Pesona Tari Tayub Nganjuk, Warisan Budaya Penuh Makna

Pesona Tari Tayub Nganjuk, Warisan Budaya Penuh Makna
info gambar utama

Ketika mendengar kata “tarian warisan budaya Indonesia”, mungkin yang terlintas pertama kali dalam pikiran adalah tari Saman dan tari Reog Ponorogo. Eits, tapi masih ada lagi loh, tarian warisan budaya Indonesia yang tak kalah mempesona. Yups, tari tayub khas Nganjuk salah satunya!

Sebuah seni tari yang dilakukan oleh waranggana ini mencerminkan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal masyarakat Nganjuk. Selain itu, tari Tayub juga memiliki makna dan filosofi yang mendalam loh, Kawan GNFI. Yuk, simak pesona tari tayub berikut ini!

Sejarah dan Makna Tari Tayub

Tayub berasal dari kata ditata supaya guyub, yang berarti sebuah tarian yang dirancang guna mempererat hubungan sosial dan menciptakan suasana kebersamaan (guyub) di antara masyarakat.

Keindahan Tarian Peksimoi, Cara Kyai Sebarkan Dakwah di Kabupaten Sleman

Tokoh utama dalam tari tayub terdiri dari waranggana atau penggambyong (perempuan yang bertugas menari dan melantunkan lagu Jawa), pengibing (laki-laki dari tamu undangan yang menari bersama waranggana), pramugari (seorang laki-laki yang bertugas mengatur berjalannya pertunjukan tari tayub), dan pengrawit (sekelompok laki-laki yang bertugas memainkan gamelan untuk mengiringi tari tayub).

Tari Tayub diyakini sudah ada sejak zaman Sunan Kalijaga. Awalnya, tari tayub digunakan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Dewi Sri, dewi kesuburan dalam mitologi masyarakat Nganjuk. Dengan pertunjukan ini, petani berharap memperoleh hasil panen yang melimpah. Masyarakat percaya jika waranggana menari di rumah mereka, maka tanah sawah miliknya akan subur.

Pertunjukan Tari Tayub

Tari Tayub di Nganjuk masih mendapat pengaruh dari seni yang berkembang di wilayah Mataram. Hal ini ditunjukkan pada model busana, tata rias, lagu yang dilantunkan, hingga gerakan tari yang menyerupai tari Gambyong dari Jawa Tengah.

Pada kesenian tari tayub, waranggana mengenakan pakaian adat Jawa untuk wanita, yaitu kebaya dan kemben yang dilengkapi dengan kain panjang serta sampur. Tak hanya itu, waranggana juga mengenakan berbagai aksesori, seperti sanggul, perhiasan, dan bunga.

Sementara busana untuk pramugari berupa pakaian adat Jawa lengkap, mulai dari blangkon, beskab atau batik, sewek, dan sepatu slop. Selain itu, juga dilengkapi dengan aksesoris berupa keris, dan bros.

Sama halnya dengan pramugari, busana yang dikenakan oleh pengrawit juga berupa pakaian adat Jawa lengkap. Di sisi lain, pengibing menggunakan busana yang dikenakan pada saat itu dan tidak ada ketentuan untuk mengenakan busana yang menarik.

Selanjutnya, iringan yang digunakan untuk pementasan tari tayub adalah seperangkat gamelan lengkap yang terdiri dari kendang, bonang penerus, bonang barong, slenthem, peking, kenong, rebab, kempul, dan gong.

Sedangkan, lagu yang dilantunkan dapat bervariasi. Mulai dari gendhing langen tayub seperti Pepeling TrisnoSudro dan Gelang Kalung, hingga lagu dangdut modern seperti Nganjuk Mranani dan Alamat Palsu milik pedangdut Ayu Tingting.

Tari serimpi, Tarian Sakral Simbol Perlawanan terhadap Penjajahan

Dari segi gerak tari, waranggana melakukan sejumlah gerakan yang didominasi oleh goyang pinggul, seperti gerakan goyangan, lembehan, ukel penthangan, ukel lembehan, dan jogetan.

Gerakan tersebut melambangkan ungkapan rasa syukur atas hasil panen, doa untuk kehidupan yang lebih baik, kekuatan untuk melawan roh jahat, semangat, dan kebersamaan.

Meskipun demikian, beberapa masyarakat menganggap bahwa gerakan dari waranggana ini terlalu menonjolkan seksualitas. Oleh sebab itu, waranggana disebut juga ledhek yang berarti menggoda.

Hal tersebut dikarenakan ledhek seringkali bersikap genit dan menunjukkan gerakan yang menarik birahi, seperti mengerlingkan mata, memperlihatkan betisnya, dan gerakan erotis. Ditambah lagi dengan kebiasaan minum minuman keras selama pertunjukan tari tayub yang membuat kesenian ini mendapat citra negatif.

Warisan Budaya yang Perlu Dilestarikan

Seiring berjalannya waktu, tari tayub tidak lagi berfungsi sebagai sarana ritual untuk mengungkapkan rasa syukur. Tetapi beralih fungsi menjadi tontonan untuk hiburan rakyat pada beberapa kegiatan masyarakat, seperti upacara selamatan, perkawinan, khitanan, dan bersih desa.

Namun, citra negatif yang telah melekat pada tari tayub menjadi tantangan dalam upaya pelestarian kesenian ini. Kendati demikian, upaya pelestarian dan edukasi sekarang terus dilakukan untuk mengembalikan citra positif tari tayub sebagai warisan budaya.

Selain itu, tari tayub sebagai warisan budaya juga memiliki nilai ajaran moral yang tinggi sehingga patut untuk dilestarikan guna memperkokoh identitas bangsa.

Nah, itu tadi pemaparan tentang tari tayub sebagai warisan budaya yang penuh makna. Kawan GNFI, mari kita jaga dan lestarikan kekayaan budaya Indonesia agar tetap berkembang dan memberi inspirasi bagi generasi mendatang!

Ragam Tarian Asal Nias Sangat Beragam, Apa Saja?

Referensi :

  • Juwariyah, A. (2015, 2). ESTETIKA LANGEN TAYUB NGANJUK. 174-190.
  • Purwadi. (2017, 9). PENTAS SENI TAYUB SEBAGAI RITUAL UNTUK MENDATANGKAN KEMAKMURAN. Jurnal Ikadbudi, 6, 94-100. https://doi.org/10.21831/ikadbudi.v6i1.18199

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AL
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini