Mengenal Ki Bagoes Hadikusumo dan Perannya Terhadap Kemerdekaan RI

Mengenal Ki Bagoes Hadikusumo dan Perannya Terhadap Kemerdekaan RI
info gambar utama

Ki Bagoes Hadikoesoemo adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ke-5 yang memimpin pada tahun 1942 sampai 1953. Dia juga tercatat pernah menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang merancang UUD 1945.

Karena jasanya sepanjang masa penjajahan dan kemerdekaan Indonesia tersebut, Ki Bagoes mendapatkan gelar Pahlawan Perintis Kemerdekaan Nasional Indonesia pada tahun 2015 silam.

Ki Bagoes lahir pada 24 November 1890 di Kampung Kauman Yogyakarta dengan nama R Hidayat. Dirinya adalah putri ketiga dari lima bersaudara Raden Haji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan agama Islam di Kraton Yogyakarta.

Mengapa Penetapan 1 Ramadan NU dan Muhammadiyah Sering Beda?

Dia yang lahir dari keluarga santri telah mendapatkan pendidikan agama dari orang tua dan beberapa tokoh agama di Kauman. Setelah menyelesaikan sekolahnya di Sekolah Ongko Loro, dia melanjutkan pendidikannya di Pesantren Wonokromo, Yogyakarta.

Dari pesantren ini Ki Bagoes mulai banyak belajar tentang kitab-kitab fikih dan tasawuf. Berkat kerajinan dan ketekunannya dalam mempelajari kitab-kitab terkenal Ki Bagoes mulai dikenal sebagai orang alim, mubaligh dan pemimpin umat.

Jadi pemimpin Muhammadiyah

Ki Bagoes menjadi Wakil Ketua PB Muhammadiyah ketika diminta oleh Mas Mansur pada Kongres ke 26 tahun 1937 di Yogyakarta. Dirinya tidak bisa mengelak dari tanggung jawab organisasi tersebut.

Hal ini disebabkan karena Mas Mansur ditunjuk menjadi anggota pengurus Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) di Jakarta pada tahun 1942. Sehingga Ki Bagoes harus mengawal organisasi dalam masa sulit.

Mahasiswa dan Kaprodi UM Lampung Ikuti Kegiatan Silat Apik PTMA 2024 di UMS

Sepanjang kepemimpinannya di Muhammadiyah, Ki Bagoes berani menentang perintah pimpinan tentara Jepang yang memerintahkan umat Islam melakukan upaya kebangkitan memberikan hormat kepada matahari.

Tercatat, Ki Bagoes memimpin PB Muhammadiyah selama 11 tahun. Sebagai pimpinan Muhammadiyah, dia pernah menjadi anggota BPUPKI dan PPKI. Dia juga aktif menulis esai dan juga buku.

Peran dalam kemerdekaan

Ki Bagoes telah terjun dalam pergerakan sejak usia muda. Pada tahun 1922, dia menjadi Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah pada usia 32 tahun. Empat tahun kemudian dia dipilih menjadi Ketua Majelis Tarjih dan anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Aktif dalam berbagai organisasi dan menjadi figur publik, dia bersama Soekarno dan Mohammad Hatta pergi ke Tokyo pada Februari 1945 untuk membicarakan upaya kemerdekaan Indonesia dengan Kaisar Hirohito.

LPAIK UNIMAR Sukses Selenggarakan Baitul Arqam Pimpinan 2024

Pasca kemerdekaan Indonesia, Ki Bagoes juga dianggap sebagai salah satu pendiri Angkatan Perang Sabil (APS). Pasukan Militer Sabil dibentuk untuk menghalau serangan militer Belanda di Yogyakarta pada tanggal 21 Juli 1947.

Ki Bagoes menjadi orang terakhir yang perlu diyakinkan untuk menghilangkan tujuh kata awal dalam Piagam Jakarta. Ki Bagoes akhirnya luluh setelah Kasman Singodimedjo datang membujuk dalam bahasa Jawa halus.

“Kerelaan Ki Bagoes Hadikusumo dalam menghapus tujuh kata penting tersebut sebagai kebesaran hati demi menjaga kesatuan dan persatuan bangsa,” tulis Nur Hidayat dalam 60 Tahun Jimly Asshiddiqie: Sosok, Kiprah, dan Pemikiran.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini