Mengenal Karekteristik dan Problematika dari Generasi Z (Gen Z)

Mengenal Karekteristik dan Problematika dari Generasi Z (Gen Z)
info gambar utama

Generasi Z adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1995 sampai pertengahan 2010. Jumlah generasi Z sampai saat ini lebih dari 68 juta jiwa atau dua kali lipat dari generasi X. Sedangkan di seluruh dunia, populasi generasi Z mencapai 2,5 miliar jiwa.

Kalau generasi milenial hadir saat peralihan teknologi analog ke teknologi digital, generasi Z ini berbeda dengan generasi milenial mereka lahir di tengah perkembangan teknologi yang sudah maju dan tumbuh dengan menikmati teknologi tersebut. Maka dari itu, para ahli meyebutkan generasi Z ini sebagai generasi net. Karena perbedaan ini generasi Z lebih unggul dan serba bisa dalam teknologi.

Selain itu, generasi Z jauh lebih cakap dan mawas terhadap sisi negatif teknologi. Sementara milenial, rawan terkena efek negatif teknologi seperti hoaks, karena tumbuh di zaman transisi teknologi.

Menurut pakar psikologi yang mendalami perkembangan generasi, Jean Twenge menyebutkan kalau generasi Z ini tidak bisa disamakan dengan generasi milenial, kok begitu? Karena generasi Z punya karekteristik berbeda, Kawan. Nah, seperti apa karekteristik dan problematika yang sering dihadapi generasi Z? Yuk, simak ulasan berikut!

Mengenal Macam Tari Tradisional Asal Malang

Karekteristik Generasi Z

Pertama, Digital Native, generasi Z terlahir dalam lingkungan dengan kemajuan teknologi dan mereka tumbuh dengan pengaruh dunia digital, sehingga mereka sudah mengenal koneksi digital sejak kecil.

Kedua, generasi Z ambisius untuk mencapai kesuksesan, sebab mereka tahu apa yang mereka mau, tumbuh dalam dunia digital memudahkan generasi Z untuk mengakses berbagai informasi termasuk tentang karier dan hidup.

Ketiga, serba instan. Generasi Z lebih cenderung menyukai hal yang instan daripada generasi sebelumnya, seperti generasi milenial, sehingga mereka lebih mementingkan hasil daripada proses yang ditempuh.

Keempat, generasi berjiwa bebas. Menjadi terbiasa menyuarakan pendapat secara bebas melalui media yang bervariasi akan menghadirkan tantangan bagi mereka dalam mengadaptasi kehidupan di lingkungan yang otoriter.

Kelima, generasi yang memiliki sikap positif. Menurut Jean Twenke, Generasi Z memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik daripada generasi milenial. Generasi Z umumnya memiliki pandangan yang lebih positif dan memiliki kepercayaan diri yang lebih kuat.

Keenam, generasi kritis dalam berbagai hal. Bahkan sangat kritisnya, mereka tidak mudah terjebak hoaks, karena mereka terlatih dalam mengakses beragam informasi secara cepat. Mereka juga dapat memilih informasi yang valid. Berbeda dengan generasi milenial yang lebih mudah terpengaruh emosional oleh berita palsu atau hoaks.

Perjalanan Akademik Rizal Ramli: Dari Fisika, Berbelok ke Ekonomi

Problematika Generasi Z

Pertama, mental health. Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang umumnya dialami oleh Generasi Z atau Gen Z. Menurut studi yang dilakukan di University College London, tingkat kecemasan pada generasi Z dua pertiga lebih tinggi dibandingkan dengan generasi milenial.

Berdasarkan temuan studi yang dilakukan oleh Pew Research Center, sekitar 70 persen remaja dari berbagai latar belakang seperti negara, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan keluarga mereka, mengalami rasa cemas dan depresi.

Dalam laporan McKinsey Health Institute yang mengutip survei Gen Z 2022, disebutkan bahwa risiko kesehatan mental yang buruk pada perempuan Gen Z dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Banyak negara menunjukkan bahwa kesehatan mental Gen Z sangat buruk meskipun belum diketahui penyebabnya secara pasti.

Namun, McKinsey Health Institute menarik kesimpulan bahwa beberapa faktor yang spesifik untuk kelompok usia Gen Z dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka. Faktor-faktor ini meliputi tahap perkembangan, tingkat keterlibatan mereka dengan layanan kesehatan, pengaruh sikap keluarga atau masyarakat, dan penggunaan media sosial.

Berdasarkan penelitian terhadap lebih dari 42 ribu orang yang berasal dari 26 negara, lebih dari 33 persen dari generasi Z mengungkapkan bahwa mereka menggunakan media sosial selama lebih dari dua jam setiap harinya. Mereka menyatakan bahwa pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental sangat signifikan.

Kedua, kesenjangan sosial. Generasi Z memiliki kesadaran yang sangat besar akan ketidakseimbangan yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan. Gen Z mengalami perbedaan yang dirasakan dalam hal ekonomi, pendidikan, dan sosial.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh IDN Media Research 2024, masalah yang paling membuat khawatir di kalangan generasi muda adalah ‘social and economic inequality’ sebesar 60 persen. Pandangan ini tak hanya menimbulkan kecemasan, melainkan juga ketakutan terhadap fenomena yang terjadi saat ini.

Kesenjangan berkaitan erat dengan terbatasnya peluang dan kurangnya kesempatan yang diberikan kepada generasi muda untuk mencapai kepuasan dalam hidup. Siklus ketidaksetaraan akan berdampak signifikan dengan munculnya rasa tidak puas yang akan menyebabkan frustrasi pada Generasi Z.

Tortor Bukan Tarian Biasa, Berikut Jenis-jenis dan Maknanya!

Ketiga, isu lingkungan. Sering kali generasi Z sering dianggap memiliki sikap cuek dan kurang peduli terhadap masalah sosial, termasuk masalah lingkungan. Meskipun Gen Z Indonesia terlihat acuh tak acuh, sebenarnya mereka menunjukkan keprihatinan yang mendalam dan peduli terhadap isu lingkungan.

Generasi muda menyadari bahwa dunia sedang dihadapi oleh masalah perubahan iklim. Berdasarkan Indonesia Gen Z Report 2022, sebanyak 79 persen dari generasi Z menyatakan perubahan iklim merupakan isu yang serius.

Dari jumlah 70%-nya merasa memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan 66 persen bersedia membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan.

Melalui berbagai aksi dan inisiatif, generasi muda telah menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi sebagai kekuatan positif yang dapat mengubah masa depan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini