Patah Hati dalam Perspektif Lebenswelt: Memahami Duka di Balik Pengalaman Pribadi

Patah Hati dalam Perspektif Lebenswelt: Memahami Duka di Balik Pengalaman Pribadi
info gambar utama

Patah hati kini banyak merugikan individu, entah dalam segi psikis maupun fisik. Banyak individu yang menyikapi patah hati dengan emosi negatif, tentu jika pandangan ini terus dilakukan akan memberikan dampak negatif terhadap individu itu sendiri.

Lantas apa pandangan Edmund Husserl terkait patah hati? Serta bagaimana memaknai patah hati itu sendiri? kita akan kupas dalam artikel ini.

Patah hati merupakan pengalaman umum yang dialami banyak orang ketika menghadapi putusnya hubungan asmara atau suatu pengalaman emosional paling mendalam dalam kehidupan. Perasaan sedih, kecewa, marah, dan terluka tentu wajar dirasakan saat patah hati.

Menurut sarwono dan sarlito mereka mengartikan patah hati akibat dari akhir dari hubungan antara dua orang atau lebih dan menimbulkan rasa bersalah yang berbeda beda pada tiap individu. Patah hati dalam percintaan diyakini lebih menyakitkan dari pada patah hati dalam persahabatan. Karena kalau putus dalam percintaan itu menimbulkan efek sakit hati, kecemasan, dan perasaan tidak tenang pada individu.

Dalam ilmu filsafat patah hati ini dapat ditinjau menggunakan pendekatan struktur kesadaran manusia dalam fenomenologi Edmund hussrel. Isi teorinya ia mengungkapkan terkait konsep Lebenswelt. Lebenswelt atau "dunia hidup," merujuk pada realitas pengalaman sehari-hari yang dipahami dan diartikan oleh individu. Dalam konteks patah hati, Lebenswelt menjadi panggung tempat drama emosional ini dipentaskan.

Setiap interaksi, kebiasaan, dan makna yang terkait dengan kehidupan sehari-hari menjadi warna-warna dalam lukisan emosional yang dihasilkan oleh patah hati. Menurut konsep Lebenswelt tidak hanya merentang pada dimensi hubungan interpersonal, tetapi juga meresapi dan membentuk dunia hidup atau Lebenswelt seseorang. Teori Lebenswelt memandang patah hati bukan sekadar emosi semata, melainkan suatu pengalaman kompleks yang melibatkan banyak aspek dalam dunia keseharian (Lebenswelt).

Konsep Lebenswelt, yang berasal dari tradisi filsafat fenomenologi, menawarkan kerangka kerja yang kaya untuk memahami bagaimana patah hati meresap ke dalam dimensi kehidupan sehari-hari dan memengaruhi persepsi, nilai, dan makna hidup individu.

Apa Saja Perbedaan Data Analyst, Data Engineer, dan Data Scientist? Ini Penjelasannya

Dalam teori lebenswelt, patah hati dipandang sebagai gangguan atau krisis di dalam dunia keseharian seseorang akibat berakhirnya hubungan asmara. Inti dari pandangan ini adalah mereka memandang bahwa patah hati melibatkan aspek dalam kehidupan sehari hari. Tidak hanya sekedar bentuk emosi sesaat.

Seseorang terkadang memaknai kekasih atau sahabat adalah orang penting yang memiliki pengaruh dalam kehidupannya. Hilangnya sosok kekasih atau sahabat ini membuat hilangnya harapan hidup dan makna makna kehidupan yang akhirnya menganggu makna makna tersebut yang berpengaruh terhadap kehidupan individu.

Singkatnya, patah hati memengaruhi keseluruhan cara pandang dan penghayatan seseorang akan hidupnya sehari-hari. Itulah sebabnya dampak patah hati bisa sangat mendalam dan sulit diatasi hanya dalam waktu singkat.

Lalu Teori lebenswelt dikembangkan oleh Edmund Husserl, filsuf fenomenologi asal Jerman. Inti dari teori ini adalah memandang pengalaman manusia tidak terpisah dari konteks dunia kesehariannya. Dengan kata lain, makna suatu pengalaman bagi seseorang hanya bisa dipahami dalam hubungannya dengan keseluruhan dunia kesehariannya.

Pada ilmu filsafat juga ada istilah eksistensialisme yang merupakan suatu bidang filsafat secara khusus mendeskripsikan eksistensi dan pengalaman manusia dengan menggunakan metode fenomenologi. Para eksistensialis seperti Heidegger dan Mereau Ponty menggunakan reduksi fenomenologis dan eidetik untuk mengungkap eksistensi dan pengalaman manusia.

Namun, mereka menolak reduksi transendental karena di nilai tidak realistik. Meski demikian, mereka setuju dengan hasil reduksi transendental yakni bahwa kesadaran pada dasarnya adalah hasil penciptaan (pemaknaan) manusia dan ia hidup dalam dunia yang telah "di ciptakan " atau di maknakannya itu (lebenswelt).

Salah satu hasil analisis atas eksistensi manusia oleh para eksistensialis yaitu eksistensi adalah pemberian makna". Hal ini sesuai dengan hakikat kesadaran manusia itu sendiri sebagai intensionalitas yang selalu mengarah keluar dirinya dan melampaui dirinya (transendensi).

Patah hati memicu perubahan mendalam dalam Lebenswelt seseorang. Aktivitas harian yang dulu menyenangkan bisa berubah menjadi beban berat. Interaksi sosial yang sebelumnya nyaman dapat terasa sulit dan terbebani oleh kenangan. Dalam pandangan Lebenswelt, patah hati tidak hanya terjadi pada level emosional, tetapi juga mengubah cara individu memandang dunia sekitarnya.

Dalam Lebenswelt yang terpengaruh oleh patah hati, sering kali muncul isolasi emosional dan kesepian. Teman-teman lama dan keluarga mungkin berada di sekitar, tetapi jarak emosional dan kehampaan dapat menciptakan suatu kesunyian yang sulit dipecahkan. Lebenswelt patah hati menjadi gejala ruang batin yang sepi dan tidak terjamah.

Meskipun patah hati menciptakan rentang yang dalam dalam Lebenswelt, konsep ini juga membawa harapan. Proses pemulihan tidak hanya tentang memperbaiki, tetapi juga tentang mengorganisir kembali makna hidup. Melalui refleksi, dukungan sosial, dan pencarian makna baru, individu dapat membangun Lebenswelt yang baru dan melihat patah hati sebagai batu loncatan menuju pertumbuhan pribadi.

Seni dan ekspresi kreatif menjadi sarana untuk berkomunikasi dengan Lebenswelt yang terpatah hati. Melalui lukisan, tulisan, atau bentuk ekspresi lainnya, individu dapat menyampaikan kompleksitas emosional yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ini menjadi cara untuk memahami dan merangkul patah hati sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan kehidupan.

TikTok Cs Beri Pemerintah Saran Soal Pemanfaatan AI di Indonesia

Dengan waktu dan usaha, Lebenswelt yang terpengaruh oleh patah hati dapat mengalami transformasi yang positif. Dengan membangun narasi baru tentang kehidupan, individu dapat melihat patah hati sebagai bagian yang tak terhindarkan dari perjalanan manusia menuju kedewasaan dan pemahaman diri.

Aspek-Aspek Lebenswelt yang Terpengaruh Patah Hati

Menurut teori lebenswelt, ada beberapa aspek utama dalam kehidupan sehari-hari yang akan terganggu akibat patah hati, yaitu:

Rutinitas dan kegiatan sehari-hari

Mantan kekasih biasanya terlibat dalam banyak rutinitas dan kegiatan bersama, seperti pergi kuliah, jalan-jalan, nonton bareng, makan malam romantis, dan sebagainya. Kepergian dia menyebabkan terhentinya rutinitas-rutinitas itu, sehingga ada banyak waktu “kosong” yang tiba-tiba muncul.

Tempat-tempat yang dikunjungi

Kedai kopi langganan, taman tempat biasa ngobrol berdua, bioskop langganan, dan tempat-tempat lain yang sering dikunjungi bersama mantan kini terasa hampa dan menyedihkan ketika dikunjungi sendirian. Kenangan akan sosoknya yang hilang masih membekas di tempat-tempat itu.

Patah hati, ketika dilihat melalui lensa Lebenswelt, menjadi lebih dari sekadar kegagalan hubungan. Ia menjadi pintu gerbang untuk memahami kompleksitas kehidupan emosional dan menyusun ulang makna hidup dalam konteks pengalaman pribadi yang mendalam.

Dalam setiap kepedihan terkandung potensi untuk pertumbuhan, dan dalam setiap Lebenswelt yang patah hati, ada jalan menuju penyembuhan dan kehidupan yang lebih bermakna.

Pentingnya Pendidikan Bahasa Inggris Untuk Warga Indonesia

sumber :
eses.uin-malang.ac.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RI
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini