Tradisi Mengasapi Sarang untuk Mengambil Lebah Madu dari Desa Ulak Medang

Tradisi Mengasapi Sarang untuk Mengambil Lebah Madu dari Desa Ulak Medang
info gambar utama

Tradisi muar adalah suatu kekayaan budaya masyarakat Melayu Sambas, di Kalimantan Barat. Tradisi ini adalah suatu kegiatan mengambil madu lebah liar yang bersarang di pohon dengan cara mengasapi sarangnya.

Rudianto, seorang petani madu hutan biasa berangkat bersama empat orang rekannya untuk mengambil lebah liar. Dia melantunkan timang madu dengan merdu sebagai permohonan keselamatan saat naik ke atas pohon.

“Dengan hati-hati, kaki lelaki 53 tahun ini melangkah satu per satu anak tangga jatak - tangga yang terbuat dari bambu - hingga pada dahan tempat para lebah membuat sarang,” tulis Lusia Arumingtyas dalam Tradisi Muar, Panen Madu Hutan dari Desa Ulak Medang yang dimuat Mongabay.

Inilah Masjid Tertua di Kalimantan Barat yang Indah

Mereka kemudian membuat asap dengan membakar tebauk atau kayu ara yang dikeringkan dan digabungkan hingga seukuran genggaman lalu diikat. Tebauk lalu dipukul-pukulkan ke dahan pohon.

Suara dengungan kepakan sayap lebah yang keluar mengikuti jatuhnya bara api seperti kunang-kunang. Rudianto dan rekannya kemudian naik membawa teronong untuk menyimpan madu, sedangkan dua orang lainnya menunggu di bawah.

“Menyambut teronong saat diturunkan dengan tali dengan berhati-hati agar madu tidak jatuh,” paparnya.

Keterikatan dengan madu hutan

Rudianto mengatakan masyarakat Desa Ulak Medang mempunyai keterikatan terhadap madu hutan. Hal ini terkait dengan nilai budaya, lingkungan dan kearifan lokal yang terus mereka jaga.

Tak hanya madu yang bernilai ekonomi, masyarakat juga memiliki nilai budaya dan kearifan lokal yang masih terjaga hingga kini, seperti dalam penentuan kepemilikan pohon lalao yang banyak ada sarang madu hutan.

“Kepemilikan pohon lalao bisa melalui warisan dari generasi sebelumnya."

Sejarah Kain Tenun Sambas

Biasanya para pemilik pohon membersihkan dahan-dahan agar lebah tertarik membuat sarang. Ketika memasuki bunga pakan mekar, masyarakat akan mengecek sarang. Dalam satu malam, biasa Rudianto panen lima sarang madu.

“Sedikitnya bersama teman-teman bisa memanen madu hingga satu drum (kurang lebih 200 liter) dalam satu pohon saat panen raya tahun 2020,” kata lelaki berusia 53 tahun ini.

Dilakukan setahun 2 kali

Kepala Desa Ulang Medak, Isnaini menyatakan tradisi muar biasa dilakukan setahun sekali atau dua kali, tergantung perkembangan keadaan hutan di desanya yang dihuni lebah. Dalam catatannya ada sekitar 14 batang pohon yang dihuni koloni lebah madu.

Di tradisi kali ini, dia mengaku sudah berhasil memanen 10 batang pohon dan masih ada 4 pohon yang menunggu untuk giliran pemanenan. Untuk 1 pohon sarang bervariasi ada 20 bahkan 55 sarang.

“Madunya bervariasi satu pohon kadang 135 sampai 350 kg bahkan tahun lalu ada sampai 550 kg,” katanya.

Lebah Klanceng Sang Sinar Harapan untuk Biodiversitas di Sudut Ibu Kota

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo menyatakan pemda akan terus melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani lebah madu hutan. Hal ini dengan pemberian bantuan peralatan dan perlengkapan untuk pemanenan.

“Seperti baju pemanen lebah, alat panjat pohon, packaging hingga pelatihan bagi petani lebah madu hutan dan yang terpenting promosi serta pemasaran,” terangnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini