Proyek Blok Masela Dimulai, Investasi 3 Kali Lipat Kereta Cepat Whoosh

Proyek Blok Masela Dimulai, Investasi 3 Kali Lipat Kereta Cepat Whoosh
info gambar utama

Setelah mangkrak 25 tahun, proyek pengembangan lapangan gas abadi Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku Utara, akhirnya dimulai. INPEX Masela, Ltd. selaku operator mengadakan Kick Off Project Management Team di Jakarta pada Kamis (28/12/2023). Kegiatan ini digelar usai pemerintah Indonesia menyetujui revisi Plan of Development (PoD) dan menyertakan komponen carbon caputre storage (CCS).

Dana pengembangan LNG Abadi Masela cukup fantastis. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, total investasi proyek ini mencapai 20,9 miliar dolar AS atau setara Rp324 triliun. Menurutnya, jumlah tersebut hampir tiga kali lipat biaya Kereta Cepat Jakarta—Bandung alias Whoosh, yaitu Rp113,9 triliun.

“Hari ini menjadi hari yang spesial karena kita akan melakukan Kick Off Project Management Team Abadi Masela yang menandai dimulainya Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sangat masif,” ucap Dwi saat menyampaikan sambutan.

Sumber Gas Raksasa Ditemukan di Lepas Pantai Sumatra, Terbesar ke-3 Dunia

SKK Migas dan INPEX menargetkan proyek LNG Abadi Masela bakal beroperasi alias onstream pada kuartal keempat 2029. Kemajuan proyek ini dimulai setelah Pertamina dan Petronas bergabung sebagai mitra INPEX, lalu ketiganya membentuk konsorsium. Dwi menjelaskan, Menteri ESDM RI telah mengeluarkan Persetujuan Revisi kedua atas PoD I Lapangan Abadi di Wilayah Kerja Masela. Proyek ini dia perkirakan bakal menghasilkan pendapatan pemerintah sebesar 37,8 Miliar dolar AS atau setara Rp586 Triliun.

Proyek LNG Abadi menjadi bukti komitmen Indonesia dalam meningkatkan produksi gas dan menurunkan emisi. Volume produksi LNG tahunan proyek ini diperkirakan mencapai 9,5 juta ton. Kapasitas sebesar itu diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan energi di Indonesia, Jepang, dan negara Asia lainnya, serta menghasilkan pasokan energi bersih yang stabil dalam jangka panjang.

Blok Masela berpotensi menyimpan CO2, bahkan menjadi CCS Hub dengan kemampuan injeksi CO2 sebesar 71—80 Juta ton dan Kapasitas Penyimpanan 1,2 gigaton. Proyek ini akan menjadi salah satu tulang punggung untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.

Harta Karun Migas Baru Ditemukan, Kekayaannya Jauh Lebih Melimpah dari Blok Masela

Dwi menerangkan, CCS Hub di Proyek Abadi Masela menambah daftar proyek CCS yang tengah dibangun di industri hulu migas. Hal itu menegaskan keberpihakan dan kontribusi industri migas dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai target net zero emission pada 2060.

Seandainya proyek Abadi Masela bisa dipercepat, kata dia, maka penerimaan pendapatan pun berpotensi mengalir lebih cepat. Namun, jika terjadi keterlambatan, biaya proyek akan bertambah sekitar 1 miliar dolar AS setiap tahun di luar tambahan biaya tenaga kerja.

Kick off hari ini adalah milestone penting. Saya minta tim SKK Migas dan INPEX Masela terus mencari potensi kegiatan untuk mempercepat proyek. Jika proyek Abadi Masela bisa lebih cepat selesai, maka dampaknya sangat besar berupa percepatan penerimaan negara dan tambahan pasokan gas untuk mendukung kebutuhan domestik,” tutup Dwi.

Cerita Penemuan Ladang Gas Raksasa di Papua Barat yang Gaet Investor Asing

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini