Mengungkap Negeri Kanguru dalam Novel 'Nempari', Negeri Empat Musim Dalam Sehari

Mengungkap Negeri Kanguru dalam Novel 'Nempari', Negeri Empat Musim Dalam Sehari
info gambar utama

Orang bijak kerap kali berkata, membacalah. Membacalah karena buku adalah jendela dunia. Dengan membaca, kita dapat membuka lebar wawasan, pengetahuan, analisis, dan daya imajinasi kita pada cakrawala dunia.

Ya, kawan GNFI, mungkin novel berjudul Nempari ini adalah karya yang berbeda dari tulisan pada umumnya. Fiksi, tapi tidak sepenuhnya dapat dikatakan fiksi. Sebab, berdasar pada perjalanan dan petualangan partisipatif sang penulis novel, khususnya pengalaman dalam meraih mimpi, yaitu menyelesaikan misi studi doktoral di negeri kanguru, Australia. Ia merekam beraneka kisah petualangan, perjalanan, dan perjuangan persisnya di Kota Melbourne, ibu kota Victoria.

Perjuangan jatuh bangun, jungkir balik dalam proses menuju lolos seleksi beasiswa pemerintah LPDP menjadi cerita tersendiri untuk menyelesaikan studi doktoral di Melbourne. Tidak mudah untuk meraih gelar PhD di Australia dengan beasiswa LPDP pemerintah.

Novel ini dibuat oleh Pir Owners, yang tidak lain adalah senior empat tahun angkatan di atas penulis di jurusan FISIP, Universitas Indonesia. Selain senior satu almamater, beliau juga adalah mantan senior satu kantor sebuah korporasi televisi swasta di bilangan Tendean, Jakarta Selatan.

Representasi Semangat Juang Pemuda dalam Pendidikan pada Novel Ranah 3 Warna

Tulisan ini terdiri dari 8 bab, di luar prolog dan epilog, yang berkisah tentang banyak hal menarik. Uniknya, setiap akhir bab dibubuhi lampiran berjudul Tips. Nah, tips ini mungkin bisa mendorong dan memotori semangat para generasi muda untuk senantiasa mengejar studi dan kariernya di luar negeri.

Nempari

Nempari adalah suatu akronim dari "Negeri Empat Musim dalam Sehari"; suatu akronim artifisial hasil perenungan sang penulis. Hal ini tidak lepas dari jumlah musim atau iklim yang berlangsung di negara yang mempunyai kode mata uang AUD tersebut.

Empat musim itu tak lain adalah winter, spring, summer, dan autumn. Dalam versi bahasa Indonesia disebut musim dingin, semi, panas, dan gugur.

PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia)

Salah satu komunitas yang paling mudah dan banyak ditemui di berbagai negara di belahan dunia adalah komunitas PPI. Perhimpunan Pelajar Indonesia atau PPI dapat memberi keuntungan lebih bagi kehidupan sosial kita di luar negeri, khususnya bagi yang sedang menimba ilmu. Dengan berjejaring dengan senior atau perhimpunan PPI, sedikit banyak akan memudahkan kita dalam meraih mimpi di negara yang pernah dipimpin PM Tony Abbott ini. Privilese untuk mendapatkan tempat tinggal, pekerjaan, studi bahkan kendaraan akan bisa menjadi lebih mudah.

Pentingnya Relasi atau Networking

Begitu juga dengan komunitas antarjurusan atau program studi, tentu berkaitan erat dengan terminologi jaringan atau bagaimana kita membangun jejaring atau networking. Selain menambah relasi atau networking dalam dunia sosial, dunia studi dan lingkungan pergaulan, relasi juga membantu kita agar tidak kesepian.

Sebuah data statistik pernah menunjukkan bahwa kesepian atau being lonely adalah salah satu faktor signifikan pencetus tindakan bunuh diri. Data statistik menyatakan bahwa ada prevalensi tindakan bunuh diri dengan kondisi kesepian ini sudah dibuktikan oleh beberapa penelitian saintifik. Di antaranya penelitian yang dilansir oleh departemen emergensi pediatri di Texas, Amerika Serikat pada Tahun 2021.

Lalu, penelitian di Universitas Padjajaran Bandung (2021—2022) dan UKSW Salatiga (2017) juga menunjukkan adanya peningkatan prevalensi tindakan bunuh diri dengan keadaan kesepian seseorang. Jadi, mari berjejaring dan membangun relasi sosial dari sekarang.

Mengenang Kembali Sejarah Kelam Indonesia Melalui Novel Laut Bercerita

Greetings dan Loper Koran, Profesi Nirgengsi Bergaji Tinggi

Salah satu moda dan media terbaik dalam menjalin hubungan dengan pelbagai anggota komunitas adalah dengan rajin menyapa alias greetings. Kemampuan dan talenta untuk menyapa pelbagai individu dari beraneka komunitas menjadi penting, terutama di grup WhatsApp. Menghasilkan rasa dihargai dan menghargai yang membantu menciptakan terjalinnya konektivitas baik itu sendiri.

Jangan pernah pandang sebelah mata profesi loper koran. Di Australia, tidak sedikit para mahasiswa pascasarjana dan doktoral yang sudi menjalani profesi ini. Bekerja secara teragenda mulai subuh hingga pagi hari, antara pukul 04.00 hingga pukul 07.00 dengan upah yang mumpuni. Bisa meraup 25 AUD atau kurang lebih 255.000 rupiah per jamnya. Uang belasan juta rupiah bisa diraup hanya dalam sebulan menjalani profesi loper koran. Itu diluar uang tunjangan beasiswa maupun uang hasil nafkah lainnya.

Malas Berkomunikasi, Suatu Penghambat Kemajuan

Nah, ini suatu faktor penghambat kemajuan yaitu malas dalam bertukar sapa. Malas bertukar sapa akan memberikan kita banyak kehilangan kesempatan dalam meraih momentum emas.

Mungkin, ada benarnya yang dikatakan pada novel Nempari, bahwa "Dunia fana boleh jadi menawarkan tampilan memesona". Namun kawan, ingatlah akan slogan atau peribahasa latin "Verba Volant, Scripta Manent". Artinya adalah perkataan dan omongan akan berlalu dan hilang ditelan masa, tetapi itu tidak berlaku dalam tulisan.

Dengan menulis, kita sudah mengabadikan pandangan, pengalaman, pemikiran dan cerita kita masing-masing dalam rangkaian huruf tulisan yang menetap. Akanlah sangat bermanfaat dan berguna, jika setiap momen berkesan yang kita jalani selama hidup di luar negeri, terdokumentasikan dan tercatat dengan baik.

Menulis dan menerbitkan buku mungkin bisa menjadikan kita berada pada strata atau kelas yang lebih tinggi, dibandingkan mereka yang tidak menulis buku. Tidak heran, banyak figur publik, pejabat, pengusaha, maupun politisi kenamaan di negara kita, sadar akan adagium tersebut. Mereka menyempatkan diri mengadakan peluncuran buku di saat karier dan nama mereka sedang merekah di publik.

Sebut saja Dahlan Iskan, Menteri BUMN RI era 2011—2014 yang juga melakukan peluncuran buku. DI alias Dahlan Iskan meluncurkan buku, ketika ia berada pada puncak karier dan prestasinya melejit lewat jabatan Dirut PLN menjadi Menteri BUMN. Ya, bukunya terbit dengan judul "Dua Tangisan dan Ribuan Tawa".

Misteri Penulis Novel Detektif Indonesia, Mengenal S. Mara Gd

Lalu, ada pula Chairul Tanjung alias CT yang merilis buku "Si Anak Singkong". Taipan media dan mantan Menteri Perekonomian tersebut merilis buku di kala bisnis pengusaha media sedang melanglang buana di nusantara. Kita juga tahu bahwa almarhum politisi senior sekaligus anggota DPD RI, Sabam Sirait yang sempat melahirkan buku pemikiran politiknya dengan judul "Politik Itu Suci" di kala puncak kariernya, dan lain sebagainya.

Dunia ini tidak pernah murni, penuh tipu-tipu, kalau kata orang. Jadilah kita cerdas dan bijak dalam dunia yang fana ini. Salah satunya dengan membekali diri kita dengan ilmu pengetahuan dan cakrawala pikiran yang luas dan mumpuni.

Seperti dituturkan sangat jelas dalam epilog penutup Novel Nempari, bahwa imajinasi sejatinya lebih penting dan utama dari pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu sifatnya terbatas, sementara imajinasi itu tidak terbatas dan melampaui luasnya dunia ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini