Efek Domino Kenaikan Harga Beras, Seperti Apa?

Efek Domino Kenaikan Harga Beras, Seperti Apa?
info gambar utama

Efek domino ialah sebuah efek kumulatif yang dihasilkan saat satu peristiwa menimbulkan serangkaian peristiwa serupa. Istilah tersebut lebih dikenal sebagai efek mekanikal dan dipakai sebagai analogi barisan berjatuhan dari domino-domino.

Kenaikan harga beras serta kelangkaannya merupakan dua masalah serius, kompleks yang membutuhkan solusi yang holistik. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan harga beras serta kelangkaannya ialah efek domino dari berbagai faktor ekonomi, sosial, dan politik yang saling terkait.

Salah satu faktor utama yang dapat memicu kenaikan harga beras ialah ketersediaan pasokan beras yang terbatas. Efek domino dari kenaikan harga beras sangat dapat dirasakan dalam masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan tekanan inflasi yang sangat berdampak terhadap daya beli masyarakat. Masyarakat yang kurang mampu akan mengalami kesulitan untuk membeli beras dengan harga yang semakin tinggi, sehingga dapat terjadi kelangkaan beras ditingkat rumah tangga.

Harga Beras Naik Terus, Ini Penyebabnya Menurut Pemerintah

Kenaikan Harga Beras Efek El Nino

El Nino merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian timur meningkat secara signifikan, menyebabkan perubahan iklim global. Salah satu dampak yang sering kali terjadi akibat dari El Nino adalah terjadinya kekeringan yang luas di berbagai wilayah, termasuk di Indonesia. Kekeringan ini dapat berdampak pada produksi pertanian, termasuk produksi beras.

Ketika terjadi kekeringan, produksi padi atau beras di berbagai daerah menjadi terganggu karena kurangnya pasokan air untuk irigasi. Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan produksi beras dan akhirnya menyebabkan kenaikan harga beras di pasaran.

Selain itu, El Nino juga dapat memicu terjadinya serangan hama dan penyakit tanaman yang juga dapat mengurangi produksi beras.

Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras di Pasaran

Harga Eceran Tertinggi (HET) menurut Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023
info gambar

Harga gabah di tingkat petani angkanya di atas Rp8 ribu, stok beras Bulog ada sekitar 1,03 juta ton. Statement ini disampaikan oleh Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional.

Selain itu, menurut Zulkifli Rasyid, selaku Ketua Koperasi Pasar Beras Nasional, menyampaikan bahwa stok beras pada pasar induk ada sekitar 34—37 ribu ton.

Aliansi Mahasiswa Sumedang Raya Suarakan Penurunan Harga Beras dan Pasokan yang Cukup

Harga beras yang tinggi dan langkanya pasokan beras menjadi perhatian serius bagi masyarakat, termasuk kalangan mahasiswa. Hal ini terlihat dari kesiapan aksi yang akan mereka lakukan pada unjuk rasa, Rabu (28/2/2024). Aksi itu dilakukan oleh sejumlah mahasiswa di Kabupaten Sumedang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sumedang Raya untuk menuntut penurunan harga beras dan ketersediaan pasokan yang cukup.

Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat yang peduli terhadap isu-isu sosial dan ekonomi, merasa perlu untuk turun ke jalan guna menyuarakan aspirasi mereka terkait dengan kondisi harga beras yang terus merangkak naik dan sulitnya mendapatkan beras dengan harga yang terjangkau.

Mereka menganggap bahwa harga beras yang tinggi dapat memberikan dampak negatif terhadap kondisi ekonomi masyarakat, terutama bagi kalangan yang kurang mampu.

Impor Beras, Kebijakan yang Kerap Dikritik namun Dibutuhkan

Selain itu, langkanya pasokan beras juga menjadi perhatian serius bagi mahasiswa karena dapat berdampak pada ketahanan pangan nasional. Dengan ketersediaan pasokan beras yang kurang memadai, dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan beras di pasaran yang dapat memicu inflasi dan ketidakstabilan harga pangan secara umum.

"Walaupun stok beras Bulog aman, tetapi tetap terjadi defisit. Ini berarti stok dari Bulog tidak cepat-cepat didistribusikan. Terlebih lagi, harga beras sekarang Rp.17.000/kg. Itu sangat menyalahi aturan HET yang dikeluarkan Bapanas," ungkap Haidar, salah satu mahasiswa yang tergabung aliansi sekaligus Ketua Cabang PMII Kabupaten Sumedang.

Dalam aksinya, mahasiswa akan meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret dalam menangani masalah harga beras dan ketersediaan pasokan. Mereka menekankan pentingnya kebijakan yang pro terhadap rakyat dalam mengatur harga beras dan menjaga ketersediaan pasokan beras di pasaran.

Selain itu, mahasiswa juga menyoroti pentingnya transparansi dalam distribusi beras agar tidak terjadi praktik penimbunan atau spekulasi harga yang merugikan masyarakat.

Aksi unjuk rasa yang akan dilakukan mahasiswa ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk lebih serius dalam menangani masalah harga beras dan ketersediaan pasokan.

Dengan adanya tekanan dari Aliansi Mahasiswa Sumedang Raya (UNPAD, ITB JATINANGOR, IKOPIN, STIS AS-SA'ADAH, UNWIM, UPI, UNSAP, dan STIE SEBELAS APRIL) serta PC PMII Kabupaten Sumedang diharapkan pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah yang efektif untuk menyelesaikan masalah ini demi kepentingan bersama.

Semoga aksi mahasiswa ini dapat membawa perubahan positif dalam upaya menjaga stabilitas harga beras dan ketahanan pangan nasional.

Sertifikasi Halal Guna Meningkatkan Nilai Jual Beras dan UMKM Desa Gempol

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini