Mengenal Seni Drama Tradisional dari Provinsi Jawa Timur

Mengenal Seni Drama Tradisional dari Provinsi Jawa Timur
info gambar utama

Seni drama tradisional merupakan seni pertunjukan dengan suatu cerita yang disertai gerak-gerik dan dialog (percakapan) dari para pemainnya. Seni drama tradisional yang diperankan manusia disebut teater tradisional, sedangkan seni drama tradisional yang diperankan dengan bantuan alat peraga disebut teater boneka.

Dalam memperkenal seni dan budaya Provinsi Jawa Timur terdapat Berbagai jenis seni drama tradisional yang terdapat di provinsi ini. Bukan hanya Reog Ponorogo, tetapi masih banyak seni drama tradisional lainnya. Penasaran, berikut ulasannya!

Ludruk

Ludruk merupakan teater tradisional yang sangat merakyat di Provinsi Jawa Timur. Kesenian Ludruk mempunyai beberapa karakteristik unik, salah satunya adalah adanya peran tandhak, yakni pria yang berperan sebagai wanita.

Pertunjukan dimulai dengan tari Remo (Ngremo) sebagai pembuka, serta dilengkapi dengan nyanyian-nyanyian sindiran yang mengawali cerita. Pertunjukan ini selalu menampilkan dialog dalam dialek Jawa Timuran dan ditambahkan dengan pantun-pantun lucu.

Tanaman Toga, Beragam Manfaat dari Tumbuhan yang Ada di Perkarangan Rumah

Reog Ponorogo

Reog Ponorogo adalah sebuah sendratari tradisional yang berasal dari daerah Ponorogo. Pertunjukan ini didukung oleh kekuatan yang menciptakan kesan menyeramkan. Seorang warok atau jagoan memimpin kelompok reog.

Kethoprak

Kethoprak merupakan teater tradisional yang terkenal di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada mulanya, Kethoprak adalah suatu bentuk hiburan rakyat desa yang melibatkan pemukulan lesung secara ritmis saat malam bulan purnama. Permainan ini dikenal dengan sebutan Gejog.

Wayang Wong atau Wayang Orang

Wayang Wong adalah suatu bentuk pementasan wayang yang dilakukan di panggung, di mana para pemain memerankan karakter wayang menggunakan kostum dan perlengkapan yang mengadopsi gaya pakaian pada wayang kulit.

Topeng Dalang

Topeng Dalang merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang melibatkan anggota yang terdiri dari pengrawit (penabuh gamelan), dalang, dan penari. Cerita yang biasanya diperkenalkan dalam pertunjukan topeng dalang adalah kisah yang terdapat dalam epik Ramayana dan Mahabarata.

Polemik Naiknya Pajak Hiburan, Kemenparekraf Pastikan Tampung Aspirasi Pelaku Industri

Jemblung

Jemblung adalah bentuk teater tradisional yang tumbuh di Desa Bandar dan Lirboyo, Kediri. Unsur-unsur dalam kesenian jemblung mencakup tokoh pementasan, alat musik yang menyertai, serta penyanyi. Gamelan pengiringnya terdiri dari instrumen kendang, kethuk, kenong, penerus (titil), terbang, dan jidor.

Lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi (Pesinden) berupa rangkaian kata atau puisi, fokusnya sering kali pada pujian terhadap nabi (Salawat). Kisah ini merupakan hasil adaptasi dari cerita asli yang berasal dari Arab atau Persia.

Janger Banyuwangi

Janger Banyuwangi merupakan perpaduan antara seni drama Andhe-andhe Lumut dengan tarian Arja dari Pulau Bali. Kesenian ini juga disebut Dhamarulan atau Jinggoan dengan menampilkan cerita rakyat Banyuwangi, yaitu Dhamarwulan-Minak Jingga.

Wayang

Wayang adalah suatu bentuk pertunjukan teater klasik yang melibatkan penggunaan boneka wayang sebagai pemeran utamanya. Salah satu sarana lain yang digunakan adalah kelir (layar). Batang pisang, lampu blencong digunakan sebagai lampu, wadah digunakan untuk menampung wayang, dan palu digunakan untuk menepuk wadah.

Beberapa jenis wayang yang ada di Jawa Timur meliputi Wayang Timplong di Kabupaten Nganjuk, Wayang Brayut di Kediri, Trenggalek, dan Tulungagung, Wayang Suluh di Bojonegoro, Wayang Krucil di Blitar, Tulungagung, dan Trenggalek, Wayang Beber di Pacitan, dan Wayang Purwo yang dapat ditemukan di sebagian besar wilayah Jawa Timur.

Rajati Flower Garden, Parit Penuh Sampah yang Disulap Jadi Taman Bunga Indah

Karapan Sapi

Karapan sapi merupakan suatu tradisi budaya yang berasal dari masyarakat Madura yang dilaksanakan sebagai bentuk perayaan setelah musim panen dengan mengadakan sebuah perlombaan balapan sapi, yang dikenal dengan sebutan Karabe Sape. Kesenian ini berawal dari alasan untuk menambah semangat dalam menggarap sawah.

Akan tetapi, lama kelamaan masyarakat menjadi gemar melakukan adu sapi ini. Kemudian adu sapi ini berkembang menjadi sebuah kesenian atau hiburan rakyat. Kesenian ini berupaya untuk menyampaikan perasaan kesenangan yang dirasakan oleh masyarakat setelah melalui upaya yang keras di bidang pertanian mereka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini