Tortor Bukan Tarian Biasa, Berikut Jenis-jenis dan Maknanya!

Tortor Bukan Tarian Biasa, Berikut Jenis-jenis dan Maknanya!
info gambar utama

Tari menjadi salah satu ciri khas dari suatu suku-bangsa yang ada di Indonesia. Biasanya, setiap suku memiliki tarian yang berbeda antara satu sama lain baik dari segi gerakan, makna, kostum tari, dan lain-lain. Begitu juga dengan tari yang terdapat di suku Batak, yaitu Tortor. Tarian dari suku Batak ini tidak asing di telinga masyarakat Indonesia meski bukan dari suku yang sama. Ditambah lagi, pernikahan dari salah seorang public figure, Jessica Mila sempat viral di media sosial karena keluwesannya saat menari.

Sebenarnya, bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Tortor berarti tari atau tarian. Jadi, kurang tepat rasanya bila menyebut Tortor dilengkapi dengan kata “tari” di depannya. Sementara orang yang menari disebut dengan istilah “manortor”.

Kenduri Laut: Wujud Syukur Masyarakat Pesisir di Tapanuli Tengah

Sejarah Tortor

Tortor merupakan satu hal penting bagi masyarakat suku Batak. Terlepas dari eksistensinya yang menjadi identitas suku tersebut, ada pendapat yang mengungkapkan bahwa Tortor sudah ada sejak 13 Masehi.

Pada awalnya, suku Batak mengembangkan Tortor untuk mencerminkan kehidupan mereka. Khususnya di daerah Samosir dan Humbang. Fakta menariknya, tidak banyak yang tahu bahwa dulunya Tortor melibatkan patung. Hal ini karena tradisi zaman dahulu yang sering mengadakan ritual untuk mengundang roh. Nah, roh-roh tersebut kemudian masuk ke dalam patung dan ikut menari bersama dengan mereka.

Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi itu berubah. Apalagi saat agama Kristen muncul di Silindung, pemuka agama mengubah Tortor menjadi bagian dari seni budaya. Selanjutnya, semakin banyak masyarakat yang percaya dengan ajaran agama Kristen, Tortor pun menjadi semakin modern dan nyanyian yang mengiringi mencerminkan kebudayaan masyarakat Batak.

Mengenal Macam Tari Tradisional Asal Malang

Jenis-jenis Tortor

  1. Tortor Pangurason: Tortor yang satu ini biasa dijumpai saat pesta besar. Sebelum pelaksanaan, lokasi yang akan digunakan wajib dibersihkan menggunakan jeruk purut. Harapannya, saat pesta berlangsung tidak ada musibah atau marabahaya yang terjadi.
  2. Tortor Sipitu Cawan: dalam bahasa Indonesia ialah Tari Tujuh Cawan. Cerita yang terkandung pada Tortor jenis ini adalah tentang 7 putri yang berasal dari khayangan yang turun ke bumi, kemudian mandi di Gunung Pusuk Buhit dan saat itu pula Pisau Tujuh Sarung (Piso Sipitu Sasarung) datang. Tortor ini ditampilkan pada saat acara pengangkatan raja.
  3. Tortor Tunggal Panaluan: merupakan rangkaian suatu budaya ritual, dipertunjukkan pada saat uupacara ritual apabila suatu desa sedang mendapat musibah. Penari juga harus dilakukan oleh para dukun agar sekiranya mendapat petunjuk dalam mengatasi musibah tersebut.
  4. Tortor Naposo Nauli Bulung: Tortor jenis ini bisa dibilang sebagai Tortor yang lebih modern karena diperankan oleh anak muda. Jumlah penarinya sendiri tidak dibatasi, hanya saja muda-mudi yang menari tidak boleh dari marga yang sama. Tortor Naposo Nauli Bulung biasa dijumpai di acara perkawinan masyarakat Mandailing Natal. Selain itu, tari ini juga dianggap sebagai media pendidikan yang memuat nilai-nilai ajaran untuk mengatur seseorang dalam bersikap patuh kepada Tuhan, rendah diri, dan peduli. Adapun iringan musik yang digunakan dalam Tortor ini adalah gondang, suling, ogung, dan momongan (tali sayak).

Dengan jenis yang berbeda-beda, serta terdapat jenis yang khusus untuk anak muda, memang tidak ada lagi alasan untuk memutus tradisi Tortor. Lagi pula, justru menyenangkan bila di suku-bangsa yang kita anut masih memiliki peninggalan yang senantiasa diwariskan pada setiap generasi.

Bahasa Indonesia Kian Mendunia, Bagaimana Capaian dan Langkah Selanjutnya?

Referensi:

  • https://wonderfulimages.kemenparekraf.go.id/read/649/kesakralan-tarian-tortor-toba
  • https://mengenalindonesia.com/tari-tor-tor/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini