Kisah Gedung Bengkok Sumedang: Tempat Pelayanan Tamu dari Batavia

Kisah Gedung Bengkok Sumedang: Tempat Pelayanan Tamu dari Batavia
info gambar utama

Kabupaten Sumedang memiliki bangunan bersejarah peninggalan Pemerintah Hindia Belanda. Bangunan bernama Gedung Negara itu menjadi salah satu kebanggan warga Sumedang.

“Gedung semacam ini di kabupaten atau kota lain tidak banyak yang memilikinya,” ungkap Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir yang dimuat Detik.

Dilansir dari informasi yang disuguhkan oleh WA KEPO sebuah aplikasi berbasis Whatsapp milik Pemkab Sumedang disebutkan Gedung Negara dibangun pada masa Bupati Sumedang, Pangeran Sugih (1836-1882).

Kisah Batulayang Sebuah Kabupaten di Jawa Barat yang Hilang ketika Zaman Kolonial

Gedung yang dulunya dikenal dengan nama Gedung Bengkok ini dibangun pada awalnya untuk mengakomodasi kunjungan tamu-tamu dari Batavia yang datang ke Sumedang. Bangunan ini memiliki halaman cukup luas dan dipergunakan sebagai rumah dinas.

“Di samping itu fungsinya pun ada perluasan seperti untuk pelantikan-pelantikan dan kegiatan sifatnya strategis tapi sebagian besar untuk menjamu dan menerima tamu,” tutur Dony.

Bangunan Eropa

Dijelaskan oleh Dony, keunikan dari Gedung Negara adalah bentuk bangunannya yang sangat kental dengan nuansa klasik Eropa. Bangunannya berwarna putih dengan empang yang masih ada di belakangnya.

Dony menyatakan Gedung Negara mempunyai 4 ruang kamar tidur, 1 ruang kerja, 1 ruang tengah penerimaan tamu, 1 ruang belakang penerimaan tamu dan ruang aula depan untuk upacara-upacara.

“Jadi ada tiga ruangan untuk menerima tamu termasuk di ruang kerja saya,” ujarnya.

Keindahan Gunung Papandayan yang Disaksikan oleh Pangeran Franz Ferdinand

Beberapa pejabat pernah mendatangi Gedung Negara ini, seperti Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Selain itu, duta besar Prancis, sejumlah akademisi, kalangan artis dan kalangan lainnya yang juga pernah menginjakan kaki di Gedung Negara. Sehingga tempat ini masih berfungsi dengan baik.

“Bahkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat ke Gedung Negara menyampaikan bahwa masih ada garis persaudaraan dengan Prabu Geusan Ulun,” ungkapnya.

Untuk pelayanan masyarakat

Ketua Pengurus Yayasan Nazhir Wakaf Pangeran Sumedang (YNWPS), Rd Lucky Djohari Soemawilaga menjelaskan Gedung Negara dibangun oleh Pangeran Sugih yang bertujuan untuk pengembangan tata kota di Sumedang.

“Kota Sumedang lama bangunannya dulunya yaitu Gedung Srimanganti yang dibangun oleh Pangeran Panembahan Sumedang Larang dan selesai dibangun pada 1706,” ungkap Lucky.

Lucky mengungkapkan gedung tersebut merupakan pusat Pemerintahan Sumedang. Dinamakan Gedung Bengkok karena Gedung Negara didirikan dari hasil produktivitas tanah carik para petani.

Jejak Gedung Balaikota Bandung yang Dulu adalah Gudang Kopi Belanda

Dia melanjutkan bahwa Gedung Negara dengan luas kurang lebih 400 meter persegi tersebut statusnya adalah tanah wakaf dari peninggalan Pangeran Sugih. Gedung itu didirikan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

“Jadi dari dulu itu memang difungsikan sebagai sarana untuk pelayanan kepada masyarakat dan sampai sekarang sifatnya dengan Pemda Sumedang tidak sewa tapi difungsikan sebagai pelayanan kepada masyarakat,” terangnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini