Surabaya WasteUp Project Wujudkan Akselerasi Ekonomi Sirkular

Surabaya WasteUp Project Wujudkan Akselerasi Ekonomi Sirkular
info gambar utama

Surabaya WasteUp Project secara resmi diluncurkan pada tanggal Rabu (10/1/2024) setelah sebelumnya sukses menggelar acara online-nya. Event tersebut mengambil tajuk "Navigasi Implementasi Ekonomi Sirkular di Indonesia melalui Bisnis Berkelanjutan."

Banyak pihak yang turut menjadi tamu undangan, termasuk perwakilan Pemerintah Kota Surabaya, Pertamina Foundation, startup terpilih, mitra program, masyarakat umum dan Carbon Addons sebagai pemilik proyek.

Surabaya WasteUp Project adalah program inkubasi bisnis yang diinisiasi oleh Carbon Academy, yang merupakan bagian dari Carbon Addons. Tujuannya adalah untuk membantu pengembangan ide usaha dan inovasi dalam bidang ekonomi sirkular di Indonesia, dengan pilot project pertama di Kota Surabaya.

Adapun sebagai startup teknologi iklim yang dipimpin oleh pemuda Indonesia yang berusaha berkontribusi pada aksi iklim global sambil memberdayakan masyarakat lokal melalui platform penyeimbang karbon satu pintu, Carbon Addons terus berusaha untuk membuat aksi iklim menjadi lebih mudah dan dekat bagi masyarakat.

Fig 3. Dari atas kiri ke kanan, Joshua Valentino, Andyaningrum Fauziah, Darina Maulana dan Adhitya Yusuf menyampaikan materi terkait implementasi ekonomi sirkular dari perspektif masing-masing

Atribut Kampanye Pemilu Menuai Keluhan, Apa Akar Masalah dan Solusinya?

Dilansir dari rilis resminya, acara pembukaan Surabaya WasteUp Project diresmikan oleh Farah Andita Ramdhani, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Kebudayaan Kota Surabaya.

“Kami melihat topik ini sangat menarik untuk diangkat apalagi dimulai di Surabaya. Semoga program ini bisa direplikasi di kota-kota lainnya di Indonesia,” sebutnya dalam sesi acara.

Selain itu, Yulius S. Bulo selaku Direktur Operasional Pertamina Foundation dan Mohammad Naufal selaku Founder & CEO Carbon Addons juga menyampaikan sambutannya pada event tersebut.

Sesi kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang berkaitan dengan tema utama acara. Dimoderatori oleh Andyaningrum Fauziah dari GIZ Indonesia dan ASEAN, panel ini diisi oleh tiga pembicara.

Adhitya Yusuf, Circular Economy Project Manager dari UNDP Indonesia, menyampaikan wawasan tentang kemajuan Pembangunan SDG12 & Ekonomi sirkular di Indonesia. Adhitya menyebutkan bahwa isu ekonomi sirkular adalah isu yang holistik dan multisektor.

“Sirkular ekonomi itu lebih holistik, ia tidak hanya berbicara tentang ekonomi daur ulang. Di dalamnya ada siklus berputar yang ingin dibentuk yaitu circle loop di mana pendekatannya dilakukan sejak sebuah produk dibuat. Desain produk sudah dipertimbangkan sejak awal, apakah desain ini tahan lama, bisa dipakai berulang dan mudah didaur ulang nantinya,” tegasnya kepada peserta.

Dunia Terancam Mengalami Overtourism pada 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Darina Maulana dari Enviu mengisi sesi sharing kedua yang membagikan pengalamannya tentang membangun ekosistem ekonomi sirkular tingkat kota. Ia menyebutkan bahwa kolaborasi adalah komponen utama untuk akselerasi berjalannya ekosistem ekonomi sirkular di tingkat kota, terutama kolaborasi dengan pemerintah yang satu visi dengan kita.

Sementara Joshua Valentino sebagai pembicara ketiga dari Rekosistem membahas peluang, tantangan, dan pelajaran dalam membangun bisnis ekonomi sirkular di Indonesia. “Jika melihat peluang dalam isu pengolahan sampah, maka dimana ada sampah itu adalah sebuah opportunity. Tinggal kembali kepada kita seberapa jauh kita mau nyemplung (baca: terjun) mengurusi isu ini”, kata Joshua kepada peserta.

Sistem yang masih bergerak secara silo atau sendiri sendiri adalah hal yang kembali disebutkan Joshua sebagai tantangan dalam membangun bisnis ekonomi sirkular.

Acara ditutup dengan pemaparan dari Mohammad Naufal, yang memberikan visual tentang Surabaya WasteUp Project, termasuk dengan rencana, pengembangan, dan perusahaan rintisan terpilih dalam proyek tersebut.

Startup terpilih berjumlah 10 startup dari total 50 pendaftar yang fokus bergerak di bidang ekonomi sirkular diataranya Aither, AyoResik, Briqcoff, Capunglam, CLEANZ, Daurulang.id, Mosfis Indonesia, myECO, Prosperify dan Rsthelabel.

Mereka nantinya akan melewati journey yang telah dirancang oleh tim Carbon Academy untuk membangun bisnis mereka lebih berkelanjutan mulai dari fase workshop, business refinement, circularity tour hingga demoday yang akan diselenggarakan mulai Januari hingga bulan Februari nanti.

Pergeseran Kebijakan: Thailand Terapkan Larangan Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

”Harapan kami, nantinya bisa tercipta sebuah hub atau pusat pengetahuan, kolaborasi dan inovasi terkait ekonomi sirkular. Inilah yang melatarbelakangi adanya inisiatif Surabaya WasteUp Project yang dapat memperkuat ekosistem dan mendorong implementasi ekonomi sirkular di tingkat kota, dan kita akan memulai ini di kota Surabaya”, ucap Naufal menutup acara kick-off.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

Terima kasih telah membaca sampai di sini