Serunya Berburu Ikan Mabuk ketika Ngabuburit di Tepi Bengawan Solo

Serunya Berburu Ikan Mabuk ketika Ngabuburit di Tepi Bengawan Solo
info gambar utama

Masyarakat Lamongan biasa menghabiskan waktunya menjelang berbuka puasa dengan datang ke dekat Sungai Bengawan Solo. Bukan saja untuk nongkrong, tetapi juga melakukan tradisi kumbohan: berburu ikan munggut atau mabuk.

Umam, salah seorang warga Desa Karangrejo mengatakan mencari ikan mabuk ini sudah menjadi tradisi setiap kali ikan di Sungai Bengawan Solo naik. Jenis ikan yang munggut bermacam-macam, mulai udang lobster, bader, keting, dan bandeng.

“Sambil menunggu berbuka puasa,” ujarnya.

Popularitas Bengawan Solo, Mengalun Merdu Hingga Mancanegara

Menurutnya, kondisi ribuan ikan muncul ke permukaan dalam keadaan mabuk terjadi karena naiknya debat sungai terpanjang di Pulau Jawa ini. Sehingga ikan-ikan itu ikut naik ke permukaan juga.

“Ikan-ikan yang ada di Bengawan Solo itu mabuk lantaran ada kiriman air baru atau perubahan air yang semula tidak keruh menjadi keruh,” tambah Umam.

Berbagai jenis ikan

Walau menggunakan tangan kosong, warga sangat mudah mendapatkan ikan. Berbagai jenis ikan bisa didapat warga seperti wader, keting jambal serta berbagai jenis ikan air tawar yang lain.

Setiap warga bisa mendapatkan hingga lima kilogram ikan, bahkan bila beruntung bisa ada yang memperoleh ikan berukuran besar. Karena itulah banyak didatangi mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.

“Ini sudah menjadi tradisi warga yang tinggal dekat Sungai Bengawan Solo,” ujarnya.

Menyusuri Kejayaan dan Kelestarian Alam dalam Festival Getek Bengawan Solo

Puluhan warga ini pun berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan berbagai jenis ikan yang sudah sempoyongan. Warga, ada yang menggunakan tangan kosong, tetapi ada pula yang menggunakan jala,

“Banyak ikannya, ada ikan, udang lobster, bader dan keting, banyak lainnya, lele, tombro juga ada,” tuturnya.

Berkah untuk warga

Umam mengaku kesempatan ikan munggut tepat di bulan Ramadan ini menjadi berkah bagi warga yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo. Biasanya warga akan menjadikan ikan ini sebagai lauk pauk.

“Hasilnya lumayan, bisa untuk lauk buka puasa, kadang kalau banyak yang sampai kita jual,” kata Umam.

Melacak Jejak Bengawan Solo: Peran dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Kepala Desa Prijek, Ali Ajib menyampaikan hal serupa bahwa banyak warga akan berbondong-bondong datang ke Bengawan Solo. “Ada yang sudah mulai tadi pagi di sini. Pekerjaanya saja sampai ditinggal, lebih mementingkan pergi ke sini,” ujar Ali.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini