menyelamatkan diri sendiri. Saat gempa telah berhenti dan warga kembali ke tempat kejadian, sudah terlihat batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis dengan posisi seolah-olah menggantung.

Masyarakat memercayai bahwa bentuk seorang gadis itu ialah Seruni. Itulah sebabnya tempat itu dinamai Batu Gantung.

Baca juga: Bukit Sibea-Bea, Pilihan Destinasi Wisata Religi di Sumatra Utara

Referensi:

  • https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=83
  • https://dongengkakrico.wordpress.com/pendongeng-cerita/legenda-batu-gantung/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini