Manisnya Gula di Balik Alasan Pembangunan Stasiun Cirebon Prujakan

Manisnya Gula di Balik Alasan Pembangunan Stasiun Cirebon Prujakan
info gambar utama

Stasiun Cirebon Prujakan adalah salah satu stasiun bersejarah yang ada di Jawa Barat. Stasiun yang berlokasi di Jalan Nyi Mas Gandasari, Kelurahan Pekalangan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon ini saksi bersejarah kemajuan wilayah.

Dimuat dari Detikjabar, Stasiun Cirebon Prujakan ini mulai dibangun pada tahun 1914 oleh perusahaan kereta api swasta yaitu Samarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Pada awalnya pembangunan ini ditujukan untuk komoditas gula.

Stasiun Medan Menjadi Saksi Jayanya Tembakau Deli

Stasiun ini dirancang oleh seorang arsitek berkebangsaan Belanda yang bernama Pieter Adriaan Jacobus Moojen. Bangunan Stasiun Cirebon memiliki corak khas perpaduan lokal dan aliran seni Art Deco.

Pada saat peresmian Stasiun Cirebon terdapat empat pintu masuk yang berbentuk melengkung yang dihiasi oleh ornamen klasik pada dinding bangunan. Pada bagian pintu kiri difungsikan sebagai loket karcis.

“Pada zaman kolonial, pelayanan penumpang dan barang masih dalam satu stasiun, tetapi dipisahkan oleh dua loket. Di bagian kiri khusus penumpang, dan sebelah kanan untuk bagasi. Oleh sebab itu pada bagian depan dua menara tersebut pernah dipasang tulisan “kaartjes” (karcis) di sebelah kiri dan “bagage” (bagasi) di sebelah kanan,” dikutip dari KAI.ID.

Demi gula

Stasiun Cirebon Prujakan memang dibangun di tengah pesatnya pertumbuhan di Kota Cirebon pada masa kolonial. Stasiun ini dibangun untuk mengantisipasi semakin meningkatnya jumlah penumpang.

“Kala itu, SCS membangun Stasiun Cirebon Prujakan untuk mengantisipasi semakin meningkatnya jumlah pengangkutan sekaligus untuk memisahkan antara pelayanan penumpang dan pelayanan khusus barang,” jelas 0ny Sahroni dalam Manis Gula di Balik Berdirinya Stasiun Cirebon Prujakan.

Mengintip Sejarah Stasiun Tertua di Jawa Timur

Awalnya SCS membangun stasiun ini di sebelah barat. Karena itulah, pada masa kolonial stasiun ini bernama Cheribon West. Untuk stasiun awal sendiri dibangun oleh SCS bersama dengan pembangunan trem Semarang-Cirebon pada tahun 1897-1899.

Latar belakang pembangunan trem Semarang-Cirebon ini untuk memenuhi kebutuhan pengangkutan gula. Karena itulah jalur trem tersebut dibangun dengan melintasi beberapa pabrik gula yang ada di sepanjang Semarang-Cirebon.

Dari pabrik-pabrik itu, gula nantinya akan diangkut menuju ke Pelabuhan Muara Jati Cirebon. Sesampai di pelabuhan, gula itu siap untuk diekspor ke luar negeri maupun ke daerah-daerah lain yang ada di wilayah Hindia Belanda.

Jadi cagar budaya

Hingga saat ini, Stasiun Cirebon Prujakan masih difungsikan sebagai tempat keberangkatan dan kedatangan kereta api dari berbagai daerah. Kereta api yang berangkat maupun datang kebanyakan kelas ekonomi.

“Kalau kereta api yang berangkat atau datang di Stasiun Cirebon Prujakan ini lebih ke kereta api kelas Ekonomi. Kalau yang kelas Bisnis-Eksekutif itu adanya di Stasiun Cirebon Kejaksan,” kata Manager Humas PT KAI Daop 3 Cirebon, Ayep Hanapi.

Sejarah Perkeretaapian Indonesia, Roda Besi Berdentum di Nusantara

Tidak berbeda dengan stasiun lain, Stasiun Cirebon Prujakan juga memiliki beberapa tenant yang menjual berbagai macam makanan dan minuman. Sementara di luar area stasiun juga bisa ditemukan orang yang menawarkan angkutan umum.

Stasiun yang telah berusia 100 tahun itu telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.58/PW.007/MKP/2010 tahun 2010.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini