Inspiring Culture, Pentingnya Cinta Budaya bagi Generasi Muda

Inspiring Culture, Pentingnya Cinta Budaya bagi Generasi Muda
info gambar utama

Program Kegiatan Sumber Daya Manusia Kebudayaan sukses digelar pada Kamis—Jumat (26—27 Januari 2024) di Karibia Boutique Hotel, Medan. Kegiatan tersebut mengambil judul “Inspiring Culture: Budaya Menginspirasi Generasi Muda Berkarya”.

Ada banyak pihak yang diundang dalam acara ini, di antaranya adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata Kabupaten Deli Serdang, dan sebagainya.

Kemudian, mengingat target utamanya adalah generasi muda, maka tidak lupa untuk mengikutsertakan perwakilan siswa dan siswi dari SMK Negeri 8 Medan, SMK Negeri 10 Medan, dan SMK Negeri 11 Medan. Selain itu, mahasiswa dan mahasiswi di Sumatra Utara juga turut dilibatkan, yaitu perwakilan dari Universitas Medan Area, Universitas Sumatra Utara, Universitas Prima Indonesia, dan lain-lain.

Inspiring Culture merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatra Utara (Disbudparekraf Sumut). Tujuannya tidak lain untuk membangkitkan semangat generasi muda agar lebih sadar akan pentingnya kebudayaan yang ada di Sumatra Utara.

Disbudparekraf Sumut memang sudah sewajarnya mewadahi masyarakat di Sumatra Utara, khususnya generasi muda yang selama ini dianggap masih sering mengabaikan pentingnya melestarikan budaya. Sehingga dengan diselenggarakannya acara ini akan menanamkan nilai-nilai cinta budaya bagi peserta yang hadir dan menyebarkannya kepada orang-orang di sekitar.

Bus Listrik Pertama di Kota Medan, Segera Naik Selagi Gratis!

Dilansir dari acara resminya, pembukaan Inspiring Culture diresmikan oleh Sylvia Rosita Armayanti Shulthony, S.Sos., M.Si., Kepala Bidang Pengembangan Kebudayaan Disbudparekraf Sumut.

“Kegiatan ini menjadi wadah bagi generasi muda yang ada di Sumatra Utara, menjadi wadah bagi generasi muda untuk lebih mengenal, mencintai, dan melestarikan budaya, serta mengembangkan potensi dan kompetensi yang dimiliki, sekaligus bermanfaat bagi masyarakat di sekitar,” sebutnya dalam sesi pembukaan acara.

Rangkaian kegiatan diisi dengan berbagai sesi yang melibatkan empat narasumber. Sesi materi pertama oleh Dr. Bima Prana Chitra, S.S., M.Hum., Kepala Program Studi S1 Sastra Inggris Universitas Harapan Medan.

Bima menyampaikan materi tentang Sinkronisasi Kebudayaan, Sastra, dan Pariwisata. Ia menyebutkan bahwa eksistensi sastra tidak pernah lepas dari kehidupan manusia, begitu pula pada setiap unsur kebudayaan.

Narasumber kedua, Yoffi Andinata, S.Pd., M.Si., Motivator, Dosen, Enterpreneur, dan Penulis. Ia membawakan materi tentang Grow the Culture, Build the Nation. Dalam sesinya, Yoffi menggunakan baju batik dan Tanjak, topi khas Melayu Siak. Ia mengatakan bahwa dalam tugasnya sebagai motivator tidak ada lagi kemeja dibalut jas, sudah saatnya menonjolkan budaya-budaya Indonesia.

Sebelumnya, acara diawali dengan Tari Persembahan dari Sanggar Tari Binaan Disbudparekraf Sumut, dilengkapi juga dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya yang dibawakan oleh Runner Up 3 Puteri Kebudayaan Sumut 2023, Ireva Cellene Queen Sebayang. Selain itu, dimeriahkan juga oleh hiburan band dari Disbudparekraf.

Pemaparan materi ketiga diisi oleh Fara Amalia Lubis, Runner Up 4 Puteri Kebudayaan Sumut 2023. Materinya membahas tentang Digitalisasi Menuju Indonesia Berbudaya.

“Ketidaktahuan generasi muda terhadap budaya disebabkan oleh kurangnya literasi,” kata Fara dalam penyampaiannya. Hal itupun disetujui oleh para peserta.

Tangkahan dan Gajah, Ternyata Bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser

Sementara pembahasan materi keempat ialah mengenai Tantangan Generasi Muda dalam Melestarikan Budaya yang dibawakan oleh Yoga Putra Raynanda, Putera Kebudayaan Sumut 2023. Dalam materinya untuk melestarikan budaya, Yoga menyarankan untuk menyaring budaya asing, mempelajari tradisi lokal, juga mengajarkan budaya Indonesia ke orang lain.

Selanjutnya, hiburan tari kembali dipertunjukkan. Kali ini, sesi tersebut dibawakan oleh Putera dan Puteri Kebudayaan Sumut 2023. Baru setelahnya, para peserta mendapat kesempatan untuk menuangkan keresahan maupun saran-saran yang bisa dipaparkan dalam menghadapi isu-isu kebudayaan yang ada di Sumatra Utara dalam Forum Group Discussion. Ini menjadi sesi terakhir di hari pertama.

Pada hari kedua, serangkaian acara tidak sepadat sebelumnya. Hiburan pembuka kembali diisi oleh para penari dari Sanggar Tari Binaan Disbudparekraf Sumut. Inti acara di hari kedua adalah pembacaan hasil Forum Group Discussion, sesi ini dipandu oleh Kevi Noflianhar Lubis, S.Kom., Putera Kebudayaan Sumut 2022.

Hasil FGD menyatakan bahwa sosialisasi budaya kepada generasi muda dapat dilakukan melalui pendekatan kreatif seperti mengemas budaya dalam bentuk games dan animasi di platform pupuler seperti TikTok. Hal ini sebagai upaya pengubahan persepsi remaja yang menganggap budaya Indonesia adalah budaya yang kuno.

Lain dari pada itu, sekolah-sekolah juga disarankan untuk menjadikan bahasa daerah sebagai mata pelajaran wajib, seperti beberapa sekolah di daerah Karo dan Toba. Dengan begitu, keberagaman bahasa daerah akan bertahan dan berkembang di kalangan generasi muda.

Pelaksanaan pekan budaya di sekolah pun dapat menjadi opsi untuk menyediakan sarana yang efektif dalam memperkenalkan dan memperkuat kecintaan siswa-siswi terhadap budaya. Cukup memulainya dengan hal kecil seperti menggunakan baju adat setiap minggu, maka pemahaman dan apresiasi mereka terhadap kekayaan budaya Indonesia menjadi bertambah.

“… Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan membentuk kelompok Sadar Budaya,” ungkap Kepala Bidang Pengembangan Kebudayaan Disbudparekraf Sumut pada sesi Penutupan Acara.

Ragam Tarian Asal Nias Sangat Beragam, Apa Saja?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini