Ragam Tarian Asal Nias Sangat Beragam, Apa Saja?

Ragam Tarian Asal Nias Sangat Beragam, Apa Saja?
info gambar utama

Tari seolah menjadi identitas bagi setiap suku yang ada di Indonesia. Sebab, hampir setiap suku yang ada di negara ini memiliki tari khasnya masing-masing. Belum lagi setiap gerakan tari juga mengandung makna-makna berarti bagi setiap suku.

Sepengetahuan Kawan, tari apa yang paling terkenal di Indonesia? Tari Saman? Tari Piring? Tari Kecak? Tari Jaipong?

Ya, semua yang disebutkan di atas memang termasuk jenis tari yang terkenal di Indonesia. Namun, di samping itu, Kawan juga harus mengetahui banyak jenis tari lainnya, sebagai bukti bahwa kita benar-benar bangga dengan kebudayaan negara tercinta.

Maka dari itu, Kawan harus simak sampai habis artikel kali ini yang membahas ragam tarian asal Nias, yang mungkin saja sebelumnya tidak pernah Kawan ketahui.

Ombus-ombus: Makanan Khas Batak Bernilai Sejarah

Maena

Tari Maena merupakan tari yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama. Sebelum dilakukan, ada pembacaan pantun dari pembawa acara dengan tema menyesuaikan acara. Baru kemudian dilanjut dengan syair maena (fanehe maena) yang dilantunkan penari sambil menari.

Biasanya Tari Maena dipertunjukkan kala menyambut tamu atau sebagai hiburan belaka. Maena adalah tari peninggalan leluhur masyarakat Nias secara turun-temurun dan syukurnya sampai saat ini populer sehingga semua orang Nias tahu gerakannya.

Fanari Moyo (Tari Elang)

Disebut juga Tari Elang karena setiap gerakannya hampir mirip dengan gerakan Elang yang mengepakkan sayapnya saat terbang. Layaknya Elang, tarian ini melambangkan Sang Elang yang gigih dan semangat dari rakyat Nias. Penarinya ialah wanita dan dipertunjukkan setelah atau sebelum satu acara perayaan.

Tari Perang

Tari Perang paling terkenal berasal dari Nias Selatan. Awal mula adanya Tari Perang adalah karena pada zaman dahulu suku-suku di Pulau Nias sering berperang untuk perebutan lahan atau kekuasaan. Itu sebabnya sejak dulu para pemuda selalu dilatih untuk siap menghadapi peperangan.

Jadi, Tari Perang bukan pertunjukkan tari dengan gerakan meliuk-liuk, melainkan peperangan dari para prajurit, lengkap dengan atribut perang, baik itu pakaian dan senjata.

Mengenal Bahasa “Walikan” sebagai Slang Kota Malang

Tari Perang terbagi menjadi dua, pertama bernama “Fatele”, dan yang kedua bernama “Famanu-manu”. Nah, Fatele sendiri layaknya pertunjukan di panggung sandiwara, ada naskah tertentu yang diikuti pemain/penari. Sedangkan Famanu-manu adalah akhir tarian dari Fatele. Bagian ini adalah saat di mana pahlawan desa mengalahkan musuh dalam perang tersebut.

Tari Penyambutan

  • Manaho: menyambut tamu yang unik di pulau-pulau Batu, Nias Selatan.
  • Maluaya: bagian dari Nias Selatan. Pertunjukkannya dimainkan oleh laki-laki dan perempuan secara bersamaan di tengah-tengah lapangan desa tradisional.
  • Mogaele (Nias Selatan)/Famaola go afo (Nias Utara): aspek dari tari Mogaele pastinya tidak asing lagi bagi orang-orang. Tarian ini dilakukan untuk menyambut tamu penting seperti menteri atau pegawai pemerintah yang mengunjungi Nias. Nantinya penari perempuan menawarkan sekapur sirih dari tas khusus kepada tamu penting.
  • Bolihae: saat ada pesta, Bolihae menjadi tarian pertama yang dipertunjukkan, tepatnya dalam sambutan upacara dan nyanyian dalam perjalanan menuju ke desa dan tuan rumah penyelenggara pesta.
  • Fahimba/Humba: antara Bolihae dan Fahimba saling berkaitan, karena Fahimba adalah tahap kedua setelah Bolihae. Dilakukan oleh tuan rumah ketika pengunjung tiba. Tidak sekedar tari biasa, Fahimba juga melibatkan seni sandiwara dan aspek dari tari perang.
  • Hiwo: ini juga masih menjadi bagian dari Bolihae dan Fahimba. Sesaat tamu tiba, belum pasti apakah tuan rumah menyambut mereka atau justru memperlakukan mereka seperti penyusup. Maka, Hiwo adalah tangggapan tamu terhadap tari Fahimba. Di sini penari laki-laki akan memegang tangan dan saling menari saling serong ke tuan rumah. Dan jangan lupakan untuk menempatkan perempuan di tengah rombongan, takut bila terjadi perkelahian sungguhan.
Tradisi Ngopi Bersama Tamu dari Warga Using untuk Ikat Persaudaraan

Referensi:

  • https://indonesiakita.id/2019/09/14/menganal-tari-fataele-dari-nias/
  • https://museum-nias.org/tarian-musik/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini