Ketika Masyarakat Betawi "Ngamen" untuk Orang Tionghoa saat Perayaan Imlek

Ketika Masyarakat Betawi "Ngamen" untuk Orang Tionghoa saat Perayaan Imlek
info gambar utama

Tahun baru Imlek atau Sincia akan jatuh pada Sabtu, 10 Februari 2024. Perayaan Imlek biasanya akan dilakukan secara meriah di beberapa komunitas Tionghoa. Ada juga yang merayakannya secara sederhana bersama keluarga inti.

Sejarawan JJ Rizal mencatat perayaan Tahun Baru Imlek di Batavia telah ada sejak 1837. Saat itu Mayor Tan Eng Goan yang memprakarsai perayaan besar-besaran Tahun Baru Imlek di Batavia, tepatnya di Tongkonan yaitu daerah Pancoran.

“Dalam perayaan itu diselenggarakan pasar malam besar-besaran yang dikunjungi oleh masyarakat Tionghoa, pribumi, maupun keturunan Belanda,” tulisnya yang dinukil dari Titra Bening.

Kenapa Saat Imlek Wajib Makan Mie Tapi Dilarang Makan Bubur?

Pada perayaan itu, jelasnya mereka bisa melihat pertunjukan berbagai budaya. Mulai dari budaya Tionghoa, hingga Eropa. Misalnya Tanjidor ataupun pertunjukan gambang kromong dari masyarakat Betawi.

Dikatakan oleh Rizal, perayaan Imlek haruslah dengan suasana hati senang. Mereka biasanya akan membuang segala beban, salah satunya dengan bergaya aneh-aneh. Ada juga yang menjadi momentum bertemu sepasang kekasih.

“Pada Imlek inilah mereka bertemu untuk melihat masing-masing pasangannya dengan membuat janji terlebih dahulu melalui orang tua wanita,” ucapnya.

Orang Betawi ikut serta

Masyarakat Betawi ternyata selalu ikut serta dalam perayaan Imlek pada periode 1950-an. Budayawan Ridwan Saidi mencatat perayaan Imlek selalu dirayakan besar-besaran, tidak hanya oleh orang China tetapi juga Betawi.

“Perayaan tersebut dirayakan besar-besaran tidak hanya oleh orang China, tetapi juga oleh orang Betawi,” tuturnya.

Ridwan menjelaskan perayaan Imlek dimulai pada malam sebelumnya, hampir sama dengan malam takbiran orang Islam. Pada malam itu orang China membakar hio dan membeli keperluan Imlek.

Mengenal Tradisi Tahun Baru Imlek 2024, Semakin Dekat!

Biasanya, lanjutnya orang China yang keluar rumah membeli kembang sedap malam di Pasar Baru Tangerang. Tetapi beberapa juga ada yang sembahyang di rumah masing-masing bersama keluarga.

Perayaan Imlek yang dikenang oleh Ridwan Saidi terjadi di Pasar Baru Tangerang. Tempat tersebut merupakan pusat kegiatan pasar malam Imlek. Kebanyakan datang untuk membeli kue keranjang, kembang sedap malam, dan Patung Dewi Kwan Im.

Orang Betawi ngamen

Ridwan mengungkapkan saat itu orang Betawi biasanya akan bertugas sebagai penghibur. Mereka akan ngamen menyanyikan lagu keroncong, gambang kromong. Setelah menghibur mereka akan mendapatkan uang angpao dan kue dodol dari orang China.

Wilayah arak-arakan terdapat di seluruh wilayah Kampung Betawi seperti Mangga Besar, Kwitang, Kota, Kebon Jeruk. Tidak hanya menghibur, orang Betawi juga memberikan ucapan selamat kepada orang China yang merayakan.

Masyarakat China juga akan melakukan arak-arakan dari Pekong di Master Cornelis kini Jatinegara ke Senen lalu ke Pasar Baru sampai pusatnya di Glodok, hal ini dilakukan ketika perayaan Cap Go Meh.

Hidangan Imlek: Lontong Cap Go Meh, Makanan Akulturasi Jawa – Tionghoa

Pada saat itu, masyarakat Betawi juga ikut merayakan. Ridwan mengingat betul pada saat arak-arakan ke Pekong sore hari pasti muncul Jeng Ge yang selalu dinanti-nantikan oleh masyarakat.

Namun semua perayaan itu akhirnya dilarang pada 1958 oleh Surat Keputusan yang dikeluarkan Wali Kota Jakarta Sudiro. Inti surat keputusan itu menyatakan pesta perayaan Imlek dianggap merusak moral masyarakat.

Padahal orang Betawi sangat senang dengan perayaan Imlek. Peristiwa pelarangan itu juga mengakibatkan eksodus besar-besaran orang China non-warga negara Indonesia dan Tionghoa peranakan kembali ke China Daratan.

“Dulu orang China merayakan bersama-sama dengan orang Betawi secara harmonis, tidak ada bentrok,” paparnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini