Hari Pengurangan Emisi Karbon (CO2) Internasional, Dukung Capaian SDGs

Hari Pengurangan Emisi Karbon (CO2) Internasional, Dukung Capaian SDGs
info gambar utama

Sustainable Developemnet Goals atau SDGs telah berlangsung di Indonesia pada tahun 2022 dan program-program SDGs yang terus dilakukan. Komitmen Indonesia bagi dunia dinilai progresif yang mencapai 62% dari total target yang dapat dievaluasi di akhir tahun 2023.

Perjanjian Paris juga telah menyerukan pembatasan pemanasan global dengan mengurangi emisi karbon sebesar 45% pada tahun 2030 dari tingkat emisi tahun 2010 hingga nantinya mencapai emisi nol persen (Net-Zero Emission) pada tahun 2050.

Pilar lingkungan sebagai salah satu dari pilar-pilar SDGs selalu digenjot dengan kerja sama antara lembaga pemerintah yang merangkul peran aktivis lingkungan, komunitas, bahkan artis agar dapat masyarakat turut andil dalam mencapai dunia hijau di tahun 2050.

Potensi Energi Panas Bumi Indonesia di Mata Global
Emisi Karbon © unsplash.com
info gambar

Meski aktivitas lingkungan telah banyak diselenggarakan, 24% dari capaian pilar lingkungan masih membutuhkan perhatian khusus. Salah satu tugas pemerintah dan masyarakat yang masih dihadapi adalah melawan perubahan iklim melalui pengurangan emisi karbon (CO2).

Pengertian Emisi Karbon

KBBI mendefinisikan emisi sebagai pembuangan elektron dari permukaan, sementara karbon dioksida sebagai senyawa karbon dengan oksigen berupa gas tak berwarna juga tak beracun. Emisi karbon merujuk pada pelepasan gas karbon dioksida ke atmosfer bumi.

Karbon dioksida berasal dari proses pembusukan alamiah dan pelepasan udara oleh manusia. Konsentrasi karbon meningkat seiring dengan aktivitas manusia, baik secara personal maupun industri pabrik.

Sampah Makanan Mengancam Bumi, Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Menguranginya?

Penyebab Emisi Karbon

Emisi karbon menjadi parah karena aktivitas manusia seperti pembakaran sampah rumah tangga, penebangan hutan, serta penggunaan berlebih dari bahan bakar fosil misal minyak, batu bara, dan gas.

Ketika aktivitas pembakaran berlangsung tanpa memperhatikan ekosistem lingkungan, maka pembuangan gas ke udara akan terus berlangsung hingga merusak lapisan ozon pada atmosfer. Hutan memiliki peran fundamental sebagai penyerap alami CO2 dari atmosfer.

Demo Pengurangan Emisi Karbon © unsplash.com
info gambar

Meski telah mengetahui kebermanfaatan hutan bagi keseimbangan alam, beberapa industri masih memberlakukan aktivitas deforestasi atau penebangan hutan dan pembakaran hutan semata-mata demi keuntungan perusahaan.

Di lingkungan sekitar, masih terlihat pembakaran sampah rumah tangga yang dilakukan oleh warga dengan alasan lebih mudah membakar daripada melakukan penumpukan sampah dan keterbatasan petugas sampah. Layaknya peribahasa lalu hangus surut layu.

Cara Mengurangi Emisi Karbon

Dalam mendukung pencapaian SDGs, PBB menetapkan Hari Pengurangan Emisi CO2 Internasional setiap tanggal 28 Januari untuk mendorong pengurangan emisi karbon dengan mengajak masyarakat berpartisipasi pada aktivitas 6B yang dipaparkan sebagai berikut:

  • Beralih menggunakan transportasi umum daripada transportasi pribadi, dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang semakin menipis seiring waktu.
  • Beralih menggunakan wadah tempat makan dan minum daripada membeli makanan maupun minuman berwadah plastik yang cenderung mendukung penumpukan sampah.
  • Beralih membawa kantong belanja saat berbelanja daripada ditawarkan kantong plastik sekali pakai.
  • Berprinsip untuk selalu membuang sampah pada tempatnya di mana pun berada, baik di lingkungan rumah, sekolah, kantor, tempat wisata, hingga luar negeri sekalipun.
  • Berprinsip untuk mendaur ulang sampah dengan menciptakan berbagai kreasi dari barang bekas sebagai langkah kecil pengurangan limbah sampah.
  • Bergabung dengan komunitas lingkungan dan mengikuti serangkaian acara untuk membantu menyerukan kepedulian terhadap lingkungan.
Lapisan Ozon yang Menyembuhkan Diri dan Upaya untuk Melindunginya
Tumbler Go Green © pexels.com
info gambar

Aktivitas 6B terkesan sederhana meski terkadang masih saja luput untuk dilakukan, baik dari individu maupun sosial masyarakat bahkan ranah pemerintahan, karena kurangnya komitmen dalam membantu pengurangan emisi karbon.

Perlu ditanamkan niat tulus dalam pengurangan emisi karbon agar mulus melaksanakan aktivitas lingkungan dan dilakukan secara konsisten, serta tak lupa mengajak orang sekitar untuk saling bahu-membahu menciptakan lingkungan bersih tanpa emisi.

Manjing Ajur Ajer
(Melebur dan mengadaptasi diri dengan lingkungan tanpa harus kehilangan prinsip dan jati diri)

Referensi:

  • https://setkab.go.id/capaian-sdgs-indonesia-paling-progresif-billy-mambrasar-komitmen-indonesia-untuk-dunia/
  • https://pgnlng.co.id/berita/wawasan/emisi-karbon/#:~:text=Pengertian%20Emisi%20Karbon&text=Dalam%20hal%20ini%2C%20emisi%20karbon,lepasnya%20gas%20CO2%20ke%20atmosfer.
  • https://environment-indonesia.com/articles/10-cara-mudah-bantu-kurangi-emisi-co2/
  • https://www.visualcapitalist.com/carbon-emissions-by-country-2022/#:~:text=In%20terms%20of%20CO%E2%82%82%20emissions,atmosphere%20since%20the%20Industrial%20Revolution.
  • https://unstats.un.org/sdgs/report/2021/goal-13/#:~:text=To%20meet%20these%20goals%2C%20global,net%2Dzero%20emissions%20by%202050.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NU
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini