Ada 5 Strategi dari Pemerintah untuk Dorong Industri Furnitur, Apa Saja?

Ada 5 Strategi dari Pemerintah untuk Dorong Industri Furnitur, Apa Saja?
info gambar utama

Potensi pengembangan industri furnitur dan mebel di Indonesia tetap besar, didukung oleh kelimpahan bahan baku seperti kayu meranti, jati, mahoni, dan akasia. Hilirisasi atau peningkatan nilai tambah dari sumber daya alam ini menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Langkah-langkah untuk terus meningkatkan nilai tambah pada industri ini perlu terus diupayakan guna memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan.

“Di sisi lain, Indonesia merupakan sumber dari 80 persen rotan dunia, dan Indonesia juga memiliki potensi bambu yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan produk-produk hilirnya. Apalagi, nilai ekspor produk furnitur kita pada tahun 2022 mencapai USD2,5 miliar,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika di Jakarta, Selasa (23/1).

Dirjen Industri Agro menegaskan fokus pada lima kebijakan strategis guna meningkatkan daya saing global dalam pengembangan industri furnitur. Kebijakan ini mencerminkan komitmen untuk mengoptimalkan potensi sektor tersebut dalam skala internasional.

Industri Mebel dan Kayu Makin Signifikan Dukung Pertumbuhan Ekonomi

5 strategi utama

Ada lima langkah strategis yang tengah dijalankan, yaitu memfasilitasi ketersediaan bahan baku, memfasilitasi keberadaan SDM terampil, memfasilitasi peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar, memfasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta memfasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi. Langkah-langkah ini ditujukan untuk memajukan industri furnitur secara komprehensif.

“Untuk fasilitasi ketersediaan bahan baku, dilakukan melalui upaya perbaikan yang berfokus pada penyediaan akses yang lebih baik sehingga tercapai pola rantai pasok bahan baku furnitur ideal melalui fasilitasi Pusat Logistik Bahan Baku Industri Furnitur, di mana untuk bahan baku papan kayu difasilitasi mulai tahun 2022, sedangkan tahun 2024 akan difasilitasi untuk bahan baku rotan,” paparnya.

Selanjutnya, untuk meningkatkan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, dilakukan melalui optimalisasi peran Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal. Politeknik ini telah mengimplementasikan kurikulum dinamis yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar, memastikan bahwa lulusan dapat memenuhi tuntutan industri.

Dalam mendukung peningkatan pasar dan riset referensi pasar, Kemenperin secara aktif memfasilitasi partisipasi pelaku industri furnitur dalam pameran baik tingkat nasional maupun internasional. Hal ini bertujuan untuk memperkuat posisi industri furnitur dalam pangsa pasar global.

Dalam upaya meningkatkan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, terdapat Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Pengolahan Kayu yang difasilitasi melalui pembebasan sebagian biaya pembelian mesin/peralatan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Program ini memiliki tujuan untuk mendukung peremajaan teknologi mesin/peralatan, sehingga dapat meningkatkan tingkat produktivitas dalam industri pengolahan kayu.

Mendorong Industri Kayu Olahan dan Furnitur dengan Sistem Informasi

“Selain itu, Kemenperin juga melaksanakan program pengembangan konsep desain furnitur, di mana bentuknya adalah workshop kolaborasi antara desainer furnitur dengan pelaku industri. Kemudian peningkatan kualitas produk juga didukung dengan penerapan SNI dan SKKNI,” imbuhnya

Pemerintah, di samping menerapkan kebijakan-kebijakan tersebut, juga aktif dalam menciptakan lingkungan usaha yang kondusif bagi pelaku industri furnitur. Upaya tersebut mencakup pemberian fasilitas insentif perpajakan seperti tax allowance, serta penyederhanaan prosedur ekspor dan impor guna mendukung kelancaran aktivitas bisnis di sektor tersebut.

“Di samping terus meningkatkan pasar ekspor baik ke pasar tradisional maupun nontradisional, pelaku industri furnitur juga diharapkan agar tidak meninggalkan pasar dalam negeri. Dengan inovasi-inovasi produksi yang lebih efisien maka konsumen dalam negeri juga akan dapat menikmati produk furnitur berkualitas karya anak bangsa,” ujarnya.

Tingginya kesadaran lingkungan dari konsumen furnitur diharapkan dapat mendorong pelaku industri untuk terus melakukan perbaikan dalam proses produksi.

“Saat ini pelaku industri furnitur kita agar bisa lebih efisien, memanfaatkan sumber dari bahan baku lestari, lebih ramah lingkungan, ikut menerapkan circular economy, serta berperan dalam penurunan emisi gas rumah kaca, namun tetap dapat menghasilkan produk berbasis eco-design,” pungkas Putu.

Kapal Tua Bekas Nelayan Disulap Menjadi Furnitur Bernilai Tinggi di Rusia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini